Sabtu, 30 Oktober 2021

MATANYA KOK TERPEJAM?

Aku selalu mendampingi anakku latihan panahan dilakukan hampir setiap hari.  Aku selalu menekankan kepada anakku untuk memanah dengan teknik yang benar dan konsisten.  Memanah jangan mengejar perkenaan anak panah di target, karena perkenaan anak panah adalah hasil dari teknik yang benar dan konsisten.

Selama sepekan ini, aku minta anakku kembali memanah dengan jarak yang lebih pendek, yaitu di jarak 10 meter.  Aku ingin dia lebih fokus kepada teknik dan lebih memperhatikan hal-hal kecil yang sering dilakukan di saat memanah.  Kebetulan latihan ini kami lakukan di samping rumah, sehingga beberapa tetangga ikut memperhatikan.  Mereka ikut memperhatikan semua hal yang dilakukan anakku saat latihan, hingga salah seorang dari mereka nyeletuk, "Kok matanya terpejam?".

Di jarak 10 meter ini, aku memang meminta anakku untuk melakukan blind shoot.  Latihan ini menurutku dilakukan agar pemanah lebih merasakan otot-otot yang bekerja saat melakukan panahan terutama di saat melakukan pergerakan otot belikat (ekspansi) dan pengendalian lengan yang memegang busur (bow hand).  Di saat mata terpejam tersebut, aku berharap anakku dapat merasakan otot-otot yang bekerja, mulai dari otot bahu, otot belikat, otot lengan, dan lainnya.  Seandainya dia dapat mengendalikan pergerakan otot-otot tersebut dengan baik, seharusnya tembakan yang dihasilkan pasti juga lebih baik.

Terus terang aku tidak tahu metode ini apakah dilakukan oleh para pemanah profesional.  Aku hanya menggunakan logika bahwa hasil tembakan yang lebih baik saat dilakukan dengan mata terpejam, menunjukkan bahwa pemanah telah mampu mengendalikan teknik dan konsentrasi di saat memanah.

Jumat, 29 Oktober 2021

ANDAI KITA TAHU SEJAK LAMA

Karya : SY Adillah Murni (12 Februari 2020)


Duhai semesta
Aku berhenti berharap pada manusia
Lalu aku memperpanjang masa kala merapal doa

Aku berhenti mengejar harta
Lalu berbalik arah mencipta bahagia
Aku berhenti hidup untuk pembuktian
Lalu aku menikmati hidup bagai sebuah perjalanan.

Aku berhenti percaya
Lalu berhenti pula kecewa
Sesederhana itu ternyata duhai semesta
Andai ku tahu ilmu ini dari lama
Maka ku yakin luka luka di hati manusia tak akan pernah tercipta 

PRIA DICIPTAKAN UNTUK BERJUANG DAN BERKORBAN

oleh : Samin Barkah, Lc., M.E. (Sumber : Buletin Jumat Al Bina; edisi : 172/2018 M)


"Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya.  Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya" [QS. An-Nisaa : 175]

Segala sesuatu selalu diciptakan berpasang-pasangan.  Inna khalqnakum min dzakarin wa untsa waja'alnakum syuuban wa qabaila lita'arafu ...

Pada abad ke-19 yang lalu ilmuwa Inggris, Paul Dirac mempopulerkan istilah "parite" dan untuk itu dia memperoleh hadiah Nobel di bidang fisika.

"Parite" adalah istilah yang bermakna bahwa seluruh benda yang ada di alam semesta sampai partikel yang kecil tak terlihat kasat mata, ternyata mempunyai pasangannya.

Berabad-abad sebelum Paul Dirac melakukan riset dan menyimpulkan demikian, Allah telah memberitahukan Nabi kita melalui firman-Nya, "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah" [QS. Adz-Zaariyat : 49]

Malam berpasangan dengan siang, hitam dengan putih, baik dengan buruk, tinggi dengan rendah, laki-laki dengan perempuan, ganjil dengan genap.  Segala sesuatu pasti ada pasangannya.

