Minggu, 11 Desember 2022

JANGAN ASAL TARIK BUSUR

Memanah adalah olah raga teknik, walau bukan berarti tidak memerlukan kekuatan. Hasil tembakan yang baik dihasilkan dari teknik memanah yang baik apa lagi jika didukung dengan kekuatan yang memadai. Teknik memanah yang benar dan konsisten akan dapat diperoleh dengan latihan teknik. Jarak tembak untuk latihan teknik tak perlu jauh dan lebih baik menggunakan busur dengan draw weight yang ringan.

(Baca juga :  Latihan itu Tidak Asal Menarik Busur dan Melepas Anak Panah)

Latihan teknik menurut saya hanya memerlukan di jarak 5 - 10 meter dengan menggunakan minimal 6 anak panah setiap seri, tetapi jika mempunyai anak panah lebih banyak juga lebih baik.  Apabila kita menggunakan anak panah lebih dari 6 anak panah lebih titik bidik dalam latihan lebih dari satu titik bidik agar anak panah tidak cepat rusak.  Draw weight busur pun biasanya diturunkan.  Latihan pada jarak sedekat itu memang mempunyai konsekuensi.  Di saat teknik mulai menjadi konsisten maka kemungkinan anak panah rusak karena bertabrakan dengan anak panah yang lain, karena itulah disarankan gunakan lebih dari 1 titik bidik.

Hal inilah yang coba kami terapkan kepada Arifin dalam latihan beberapa tahun lalu.  Alhamdulillah, setelah draw weigt busur diturunkan (sesuai saran Coach Sentot) teknik memanah Arifin mengalami kemajuan yang cukup memuaskan, walau baru sehari latihan teknik.  Gambar atas adalah gambar saat latihan pada tanggal 18 Maret 2020, sedang gambar bawah adalah gambar latihan pada tanggal 19 Maret 2020.

Garis kuning pada kedua gambar menunjukkan posisi body form Arifin saat memanah, sedangkan garis merah adalah body form yang diharapkan.

Perubahan dari gambar atas menjadi gambar bawah diperoleh dengan cara memutar sedikit pinggul sebelum memulai drawing, sehingga bahu akan terbawa masuk saat drawing dilakukan.  Satu hal yang pasti, hal itu akan lebih mudah dipraktekkan apabila draw weight busur diturunkan.  Latihan tersebut harus dilakukan berulang kali sehingga diperoleh konsistensi teknik memanah yang benar.

Cukup dulu evaluasi latihan memanah kali ini.  Semoga bermanfaat.

Rabu, 30 November 2022

GANTI BUSUR TENTUNYA MEMPUNYAI KONSEKUENSI

Tulisan ini masih berkait dengan tulisan saya sebelumnya (Ada Apa dengan Panahan Berau?), terutama dalam hal atlit yang memanah tidak menggunakan alat yang biasa dia pergunakan.  Saya sebelum memberikan ulasan perihal tersebut, perlu menjelaskan kepada pembaca, bahwa dalam perlombaan panahan yang biasa diadakan oleh Perpani terdapat beberapa nomor lomba atau biasa juga disebut divisi.  Nomor lomba tersebut dibedakan dari jenis busur yang dipergunakan, yaitu : ronde nasional (biasa juga disebut standar bow), recurve, compound, dan barebow.

Baca juga : Pelatih Sekaligus juga Atlit, Apakah Bisa?

Ronde nasional sesuai namanya hanya dilombakan di Indonesia.  Nomor lomba ini tidak dilombakan di luar negeri.  Busur yang dipergunakan pada nomor lomba ini adalah busur kayu atau laminasi kayu dan bahan lain.  Busur ini secara definisi dan di luar negeri biasa disebut recurve, karena bentuk bilah atas dan bawah yang melengkung.  Busur ini di luar negeri biasa dipergunakan oleh pemanah-pemanah pemula.  Pemanah-pemanah yang lebih senior akan menggunakan busur yang di Indonesia disebut recurve (olympic recurve).

Busur ronde nasional

Busur recurve sedikit berbeda dengan busur ronde nasional.  Perbedaan utamanya adalah dari bahan dasar busur, recurve berbahan dasar metal sedang ronde nasional berbahan dasar kayu.  Berat tarikan (draw weight) busur recurve dapat lebih tinggi daripada busur ronde nasional.  Berat tarikan busur ronde nasional paling berat adalah 40 lbs (1 lbs = 453,6 gram), beberapa merk bahkan hanya sampai 38 lbs.  Sementara busur recurve mempunyai berat tarikan dapat lebih dari 40 lbs.

Busur olympic recurve

Kenapa berat tarikan kedua busur tersebut berbeda?  Hal ini karena jarak tembak dari kedua busur dalam lomba berbeda.  Jarak tembak terjauh dalam lomba panahan ronde nasional adalah 50 meter, sedang jarak tembak pada nomor lomba recurve adalah 70 meter.  Kedua jenis busur ini dipergunakan dapat juga di nomor lomba barebow (dengan melepas sebagian besar asesoris yang ada) dengan jarak tembak sejauh 50 meter.

Busur barebow

Jenis busur ketiga adalah compound.  Busur ini mempunyai berat tarikan tertinggi jika dibandingkan dengan dua busur sebelumnya.  Berat tarikan busur ini dapat mencapai lebih dari 50 lbs.  Mekanisme roda-roda di atas dan di bawah busur ini membuat berat tarikan busur yang berat di saat awal tarikan dapat berkurang hingga lebih dari 50% berat tarikan busur sebenarnya.

Busur compound

BEDA BUSUR, BEDA PULA TEKNIKNYA

Kita dalam memanah diperlukan teknik tertentu sesuai alat yang dipergunakan.  Perbedaan mendasar dari keempat nomor lomba tersebut adalah pada cara menarik tali busur.  Pada nomor lomba ronde nasional, recurve, dan barebow tali busur ditarik dengan menggunakan jari-jari pemanah, sedangkan pada nomor lomba compound tali busur ditarik menggunakan alat khusus (release aid).  Perbedaan kondisi ini tentunya memerlukan teknik yang berbeda pula.

Alat untuk menarik tali busur compound

Teknik memanah pada nomor ronde nasional dan recurve mungkin tidak terlalu berbeda.  Hal yang membedakan mungkin hanya di berat busur dan berat tarikan busur.  Begitu pula dengan nomor barebow, modifikasi dari teknik di ronde nasional atau recurve ke teknik barebow tidaklah terlalu besar, karena yang membedakan dari nomor lomba ini adalah dihilangkannya sebagian besar asesoris pada busur ronde nasional atau recurve.  Hasil tembakan dari ketiga nomor lomba tersebut salah satunya ditentukan oleh proses release.  Anak panah yang dilepas dengan proses release yang baik akan dapat terbang lebih baik.  Hal ini ditentukan oleh jari-jari pemanah saat melepaskan tali busur.

Kondisi ini berbeda dengan nomor compound.  Tali busur pada compound terlepas karena mekanisme yang ada pada release aid bukan oleh jari-jari pemanah.

Baca juga : Latihan itu Tidak Asal Menarik Busur dan Melepas Anak Panah

GANTI BUSUR BERKONSEKUENSI KEPADA PERUBAHAN TEKNIK

Apakah seorang pemanah tidak boleh berganti jenis busur?  Setiap atlit tentu diperbolehkan untuk mengganti jenis busur yang dipergunakan.  Hal ini adalah sebuah pilihan yang tentunya mempunyai konsekuensi tertentu.  Proses belajar memanah menurut saya sebaiknya dimulai di jenis busur barebow.  Penggunaan busur barebow yang minim asesoris akan membantu mengasah logika pemanah.  Pada saat kualitas teknik mengalami peningkatan secara bertahap pula kelengkapan asesoris pada busur tersebut dilengkapi.  Bagi saya hal ini adalah sebagai sebuah bentuk penghargaan atas pencapaian yang telah diraih oleh pemanah tersebut.

Di saat kualitas teknik dari pemanah telah mencapai setidaknya 60 - 75% dari target yang diharapkan, pemanah dapat diberikan pilihan apakah tetap mempergunakan busur yang ada atau berganti ke busur compound.  Apabila pemanah memutuskan untuk tetap di busur tersebut, maka kualitas teknik pemanah tersebut harus terus ditingkatkan agar seluruh asesoris pada busur ronde nasional dapat dipasang.  Proses ini harus terus berlanjut hingga pemanah siap untuk menggunakan busur recurve.

Sementara itu, jika pemanah memilih untuk berganti ke busur compound, maka dia harus dikenalkan kepada teknik yang sedikit berbeda, terutama cara menarik dan melepaskan tali busur.  Pada tahapan sebelumnya pemanah melepas tali busur dengan menggunakan jari-jari yang bersentuhan dengan tali busur, sekarang jari-jari tersebut berada di sebuah alat khusus yang memerlukan teknik yang berbeda pula.

Jadi dalam olah raga panahan prinsipnya memang sederhana, yaitu menarik tali busur dan melepaskannya sehingga anak panah dapat terbang dan menancap di sasaran.  Tetapi terdapat dua hal yang berbeda dalam menarik dan melepas tali busur.  Ada pemanah yang menarik dan melepaskan tali busur dengan menggunakan jari-jarinya.  Ada pula pemanah yang menarik dan melepaskan tali busur dengan menggunakan alat khusus.  Apabila kedua pemanah bertukar posisi, tentunya akan mempunyai hasil yang berbeda.

Jadi kesimpulannya, mengganti busur tidaklah sekedar beradaptasi dan membiasakan diri dengan alat yang berbeda, tetapi juga harus beradaptasi dan membiasakan diri dengan teknik yang berbeda.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada masyarakat tentang olah raga panahan.

ADA APA DENGAN PANAHAN BERAU?

Bismillahi rahmani rahim.  Sengaja saya mulai tulisan ini dengan menyebut nama Allah, karena tulisan ini adalah murni curahan hati saya yang sedih melihat kondisi panahan di Berau.

Hari ini adalah hari pertama perlombaan panahan di event Pekan Olah Raga Tingkat Propinsi Kalimantan Timur (Porprov Kaltim) Tahun 2022 yang kebetulan Kabupaten Berau menjadi tuan rumahnya.  Saya sebagai salah seorang penggiat olah raga panahan tentu saja antusias untuk menyaksikan perlombaan hari ini.  Di hari pertama perlombaan, terus terang saya cukup sedih menyaksikan kondisi di lapangan.

Hari ini nomor yang dilombakan adalah ronde nasional di pagi hari dan barebow di siang atau sore hari.  Dalam tulisan ini saya akan mencoba mengulas hasil lomba di nomor ronde nasional jarak 40 meter.

Terus terang saat melihat hasil lomba di nomor ronde nasional baik putra maupun putri, hasilnya tidaklah memuaskan.  Atlit-atlit Berau berada di peringkat ke-16, 20, dan 21 untuk atlit putra sementara atlit putri berada di peringkat ke-19, 21, dan 22.  Akumulasi dari ketiga atlit putra dan putri jika dimainkan untuk ronde nasional beregu pun keduanya berada peringkat keenam.

Hasil kualifikasi ronde nasional putra jarak 40 meter

Hasil kualifikasi ronde nasional putri jarak 40 meter

Saya akan coba mengulas lebih dalam di atlit putra.  Saya perhatikan di atlit putra terdapat atlit yang biasanya (atau sebelumnya) berlatih menggunakan busur compound, tetapi di event ini dia menembak menggunakan busur ronde nasional.  Hal ini bagi mereka yang bukan penggiat olah raga panahan dianggap tidak menjadi masalah, tetapi bagi kami para penggiat panahan tidaklah demikian.  Kondisi ini tidak sesederhana sekedar ganti alat, karena alat yang berbeda memerlukan teknik yang berbeda.  Hal ini berakibat kepada nilai yang diperoleh.  Hal ini dapat dilihat dari score atlit putra yang berada di peringkat ke-21.  Atlit tersebut biasa menggunakan busur compound, tetapi dalam event ini sepertinya diminta memanah menggunakan busur ronde nasional, dan akibatnya seperti yang terlihat.

Hal yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak ada official atau supporter dari Berau yang memberikan dukungan moril di saat ketiga atlit putra tersebut berjuang untuk Kabupaten Berau.  Hal ini setidaknya yang saya lihat di sesi kedua seri tembakan ke-4 hingga ke-6, semoga sebelumnya ada official yang memberikan dukungan teknis dan moril kepada mereka.

Kenapa hal tersebut saya katakan menyedihkan, karena pada saat saya datang menyaksikan perlombaan tersebut, terdapat seorang atlit putra yang kondisi mentalnya betul-betul "jatuh".  Tembakan atlit tersebut berantakan, bahkan saat saya datang di quiver (tempat menyimpan anak panah) hanya tersisa 5 batang anak panah.  Tembakan pertama pada seri ketiga atau keempat, anak panahnya lepas tidak mengenai target dan tidak ditemukan, sehingga anak panahnya hanya tersisa 4 batang dari seharusnya 6 batang anak panah.  Sementara dari 4 batang yang tersisa setidaknya terdapat 1 batang anak panah dalam kondisi tidak layak untuk ditembakkan.

Dimana posisi official atau pelatih pada saat atlit-atlit ini berlomba?  Menurut saya, seharusnya setidaknya ada 1 orang atlit atau orang yang faham soal panahan berada di dekat ketiga atlit tersebut.  Orang tersebut setidaknya dapat memberikan dukungan moril kepada atlit tersebut, atau setidaknya dapat menjadi penghubung ke pelatih saat atlit mengalami gangguan teknis atas alat yang mereka pergunakan.  Contohnya adalah menghubungkan ke pelatih saat ada anak panah yang tidak layak untuk ditembakkan agar diperbaiki atau diganti dengan anak panah yang lebih baik.

Tulisan ini sepenuhnya adalah curahan hati saya, mungkin apa yang saya tulis tidaklah sepenuhnya benar.  Siapa tahu dari pihak pelatih atau tim pelatih mempunyai strategi tertentu untuk mencapai target di cabang olah raga panahan dalam event Porprov VII Kaltim kali ini.

Besar harapan saya di hari-hari berikutnya hasil yang diperoleh atlit-atlit panahan Berau akan lebih baik sehingga dapat membanggakan Kabupaten Berau.  Aamiin ...

Rabu, 23 November 2022

LATIHAN ITU TIDAK ASAL MENARIK BUSUR DAN MELEPAS ANAK PANAH

Ini adalah tulisan lama yang saya tulis di masa pandemi Covid 19 pada awal Maret 2020.  Pembatasan aktifitas di luar rumah membuat latihan menjadi lebih terfokus dan dapat benar-benar diperhatikan.  Kami selama ini masih kurang memperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya mempunyai peran begitu besar dalam kualitas hasil tembakan seorang pemanah.  Selama ini kami berusaha untuk membentuk membentuk pola pikir seorang pemanah bahwa hasil tembakan diperoleh dari teknik yang benar dan konsisten.  Permasalahan yang muncul di saat event sudah terlalu dekat, maka kami menjadi kurang memperhatikan detail teknik yang baik.  Kami hanya terfokus dari score hasil latihan.  Pemberlakuan pembatasan aktifitas yang berakibat pada ditunda atau bahkan dibatalkan beberapa event lomba membuat kami mempunyai kesempatan untuk membenahi teknik memanah menjadi lebih baik. 