Adakah sesuatu yang tidak berpasangan di dunia ini?

Dalam konteks nilai suatu pasangan, tidak selalu bermakna antagonis.  Seperti baik dengan buruk, siang dengan malam, atau mancung dengan pesek, dan lain-lain.

Banyak bentuk pasangan yang bukan antagonis antara satu dengan pasangannya, tapi lebih kepada saling melengkapi untuk menjadi  keharmonisan.

Hal itu dapat kita lihat pada pasangan genap dan ganjil, istimewa dengan sempurna, demikian seterusnya.  Pasangan tidak selalu bermakna antagonis, satu positif dan satunya negatif, tetapi lebih kepada makna saling melengkapi untuk menjadi keharmonisan.

Pemahaman ini perlu diperjelas dulu sebelum kita melanjutkan bahasan kita tentang tema di atas.

Ketika kita menggunakan kata "wanita" bukan "perempuan", atau perempuan, tidak wanita, maka sementara ini kita pahami saja dulu bahwa semua kata mempunyai makna sesuai konteksnya, tanpa harus menggugurkan yang lain.  Biarlah semuanya menjadi kosa kata dan khazanah kata kita.

Ketika kita ingin mengelompokkan antar pasangan dan hubungan antara satu dengan lainnya, baik hubungan sinonim atau hubungan antonim, maka kita dapat mengelompokkan genap dengan sempurna dan mengelompokkan ganjil dengan istimewa atau unik.

Allah menciptakan bumi lebih dahulu sebelum pria (Adam) diciptakan, kemudian Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya dan Hawa menjadi pasangan hidupnya yang menetap di surga.  Pasangan laki-laki dengan perempuan atau pria dan wanita.  Bumi yang dihuni lebih dari 6,3 milyar orang, kemudian menjadi hamparan yang disiapkan untuk manusia setelah Allah keluarkan dari surga akibat melanggar perintah Allah.  Setelah diterima tobatnya Adam dan Hawa, mereka ditempatkan di bumi yang terhampar luar hingga akhirnya pasangan tersebut Allah pertemukan kembali dan kemudian berketurunan dan menjadi nenek moyang seluruh manusia tanpa kecuali.

Nalar kita mengatakan bahwa Hawa tercipta dari salah satu rusuk Adam yang paling bengkok, maka jumlah rusuk Adam menjadi ganjil dibanding dengan jumlah rusuk Hawa yang masih sempurna jumlahnya.  Kesempurnaan jumlah rusuk ini dapat kita anonimkan dengan jumlah yang genap.  Sementara jumlah rusuk Adam yang sudah berkurang, maka kita dapat anonimkan dengan ganjil.  Dengan jumlah tulang rusuk dengan ganjil ini, pria tetap memiliki keistimewaan dibandingkan dengan wanita.

Wanita yang sempurna jumlah tulang rusuknya menjadi makhluk yang eksis dengan segala kesempurnaan penciptaan.  Kesempurnaan fisik wanita mengundang para penyair dan sastrawan mengungkapkan pujiannya terhadap wanita.  Ribuan bahkan mungkin jutaan baik syair dibuat untuk memuji dan mengekspresikan nilai kesempurnaan seorang wanita.

Belum lagi para seniman yang selalu menjadikan wanita sebagai obyek karya seninya (terlepas dari etika, moral, dan adab).  Ribuan karya sastra lahir dari para sastrawan sebagai ekspresi atas kesempurnaan wanita sebagai makhluk ciptaan Allah.