Beberapa hal yang kami perhatikan dalam latihan Arifin di saat itu antara lain adalah :

  • Kepala Arifin ternyata masih miring pada saat aiming, hal inilah yang menurut kami menjadi salah satu penyebab kenapa kepala atau muka Arifin sedikit bergerak (menggeleng kepala) pada saat melakukan release.
  • Badan Arifin ternyata juga masih sedikit condong ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa beban kaki kanan masih lebih besar menahan beban tubuh.  Kondisi ini kalau diperhatikan tidak terjadi pada setiap tembakan, tetapi ini justru menjadi bukti bahwa teknik Arifin masih belum konsisten.

Gambar yang diambil dari atas menunjukkan banyak hal yang masih diperbaiki dari teknik memanah Arifin.  Garis kuning adalah pola yang dibentuk dari teknik memanah Arifin sedangkan garis merah adalah pola yang dibentuk dari teknik memanah yang benar.  Proses untuk membentuk seperti pola garis merah dari pola garis kuning memang bukanlah proses yang mudah.  Proses ini memerlukan ketelatenan dan ketelitian serta ketekunan.

Apa-apa yang saya tulis ini adalah cara saya untuk menjadikan Arifin lebih baik dalam melakukan olah raga panahan.  Kenapa catatan ini saya paparkan di sini, karena saya bukanlah seorang pelatih dan belum pernah mengikuti pelatihan pelatih.  Saya melalui media ini juga akan sangat senang untuk menerima saran dari masukan dari siapapun.

Alhamdulilah di tahun 2022 ini kondisi teknik memanah Arifin telah banyak berubah, semua itu berkat masukan dari banyak pihak dan proses yang tidak dapat dikatakan sebentar. 

Minggu, 23 Oktober 2022

MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (2)

Tulisan saya sebelumnya telah diuraikan pertimbangan umum dalam memilih event perlombaan panahan.  Tulisan kali ini saya akan coba mengulas tentang pemilihan event perlombaan panahan lebih kepada pertimbangan kesiapan atlit.  Hal ini menurut saya akan sangat berpengaruh kepada rencana jangka panjang yang disiapkan untuk atlit tersebut.

Kita dalam memilih event perlombaan panahan menurut saya harus lebih mempertimbangkan kesiapan atlit.  Kesiapan atlit dalam hal ini adalah kesiapan secara teknis dan kesiapan secara psikologis.  Hal yang terkadang terlupa adalah pertimbangan kesiapan psikologis baik di saat lomba atau pun setelah lomba.

Pertimbangan kesiapan atlit terkadang seperti diabaikan jika menghadapi event dengan prestise yang tinggi seperti kejuaraan tingkat propinsi atau tingkat nasional.  Hal ini akan diperparah jika daerah tersebut mempunyai jumlah atlit yang tidak banyak.

Sebagai sebuah ilustrasi adalah event Pekan Olah Raga Pelajar Tingkat Propinsi.  Di beberapa daerah, khususnya di Jawa, event ini diadakan sesuai jenjang pendidikan yang ada.  Jadi, ada Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (Popda) tingkat SD, tingkat SMP, dan tingkat SMA.  Atlit akan bertemu dengan lawan yang setara.  Tetapi ada pula beberapa daerah yang karena alasan tertentu mengadakan event tersebut tidak menurut jenjang pendidikan.  Jadi, event pekan olah raga pelajar diikuti oleh atlit dari tingkat SD sampai dengan SMA.  Event seperti ini memang mempunyai prestise yang tinggi karena atlit akan berlomba sebagai wakil dari daerahnya.  Tetapi pertimbangan kesiapan (teknis dan psikologis) atlit janganlah dilupakan.

Baca juga : KAMI PENUHI JANJI, DIA MEMBALAS DENGAN PRESTASI

Daerah-daerah yang tidak mempunyai banyak atlit akan sedikit memaksakan diri yang penting dapat mewakili daerah dalam event bergengsi tersebut.  Akibatnya atlit-atlit yang masih SD akan bertemu dengan atlit-atlit yang telah duduk di bangku SMP atau SMA.

Atlit yang masih SD biasanya baru dapat menembak di jarak 30 meter sementara jarak tembakan dalam lomba hingga jarak 50 meter.  Pelatih saat melihat kondisi ini biasanya akan mendorong si atlit agar dapat menembak di jarak tersebut antara lain dengan menambah berat tarikan (draw weight) busur sehingga harapannya anak panah yang semula hanya dapat untuk menembak di jarak 30 - 40 meter sekarang dapat mencapai jarak tembak 50 meter.  Kondisi seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa atlit yang secara teknis belum siap dipaksakan agar menjadi siap, tetapi jangan dilupakan bahwa panahan adalah olah raga teknik yang memerlukan konsistensi.  Konsistensi terbentuk bukan proses yang instan.

Hal lain yang tak kalah penting dan malah sering kali dilupakan adalah psikologis atlit.  Komentar yang biasa diucapkan oleh beberapa atlit atas hal ini adalah "Ndak apa, ini bagus untuk latihan mental".  Menurut saya jika di atas kertas atlit kita tidak mungkin menang atau mampu bersaing dengan atlit-atlit yang ada, apa lagi jika secara teknis pun atlit itu belum siap, maka lebih baik atlit tersebut tidak usah diturunkan.  Kondisi seperti ini tentu sangat berpengaruh kepada kondisi psikologis atlit, apa lagi jika usia mereka masih sangat belia.

Akibat yang mungkin terjadi jika kesiapan atlit belum memadai tetapi dipaksakan untuk mengikuti event tersebut adalah gangguan pada teknik memanah dan juga gangguan pada psikologis atlit.

Memanah memerlukan teknik yang baik dan konsisten agar memperoleh hasil tembakan yang baik.  Teknik memanah yang baik dan konsisten tidak dapat dibentuk dengan proses yang instan.  Hal ini harus dibentuk secara bertahap dengan proses yang tidak dapat dikatakan sebentar.  Proses tersebut bisa jadi berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan.  Konsistensi teknik tersebut dapat saja rusak atau terganggu karena hal kecil dan dalam waktu sebentar, tetapi perlu proses yang cukup lama untuk mengembalikannya.  Contohnya adalah saat berat tarikan (draw weight) busur ditambah di saat atlit belum siap untuk hal tersebut.

Atlit yang mengikuti lomba di kelas yang lebih tinggi sudah pasti tidak akan mempunyai peluang untuk menang.  Hal ini secara psikologis tentu akan berdampak kepada atlit.  Dia merasa bahwa usahanya selama ini sepertinya sia-sia, dan bisa jadi akan berakibat kepada penurunan semangat latihan.

Peran seorang pelatih sangat penting dalam menentukan event perlombaan panahan yang tepat untuk diikuti oleh atlit binaannya.  Janganlah pelatih hanya sekedar mengejar prestise dan kebanggaan semu sehingga mengabaikan kesiapan teknik dan psikologis atlit.  Mencetak atlit (terutama cabang olah raga panahan) memang tidak mudah, tetapi membentuk dan memelihara atlit panahan dengan teknik yang baik dan konsisten justru jauh lebih sulit.

Baca juga : MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (1)

MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (1)

Setiap atlit pasti menginginkan event perlombaan atau pertandingan untuk mengetahui hasil latihan yang dilakukan.  Hal ini bukan berarti setiap event dapat diikuti, tetapi perlu adanya pertimbangan tertentu dalam memilih event yang tepat.  Penentuan pilihan tersebut menurut saya antara lain dengan mempertimbangkan kesiapan anggaran dan kesiapan atlit.

Baca juga : PELATIH SEKALIGUS JUGA ATLIT, APAKAH BISA?

Hasil latihan menurut saya tidak harus selalu diketahui dengan mengikuti event-event resmi yang diadakan dengan kepanitiaan tertentu.  Saya mempunyai beberapa pertimbangan dalam pemilihan event terutama di event perlombaan panahan, yaitu : silaturahmi, meraih prestasi dan penjajagan, serta mengejar prestise.

Event untuk Silaturahmi

Keikutsertaan dalam event seperti ini lebih diutamakan untuk menjalin silaturahmi dengan atlit-atlit atau pelatih peserta event tersebut, sementara prestasi tidak menjadi tujuan utama.  Hal ini karena peserta dalam event tersebut biasanya telah saling kenal.

Tempat penyelenggaraan event tersebut pun biasanya tidak terlalu jauh karena salah satu pertimbangannya adalah anggaran yang dikeluarkan diupayakan untuk seminimal mungkin.  Event seperti ini menurut saya dapat berupa latihan bersama atau try out di club-club sekota atau club dari kabupaten/kota tetangga.  Di dalam event tersebut di antara atlit dan pelatih dapat saling bertukar pengalaman.

Event untuk Meraih Prestasi dan Penjajagan

Event seperti ini sebenarnya dalam dilakukan secara terpisah atau pun bersamaan.  Suatu event diikuti karena kita yakin bahwa atlit kita akan berprestasi di event tersebut dan juga untuk melakukan penjajagan agar kita mengetahui posisi atlit kita di nomor lomba tertentu.  Kita juga dapat mengikuti event sepenuhnya karena ingin mengetahui posisi atlit kita di nomor lomba tertentu.

Sebelum memutuskan event tersebut kita telah mengetahui posisi atlit kita sehingga kita dapat memperkirakan hasil yang akan diraih.  Event tersebut juga dapat dipergunakan mengetahui kondisi atlit kita di antara atlit yang lain sehingga dapat disusun program latihan yang tepat agar penampilan atlit menjadi lebih baik.

Event untuk Mengejar Prestise

Event seperti ini biasanya diadakan secara resmi di tingkat kabupaten, propinsi, atau nasional dan bahkan internasional.  Atlit yang dapat mengikuti event seperti ini tentunya akan mempunyai kebanggaan tersendiri karena dipilih untuk mewakili daerahnya.  Kebanggaan atlit tersebut akan semakin meningkat di saat dia berprestasi dan dapat mempersembahkan medali untuk daerahnya.

Event terakhir adalah sebuah pencapaian yang ingin dicapai setiap atlit di setiap tingkatannya.  Hal ini sebagai sebuah bukti bahwa dia atlit terbaik di daerahnya.

Di tulisan yang berikutnya, saya akan mencoba menguraikan pemilihan event perlombaan panahan dengan lebih mempertimbangkan kondisi atlit.

Baca juga : MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (2)

Sabtu, 22 Oktober 2022

MENTARI

Karya : Dewi Mustika Sari (9 Mei 2010)


Kau selalu hadir di pagi hari
Membagi kehangatan dan keceriaan
Di muka bumi

Saat kau tak menampakkan diri
Kami semua bersusah hati
Mengharapkan hadir kembali

Agar peradaban di muka bumi
Berjalan dan berseri kembali

Terima kasih sang mentari
Atas jasamu kepada kami semua selama ini

Selasa, 18 Oktober 2022

PELATIH SEKALIGUS JUGA ATLIT, APAKAH BISA?

Tulisan ini adalah ungkapan atau curahan yang ada di dalam hati dan kepalaku.  Apa yang tertuang di dalam tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.  Saya hanya mencoba membuat pengandaian berdasarkan pengalaman yang saya alami.

Alhamdulillah, saya pernah menjadi seorang atlit yang berkesempatan mewakili kabupaten dalam sebuah event di tingkat propinsi.  Sebagai seorang atlit, saya tahu tugas yang harus saya lakukan adalah berlatih agar dapat memperoleh hasil terbaik.  Latihan tanpa dampingan seorang pelatih tentu akan memberikan hasil yang kurang optimal karena terdapat hal-hal yang hanya dapat diamati oleh orang di luar diri kita sendiri.

Selama 4 tahun terakhir saya mencoba mendampingi putra kami dalam latihan.  Kebetulan olah raga yang ditekuni putra kami sama dengan olah raga yang saya tekuni, yaitu panahan.  Di tahun pertama saya sekedar mendampingi putra kami (Arifin) berlatih.  Jadi Arifin memanah dan saya pun memanah sambil mengamatinya dari jauh.  Tetapi memasuki tahun kedua, intensitas latihanku semakin berkurang dan saya menjadi lebih sering mengamati Arifin latihan.

Saya mulai memperhatikan hal-hal kecil yang menggelitik rasa penasaran.  Misalnya posisi anchor, body form, proses drawing, dan lain sebagainya.  Hal-hal kecil tersebut tidak dapat diamati atau dilihat sambil lalu.  Hal tersebut menurutku harus dilihat lebih dari 3 tembakan untuk memastikan bahwa hal tersebut memang selalu diulang-ulang oleh si pemanah.  Kondisi yang selalu saya hadapi tersebut akhirnya membuat saya benar-benar berhenti menarik busur beralih kepada belajar tentang teknik memanah yang benar agar diperoleh hasil tembakan yang baik.

Di kesempatan yang lain, pernah seorang atlit panahan curhat ke saya tentang apa yang dia alami di olah raga panahan.  Sebagai seorang atlit, oleh pelatih dia diberi target score minimal yang harus dicapai.  Latihan telah rutin dia lakukan, baik saat ada pelatih maupun tidak ada pelatih.  Problemnya adalah score yang dia raih tidak pernah mampu mendekati target yang ditetapkan.  Dia bertanya, bagaimana caranya agar scorenya naik dan target tercapai.  Jawaban yang saya berikan waktu itu adalah saya minta dia berkonsultasi ke pelatih atas kondisi tersebut.  Jujur saya ingin melihat atau memperhatikan cara atlit tersebut memanah.  Saya ingin mengetahui teknik dia memanah, apakah sudah benar atau ada problem dengan alat yang dia pergunakan.  Tetapi niat itu saya urungkan, saya khawatir apa yang saya lakukan akan membuat pelatihnya tersinggung.  Saya khan bukan pelatih dan tidak pernah juga ikut pelatihan pelatih panahan.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah seorang pelatih dapat juga menjadi seorang atlit?  Berdasarkan uraian di atas menurutku sebenarnya agak sulit untuk menjadi pelatih yang sekaligus juga menjadi atlit.  Atlit mempunyai tugas untuk berlatih, sementara pelatih mempunyai tugas membimbing atlit agar menjadi lebih baik.  Tugas pelatih tersebut akan menjadi lebih berat di saat dia memberikan target tertentu kepada atlitnya.  Apalagi seorang pelatih merangkap menjadi atlit, maka di saat atlit binaannya berlatih maka dia pun akan ikut berlatih, sehingga yang terjadi adalah "latbar" (latihan bareng).  Akibatnya, hasil yang diperoleh menjadi tidak optimal, selaku pelatih dia tidak optimal membimbing atlitnya dan selaku atlit dia tidak tidak optimal melakukan latihan.

Solusi apa yang dapat dilakukan?  Pelatih harus memilih salah satu, apakah ingin tetap melatih atau tetap berlatih.  Saya mencoba memberikan gambaran dengan apa yang selama 3 tahun ini saya lakukan walau hanya sekedar mendampingi anak (1 orang) berlatih panahan.  Panahan adalah olah raga teknik.  Pemanah dengan score tertinggi dia akan menjadi juara.  Score tertinggi dihasilkan oleh teknik memanah yang baik dan konsisten.  Proses pengamatan atas teknik memanah yang baik tidak dapat dilakukan dengan melihat 1 - 2 kali tembakan, apa lagi jika bicara tentang konsistensi teknik.  Pengamatan atas konsistensi teknik menurut saya harus dilakukan antar seri tembakan atau antar waktu latihan.  Hal ini terjadi ke seorang atlit, bagaimana jika atlitnya lebih dari satu orang.

Andaikan saya berada di antara 2 pilihan menjadi pelatih atau menjadi atlit, maka saya akan memilih untuk menjadi pelatih agar dapat lebih serius membimbing atlit agar menjadi atlit yang lebih baik.  Semakin besar perhatian kita kepada atlit, maka kita akan semakin mengenal karakter atlit kita sehingga kita dapat menemukan cara bimbingan yang tepat untuk atlit tersebut.  Satu hal lagi, bagi saya seandainya menjadi seorang pelatih panahan, saya akan semakin puas dan bangga apabila semakin banyak atlit binaan saya berada di shooting line (apa lagi saat babak eliminasi).  Hal ini akan menjadi salah satu indikator keberhasilan saya dalam melatih mereka.

Saya harap tulisan ini tidak membuat tersinggung para pelatih apalagi pelatih yang sekaligus merangkap sebagai atlit.  Tulisan ini adalah perandaian jika saya menjadi seorang pelatih. 

Minggu, 16 Oktober 2022

MASIH

Karya : SY Adillah M (20 Januari 2020)


Bait ini ku tulis dengan segenggam kenangan, sejumput harapan, dan segudang perasaan.

Andai kau tau, semesta ku masih milikmu
Malam dan siang ku masih merindu mu
Senja ku yang kini berubah kelabu tanpa mu.

Bukan jarak yg memisahkan kita
Bukan juga karena sudah saling kehabisan rasa
Tapi kita sudah terlalu lelah untuk saling bertahan

Genggaman yang berubah menjadi cengakraman
Tuntunan yang berubah menjadi tuntutan
Aku dan kamu yang saling merasa
seolah digiring dan bukan lagi seiring
Membuat kita merasa tak lagi cocok untuk bersanding.

Kamu indah, pun baik, dan layak, sayangnya bukan untuk ku.
Pun demikian pula aku.

Kita tak lagi searah, tak lagi sewarna, tak lagi senyawa.
Pertengkaran demi pertengkaran yg seolah menjurus kepada akhir yang sama; perpisahan.

Egoku dan egomu yang terlalu berkuasa di atas rasa
Memaksa kita untuk saling menggelorakan amarah
Komunikasi yang tak lagi berjalan dua arah
Hubungan yang kian terasa berat untuk dipertahankan
Hingga akhirnya kita menyerah dan berpisah

Aku meringis, terisak dalam tangis.
Semakin kesini yang kusesap bukan lah rindu tapi pilu
Berpisah dengan mu sesakit ini ternyata
Tapi terus bertahan denganmu tentu akan lebih sakit lagi nantinya.

Aku hanya ingin bilang, terima kasih karena telah mau menemaniku berjuang.

Aku masih mencintai mu. 

Senin, 10 Oktober 2022

KAMI PENUHI JANJI, DIA MEMBALAS DENGAN PRESTASI

Janji tetaplah janji, apa pun yang terjadi janji haruslah ditepati.  Hal itulah yang kami alami terhadap anak kami.  Kami pernah berjanji ke putera kami yang seorang atlit panahan, bahwa setiap tahun inshaa Allah akan ikut minimal 1 kali event perlombaan panahan.  Perlombaan panahan menurut kami adalah salah satu cara untuk mengukur perkembangan hasil latihan sehingga diharapkan dapat meningkatkan semangatnya dalam berlatih.

Baca juga : Atlit Panahan SMPIT Ash Shohwah di Youth Archery Championship 2022, Jakarta

Di awal tahun 2020 dalam sebuah event lokal di Kota Tarakan, Kalimantan Utara putera kami berhasil memperoleh 3 medali emas dan 3 medali perak.  Atas hasil tersebut, kami berjanji kepadanya "Tahun Depan Kita ke Jawa".  Sayang, tak sampai sebulan setelah event tersebut muncul wabah pandemi covid 19 yang membuat hampir semua event olah raga dibatasi.  Selama pandemi kami telah mencoba untuk mengikuti 2 event yang cukup besar di Kalimantan Timur sebagai pengganti event di Pulau Jawa.  Tetapi, kami memutuskan untuk membatalkan keikutsertaan kami padahal biaya pendaftaran telah kami bayarkan.

Selama pandemi Covid 19, praktis putera kami tidak pernah mengikuti perlombaan panahan.  Hal ini ternyata sangat berpengaruh kepada semangat latihannya.  Dia seperti tidak punya target dalam latihan sehingga latihan pun seperti ala kadarnya saja.

Semangatnya sedikit terpompa saat akhir tahun 2021, Pengcab Perpani Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara memintanya untuk menembak sebagai atlit panahan Bulungan dalam Kejurprov Panahan Kalimantan Utara.

Januari 2022, putera kami untuk pertama kali memanah atas nama daerah, yaitu Kabupaten Bulungan.  Hasil kejurprov panahan waktu memang jauh dari yang diharapkan, tetapi setidaknya kembali memompa semangatnya untuk menjadi lebih baik.

Di akhir Agustus 2022, kami memperoleh informasi tentang perlombaan panahan Youth Archery Championship 2022 di Jakarta.  Kami pun memutuskan putera kami harus mengikuti event ini.  Kami tidak memasang target muluk-muluk karena ini adalah pertama kali putera kami mengikuti perlombaan di Jawa, langsung ke Jakarta dimana banyak pemanah-pemanah hebat di sana.  Target kami adalah mengetahui posisi peringkat putera kami di antara pemanah Jabodetabek.

Alhamdulillah selama 2 hari Youth Archery Championship di Jakarta, dia berusaha melakukan hal yang terbaik sebagai pembuktian hasil latihan yang telah dilakukan.  Hasilnya pun tidak mengecewakan, dia dapat membawa pulang medali perunggu yang akan dipersembahkan untuk sekolahnya, SMPIT Ash Shohwah.

Hasil ini benar-benar melampaui target yang kami harapkan.  Terima kasih Arifin, telah membalas upaya kami dengan memberikan prestasi terbaik.  Tetaplah semangat anakku, janganlah prestasi ini membuat dirimu menjadi sombong, tetaplah menjadi anak yang rendah hati.

Minggu, 09 Oktober 2022

ATLIT PANAHAN SMPIT ASH SHOHWAH DI YOUTH ARCHERY CHAMPIONSHIP 2022, JAKARTA

Usaha untuk memperkenalkan sekolah tidak harus melalui prestasi akademik, tetapi juga melalui prestasi olah raga.  Hal inilah yang coba kami lakukan untuk memperkenalkan SMPIT Ash Shohwah ke luar daerah.  Kami mencoba memperkenalkan SMPIT Ash Shohwah melalui olah raga panahan dengan mengikuti Event Youth Archery Championship di Jakarta, tanggal 8 - 9 Oktober 2022.

Baca juga : Mengenalkan SMPIT Ash Shohwah Lewat Panahan

Di dalam event tersebut SMPIT Ash Shohwah diwakili oleh seorang atlit panahan dari Kelas 7 Ikhwan Reguler bernama Priyo Arifin Nugroho.  Arifin di dalam event tersebut mengikuti 2 nomor lomba, yaitu Ronde Nasional SMP jarak 15 meter dan Recurve U17 jarak 30 meter.

Target yang ingin dicapai dalam event tersebut adalah lolos babak kualifikasi di jarak 15 meter dan berlanjut di babak eliminasi, sementara di jarak 30 meter target yang ingin dicapai adalah mengetahui peringkat yang akan diperoleh Arifin di antara atlit yang rata-rata telah duduk di bangku SMA.

Hari Pertama

Perlombaan dimulai dengan lomba di nomor Ronde Nasional SMP jarak 15 meter.  Jumlah peserta yang mendaftar di nomor ini adalah 104 orang atlit tetapi yang kemudian melakukan penembakan adalah 101 orang atlit.  Perlombaan dimulai dengan babak kualifikasi, dimana seluruh peserta akan melakukan penembakan sehingga diperoleh score dari masing-masing atlit.  Data score tersebut kemudian disusun peringkat untuk mengetahui 16 atlit dengan score tertinggi.  Peringkat babak kualifikasi Arifin termasuk ke dalam 16 besar atlit dengan score tertinggi sehingga dia berlanjut ke babak eliminasi.  (link Data Hasil Babak Kualifikasi SMP)

Target untuk Arifin di Ronde Nasional SMP jarak 15 meter berarti telah dicapai dan dimulai dengan penembakan babak per delapan final.  Lawan pertama Arifin adalah Fadhil Zhafran Setiawan dari Blue Feather Archery, alhamdulillah Arifin menang dengan point 6 - 4 dan berlanjut ke babak per empat final.

Di babak per empat final Arifin bertarung seri (point : 5 - 5) dengan Faeyza Razin Nabiel atlit binaan pelatih panahan nasional dari DAD Archery Academy.  Kemenangan Arifin ditentukan oleh tembakan 1 anak panah yang ternyata memperoleh score sama (10) sehingga kemenangan diputuskan dengan mengukur jarak antara anak panah dengan titik poros lingkaran, alhamdulillah anak panah Arifin 1 mm lebih dekat dibandingkan lawannya sehingga Arifin menang dan lanjut ke babak semifinal.

Faeyza Razin Nabiel -- Priyo Arifin Nugroho

Di babak semi final Arifin kalah melawan Budi Sarianto dari DSR Archery Team dengan point 4 - 6, tetapi dia tetap lanjut ke babak final untuk perebutan medali perunggu.  Di babak final perebutan medali perunggu Arifin berhasil mengalahkan Syahmi Baiza Rudianto dari Sa'ad Archery Bandung dengan point 6 - 4 sehingga berhak untuk membawa pulang medali perunggu. (link Bagan Babak Eliminasi Ronde Nasional SMP 15 meter)

Haikal Athariya Susanto -- Budi Sarianto -- Priyo Arifin Nugroho

Hari Kedua

Jumlah peserta yang mendaftar di nomor Recurve U17 adalah 55 orang, tetapi atlit yang hadir dan melakukan penembakan 54 orang.  Di hari kedua Youth Archery Championship diharapkan Arifin dapat tampil dengan lebih tenang walaupun berada di garis tempat dengan atlit-atlit yang secara usia lebih senior dari dirinya.   Alhamdulillah di nomor recurve U17 meski belum optimal, setidaknya Arifin tidak berada di peringkat paling bawah, dia berada di peringkat 32. (link Data Hasil Kualifikasi Recurve U17)

Farrel Joshua Bonar Sianturi -- Priyo Arifin Nugroho -- Moh. Syahdan Abidzar

Pelajaran yang dapat diambil dari 2 hari event Youth Archery Championship 2022 adalah panahan bukan tentang saling mengalahkan, tetapi tentang saling belajar dan menambah teman.  Musuh terbesar seorang pemanah adalah dirinya sendiri.

Selasa, 04 Oktober 2022

LAPORAN PEMOTONGAN TERNAK RUMINANSIA DI UPT RPH BERAU, TRIWULAN 3 TAHUN 2022

Jumlah pemotongan ternak ruminansia di UPT Rumah Potong Hewan (RPH) pada triwulan III adalah 350 ekor ternak sapi, lebih rendah daripada pemotongan triwulan II (555 ekor) dan triwulan I (479 ekor).  Penurunan jumlah pemotongan ternak ruminansia ini kemungkinan terjadi karena adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Wabah PMK di Indonesia ternya juga berpengaruh kepada upaya pengendalian pemotongan ternak ruminansia betina di UPT RPH Berau.  Persentase pemotongan ternak betina yang pada bulan Juli sebesar 25,8% dari total pemotongan meningkat menjadi 43,5% di bulan Agustus, alhamdulillah pemotongan di bulan September mengalami penurunan menjadi 29,6%.

Wabah PMK juga berpengaruh kepada pemasukan ternak ruminansia yang dipotong di UPT RPH Berau.  Ternak sapi yang dipotong di UPT RPH Berau pada bulan September hanya berasal dari dalam Kabupaten Berau dan Propinsi Kalimantan Utara.  Kondisi ini terjadi karena wabah PMK membuat proses pemasukan ternak dari luar Pulau Kalimantan menjadi lebih sulit daripada kondisi sebelumnya.

Kamis, 29 September 2022

PESAN UNTUK MU

Karya : SY Adillah M (14 Januari 2020)


Pekat malam yang menyembunyikan suram
Sendiri aku dalam dekapan lampu yang temaram

Perlahan kubuka lagi memori kita di masa lampau
Masa dimana aku kau anggap berharga
Masa dimana aku kau anggap punya segalanya
Masa dimana hanya denganku lah kamu merasa cukup.

Dulu kita bagai 2 bilangan ganjil yang saling menggenapkan
Bagai dua zat yang melebur dan bersenyawa
Bagai laut dan asin yang tak dapat dipisahkan

Tapi itu dulu, sebelum kau kenal dia
Semenjak dia datang, bukan aku lagi ratu mu
Bukan aku lagi penggenapmu
Dan seketika saja 2 zat itu justru menghanguskan, memupuskan, dan saling menghancurkan.

Jika dulu dengan ku kamu merasa cukup
Kini dengan ku kau justru merasa tak sanggup

Jika dulu dekap ku mampu menghangatkan mu
Kini mendengarkan suara ku saja kau sudah tak mau.

Seberapa hebat dia?  Sampai kau harus membuang ku demi wanita yang bahkan tak pernah memperjuangkan mu

Sebegitu menarik kah dia di mata mu?  Sampai bayang ku pun tak lagi mampu menghampiri mu bahkan di mimpi mu sekalipun.

Tuan, aku tak apa, sungguh, semoga kau bahagia di sana, dengan dia yang kau anggap dapat membahagiakan mu lebih baik dari aku.

Tapi kelak, jika ternyata pilihan mu salah, ku mohon, jangan meminta untuk kembali padaku, karena apa yang telah kau sia-siakan tak akan bisa kembali kau dapatkan.

Selasa, 27 September 2022

BAGAI TELUK ALASKA

 Karya : SY Adillah M (3 Januari 2020)


Kita sudah sama-sama lelah dalam hal pencarian yang tak kunjung berujung saling menemukan.

Kita adalah waktu-waktu yang terbuang percuma,
adalah khayal-khayal yang bahkan tak sempat menjadi nyata,
adalah mimpi-mimpi yang hanya bunga tidur semata.

Kita adalah apa-apa yang bertolak belakang,
berlari ke arah yang berlawanan,
ujung yang tak dapat kita sebut titik temu,
dan peristirahatan yang terasa nyaman tapi ternyata semu.

Kita adalah segala yang indah tapi tak untuk saling memiliki,
kita adalah apa yang sempurna tapi bukan untuk saling 
melengkapi,
kita adalah apa yang bertemu namun tak untuk bersatu.

Kupikir akan terus begitu, aku dengan harap dan anganku,
juga kamu dengan mimpi dan duniamu.

Selasa, 20 September 2022

MENGISI WAKTU DENGAN BUDIDAYA CACING

Setiap kita pasti mempunyai cara untuk mengisi waktu di antara kesibukan dalam aktifitas harian yang kita lakukan.  Sebagian orang mengisi waktu dengan bercocok tanam tanaman hias atau memelihara hewan kesayangan.  Caraku mengisi waktu sedikit berbeda dengan sebagian orang.  Aku coba mencari aktifitas yang tidak terlalu menyita waktu, biaya, dan ruang sehingga muncullah ide untuk melakukan budidaya cacing (vermiculture).

Budidaya cacing menurutku tidak memerlukan waktu yang spesial karena cacing tidak harus diberi makan setiap hari.  Biaya yang diperlukan budidaya pun tidak mahal bahkan sangat murah karena cacing hanya memerlukan limbah (limbah peternakan atau limbah rumah tangga) sebagai sumber makanan.  Wadah budidaya pun tidak akan menggunakan ruang yang luas, karena hanya memerlukan wadah yang tidak besar dan dapat disusun dalam rak-rak.

Budidaya cacing pun sebenarnya dapat memberikan hasil yang secara ekonomis cukup menguntungkan.  Hasil budidaya cacing, setidaknya ada 2 macam, yaitu cacing dan kompos yang disebut vermicompost.  Vermicompost adalah kompos yang menurut beberapa literatur mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi.  Vermicompost ini sangat sesuai digunakan pada tanaman sayuran dan/atau bunga.


Baca juga : Kita Mulai Unjuk Diri

Minggu, 18 September 2022

HALAMAN BELAKANG

Karya : Dewi Mustika Sari (9 Mei 2010)


Kami sekeluarga selalu berlari ke arahmu
Saat panas sang mentari siang hari
Sangat menyengat dan menguras keringat

Kami dapat kesejukan dan kenyamanan
Saat ada di bawah pohon-pohon
Rindang yang ada di belakang rumah

Saat sang mentari mulai bersahabat lagi
Kami sekeluarga pun kembali ke peraduan
Untuk merangkai mimpi yang indah

Selasa, 13 September 2022

KEUNIKAN PEMANAH KIDAL

Memanah adalah olah raga yang kami tekuni selama lebih dari 6 tahun ini.  Di cabang olah raga ini, awalnya kami adalah orang yang benar-benar awam dan buta tentang olah raga ini.  Waktu berjalan, pengetahuanku tentang olah raga ini pun semakin berkembang.

Kami mempunyai 2 orang anak (putri dan putra).  Panahan awalnya kami coba kenalkan ke anak kedua kami yang putra karena sebelumnya terlalu asyik bermain game di depan tv.

Singkat cerita anakku mulai belajar memanah dengan menggunakan busur dari bahan PVC yang harganya murah.  Tujuannya adalah untuk mendorong minatnya atas olah raga ini.  Seandainya minatnya tidak muncul pun ndak masalah, busurnya juga ndak terlalu mahal.  Alhamdulillah minatnya atas olah raga panahan ini cukup besar.

Kami pun mendaftarkan anakku ke sekolah memanah di Sanggap Archery School.  Di saat awal belajar memanah, anakku (Arifin) diajari oleh Ustad Abdul Azis Jabbar untuk memanah dengan menggunakan tangan kanan, walau sebenarnya kami merasa dia mempunyai refleks tangan kiri yang lumayan bagus.  Tetapi, beliau pastilah lebih faham perihal panahan dibandingkan kami.  Sayang Ustad Azis tidak lama mengajar anak-anak kami, karena tak lama kemudian beliau mengundurkan diri dari kegiatan kepelatihan panahan.

Waktu terus berlalu, teknik memanah dan kualitas tembakan Arifin terlihat tidak terlalu berkembang, terlebih sejak Ustad Azis tidak lagi membimbingnya.  Aku pun berusaha mencari informasi dan cara agar teknik memanah Arifin menjadi lebih baik.  Akhirnya, aku mendapatkan informasi tentang mata dominan (dominant eye) dalam olah raga panahan.  Pemanah jika mempunyai mata dominan adalah mata kiri dan mata kiri tersebut tidak dapat dimanipulasi maka disarankan agar memanah dengan tangan kiri.  Aku coba memeriksa, mata dominan anakku apakah mata kanan atau mata kiri.  Ternyata, mata dominan Arifin adalah mata kiri, dan itu pun tidak dapat dimanipulasi agar mata kanannya lebih dominan.  Kami pun memutuskan bahwa Arifin harus memanah menggunakan tangan kiri.

Keputusan memanah menggunakan tangan kiri tentu mempunyai konsekuensi.  Konsekuensi pertama adalah mengganti busur, karena busur untuk pemanah tangan kanan tidak sama dengan pemanah tangan kiri (kidal).  Itu baru busur belum asesoris-asesoris pemanah yang lain.  Perlengkapan pemanah kidal tidaklah mudah ditemukan seperti perlengkapan pemanah tangan kanan, karena jumlah pemanah kidal tidaklah banyak.

Selainnya sulitnya mencari perlengkapan panahan, konsekuensi lainnya adalah saat mengikuti event perlombaan panahan.  Pemanah kidal adalah kelompok minoritas, terkadang hanya terdapat satu orang pemanah kidal dari sekian banyak pemanah, ditambah lagi pemanah kidal menghadap ke arah yang berbeda.  Hal ini tentu akan menarik perhatian penonton, sehingga hal ini pasti akan sangat berpengaruh pada mental Si Pemanah Kidal.  Kondisi ini tentu akan memberikan dua akibat, yaitu membuat mental pemanah semakin turun atau malah akan membuat mental pemanah menjadi terasah semakin kuat.

Keunikan-keunikan dari pemanah kidal ini membuat kami semakin bersemangat untuk mendampinginya dalam setiap event yang diikutinya.  Kami pun bersepakat bahwa Arifin akan mengikuti event minimal dalam setahun 1 kali event.


Baca juga : Berusaha Istiqomah di Olah Raga Sunnah.

Minggu, 11 September 2022

MAAF ARIFIN BUKAN ATLIT BERAU

Memanah adalah olah raga yang telah cukup lama kami tekuni.  Kami mulai mengenal panahan sejak pertengahan tahun 2016.  Kami semula hanya ingin membuat anakku (Arifin) mengurangi waktu bermain game di depan tv dengan bermain keluar rumah, tetapi kemudian olah raga ini menjadi olah raga yang benar-benar kami tekuni secara lebih serius.

Arifin mengenal olah raga panahan saat masih klas 1 SD, berarti sudah lebih dari 6 tahun lalu.  Selama itu pula Arifin telah mengikuti beberapa event perlombaan panahan.  Perlombaan panahan yang terakhir Arifin ikuti adalah Tarakan Open Archery Championship Tahun 2020, dan alhamdulillah dapat membawa pulang 3 medali emas dan 3 medali perak.  Selanjutnya, selama pandemi Covid 19 tidak ada event perlombaan panahan yang diikuti oleh Arifin.

Hasil Tarakan Open Tahun 2020, ternyata telah membuat pihak Propinsi Kalimantan Utara tertarik kepada Arifin dan memintanya agar memanah untuk salah kabupaten di Kalimantan Utara.  Akhirnya pada akhir tahun 2021, salah satu kabupaten tersebut meminta Arifin secara resmi.  Kami sampaikan hal ini kepada Ketua Perpani Kabupaten Berau dan Pelatih Perpani yang sekaligus pengurus utama club tempat kami berlatih.  Ternyata Perpani Kabupaten Berau setuju melepas Arifin untuk Kabupaten Bulungan.  Mulai Bulan Januari 2022, Arifin secara resmi menjadi atlit Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara.  Event pertama yang diikutinya adalah Kejuaraan Panahan Tingkat Propinsi Kalimantan Utara sebagai atlit Kabupaten Bulungan.

Kami sebagai warga Kabupaten Berau tentu ingin Arifin tetap membela Kabupaten Berau dalam event-event perlombaan panahan, baik event resmi yang digelar oleh Perpani maupun event-event yang bersifat terbuka (open).  Arifin sekarang ini hanya dapat membawa nama Berau (dalam hal ini SMPIT Ash Shohwah) saat event-event terbuka seperti Youth Archery Championship (8 - 9 Oktober 2022) yang akan datang.

Semoga kami selalu istiqomah untuk selalu mensyiarkan olah raga sunnah ini, tidak hanya di Kabupaten Berau tetapi di seluruh wilayah dimana tempat kami berada.


Baca juga : Kami Harus Menentukan Pilihan

Jumat, 02 September 2022

KAMI HARUS MENENTUKAN PILIHAN

Event perlombaan adalah sesuatu yang diperlukan oleh para atlit, termasuk juga atlit panahan.  Di dalam event perlombaan panahan, seorang atlit dapat mengukur kemajuan dari latihan yang telah dilakukan.  Di dalam lomba pula, mental atlit dapat diasah agar menjadi siap menghadapi suasana yang berbeda dengan suasana latihan sekaligus mengenal karakter dari lawan-lawan yang ada dalam perlombaan tersebut.  Hal ini penting, karena mental atlit akan sangat mempengaruhi teknik atlit tersebut, terutama di olah raga panahan.

Di dalam beberapa bulan ke depan terdapat beberapa event perlombaan atau kejuaraan panahan.  Hal ini adalah hal yang menggembirakan bagi kami pelaku olah raga panahan.  Event-event tersebut adalah Youth Archery Championship 2022 (YAC 2022) di Jakarta (8 - 9 Oktober 2022), Kejuaraan Nasional Panahan Junior di Yogyakarta (16 - 24 Oktober 2022), dan Pekan Olah Raga Provinsi Kalimantan Utara (Porprov Kaltara), tanggal 13 - 16 November 2022.

Pembaca pasti bertanya-tanya, kenapa ikut event Porprov Kaltara, aku khan warga Berau dan Arifin (anakku) sekolah di SMPIT Ash Shohwah.  Kenapa Arifin tidak mengikuti Proprov Kaltim?  Kami perlu sampaikan bahwa Arifin adalah atlit panahan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.  Cerita lengkap tentang hal ini akan kami sampaikan dalam tulisan yang lain (silakan baca : Maaf Arifin Bukan Atlit Berau).

Semalam kami berdiskusi bersama dengan Arifin terkait 3 event yang akan datang.  Aku sampaikan bahwa kita tidak bisa mengikuti ketiga event tersebut, karena kemungkinan hasil dari salah satu event tersebut tidak akan maksimal.

Hasil diskusi antara aku, anakku, dan juga istriku, dengan mempertimbangkan : a. adanya 2 event yang sangat berdekatan, yaitu : YAC 2022 (8 - 9 Oktober 2022) dan Kejurnas Junior (16 - 24 Oktober 2022); dan b. pertimbangan waktu meninggalkan kegiatan belajar di sekolah.  Dua event yang berselang kurang dari sepekan tidak memberikan waktu yang cukup untuk Arifin beristirahat.  Hal ini kemungkinan akan berakibat kepada penampilannya di saat Kejurnas.  Dua event yang berdekatan praktis akan membuat Arifin meninggalkan kegiatan belajar yang cukup lama.  Hal ini tentu akan berpengaruh besar pada prestasi akademik yang akan diraihnya.

Arifin akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti event Kejuaraan Nasional Panahan Junior di Yogyakarta, tetapi akan tetap mengikuti Youth Archery Championship (YAC 2022) atas nama SMPIT Ash Shohwah, dan selanjutnya akan lebih fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi Pekan Olah Raga Provinsi Kalimantan Utara.  Semoga dengan pilihan ini kami nanti akan pulang tidak dengan tangan hampa, tetapi pulang dengan membawa medali, baik dalam event YAC 2022 maupun Porprov Kaltara 2022.

Semoga Allah memudahkan urusan kami, aamiin ya robbal alamin


Baca juga : Berusaha Istiqomah di Olah Raga Sunnah.

Senin, 29 Agustus 2022

MENGENALKAN SMPIT ASH SHOHWAH LEWAT PANAHAN

Sekolah bagiku tidak hanya menjadi tempat untuk anak menuntut ilmu serta mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.  Menurutku, pemilihan sekolah yang baik akan sangat menentukan hasil yang akan diperoleh.  Terus terang, kepada kedua anak kami aku sering mengatakan, bahwa Kami (bapak dan ibunya) lebih senang mempunyai anak yang berakhlak baik walau tidak terlalu pintar, daripada anak yang pintar tetapi berakhlak kurang baik, tetapi tentu akan lebih senang lagi jika mempunyai anak yang berakhlak baik dan juga pintar.

Setelah lulus SD, aku meminta agar dia meneruskan ke SMP yang masih satu yayasan dengan sekolahnya waktu SD, yaitu SMPIT Ash Shohwah.  Pertimbanganku, sebagai sekolah Islam tentunya pendidikan agama mendapat perhatian yang lebih tanpa melupakan pelajaran yang lain.  Pertimbangan yang lain karena di SMPIT Ash Shohwah dulu pernah ada kegiatan ekstra kurikuler panahan.

Kedua anak kami adalah atlit panahan, anak pertama kami memutuskan untuk mengurangi aktifitas panahan dan ingin lebih fokus untuk kuliah, sedang adiknya hingga saat ini masih aktif melakukan olah raga yang menjadi sunnah rasul tersebut.  Tetapi karena kami tidak mempunyai club dan kami juga bukan atlit Perpani, kami agak repot untuk mencari tempat latihan.  Anakku biasa latihan di samping rumah dengan jarak tembak maksimal hanya 18 meter, sementara untuk lomba pemanah harus memanah hingga jarak 70 meter.

Alhamdulillah setelah melakukan komunikasi dengan pihak sekolah, kegiatan ekstra kurikuler panahan di SMPIT Ash Shohwah dapat dihidupkan kembali.  Anakku pun mendapat tempat latihan yang lebih panjang (hingga 30 meter), serta teman-teman berlatih di sekolah.  Hal yang lebih menggembirakan lagi adalah anakku mendapat ijin untuk latihan panahan setiap pulang sekolah.  Hal ini adalah berkah dari Allah yang diberikan lewat sekolah yang benar-benar tidak kami duga.

Kami benar-benar bersyukur kepada Allah SWT atas dukungan yang diberikan SMPIT Ash Shohwah kepada kami untuk tetap melakukan aktifitas latihan panahan di sekolah.  Wujud terima kasih kami kepada sekolah adalah kami akan membantu memperkenalkan nama SMPIT Ash Shohwah tidak hanya di wilayah Kabupaten Berau, tetapi hingga keluar Propinsi Kalimantan Timur.  Kami akan mengikuti event perlombaan panahan yang bernama "Youth Archery Championship 2022" yang diselenggarakan di Jakarta.  Tujuan utama kami mengikuti event tersebut adalah mengenalkan nama SMPIT Ash Shohwah, syukur-syukur ada medali yang dibawa pulang nanti.

Semoga Allah meridloi dan memudahkan usaha kami.  Aamiin ya robbal alamin

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...