Pria tercipta dengan kegagahan dan keperkasaan.  Pria diciptakan untuk berjuang demi keluarga.  Ia berjuang untuk masyarakatnya.  Berjuang untuk bangsanya.  Dia juga berjuang untuk agamanya.  Dialah laki-laki yang tercipta untuk berjuang dan untuk berkorban.  Suatu penciptaan yang unik dan istimewa, hingga para malaikat diperintahkan Allah untuk bersujud menghormatinya.  Ciptaan, pria inilah yang menjadi pasangan wanita.  Wanita yang tercipta dengan segala kesempurnaannya.  Yang sempurna berpasangan dengan sosok yang Allah istimewakan karena beban dan amanah yang berani dipikul dan diemban di alam dunia ini.  Mengalahkan makhluk Allah yang lain, meski Allah selalu mengingatkan Allah bahwa dia adalah makhluk yang berpotensi berbuat kezhaliman dan kebodohan.  Itulah yang keistimewaan dan keunikan pria.

Perjuangan dan pengorbanan laki-laki menimbulkan kekaguman kaum wanita.  Kekaguman ini akan menjadi lebih besar ketika didukung dengan postur tubuhnya.  Puluhan, ratusan, bahkan ribuan wanita mengidolakan pahlawannya.

Mengidolakan pria, sang pahlawan.  Dialah laki-laki yang berjuang dan berkorban bukan untuk siapa-siapa.  Lelaki berjuang untuk kebahagiaan keluarga.  Ia berjuang dan berkorban untuk bangsanya.

Pria diciptakan Allah untuk berjuang dan berkorban.  Di atas pundaknya Allah mewajibkan jihad melawan musuh-musuhnya.  Jangan tanyakan tentang keikhlasan padanya.  Tidak ada makhluk yang paling ikhlas dalam memberi selain dari kaum lelaki.  Inilah keunikan dan keistimewaannya.

Karena fitrahnya ganjil dan itu adalah bentuk dari pengorbanan laki-laki bagi hidup dan kehidupannya.  Secara fitrah, laki-laki siap untuk berkorban, dengan memberikan sesuatu yang ia miliki.  Fitrah telah mengajarkannya demikian.  Jadi jangan tanyakan tentang ketulusan, karena laki-laki lebih tulus dibanding perempuan ketika memberi.  Di sisi lain, ruang kosong pada penciptaannya menjadikan dia makhluk yang lemah.  Allah menyebutnya dengan sebutan "kabad".  "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" [QS. Al-Balad : 4]

Manusia juga disifati dengan sifat "halu'a".  "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir" [QS. A;-Maarij : 19]

Bandingkan dengan wanita ketika memberi.  Seberapa besar keikhlasan dan ketulusannya?  Jangan menuntut lebih pada wanita untuk melakukan seperti yang dilakukan pria dalam hal memberi, berjuang, dan berkorban.  Wanita tidak dapat melupakan kebaikan dan pengorbanan yang pernah ia lakukan.  Wanita tidak dapat melupakan jumlah uang yang ia pinjamkan, bahkan mungkin kepada suaminya.  Karena wanita memang diciptakan bukan untuk memberi dan berkorban untuk pria, kecuali alasan cinta yang mampu mengubahnya.

Laki-laki mempunyai tempat yang istimewa di hati istrinya.  Maju mundurnya kehidupan ada pada pundaknya lelaki.

Emosi dan ketahanan wanita relatif lebih baik dibandingkan laki-laki.  Fisiknya menunjukkan kesempurnaan ciptaan Allah, simetris dan proporsional dalam kadar yang relatif yang banyak dibandingkan pria.  Dia diciptakan untuk menenangkan laki-laki.

Menenangkan suaminya, menenangkan anak-anaknya, bahkan menenangkan ayahnya.  Ingatlah sirah Nabi Muhammad saw., ketika Fatimah menghibur dan menenangkan ayahnya, Nabi Muhammad saw. saat membersihkan kotoran yang dilemparkan kaum Quraisy kepadaa Nabi Muhammad sambil menangis.  Tangisan yang mampu menghibur dan menenangkan baginda Nabi Muhammad saw.

Lelaki selalu ingin berpetualang seakan ingin mencari tulang rusuknya yang hilang.  Mencari pasangan untuk ketenangan hidupnya.  Tuntutan alam yang menjadikan laki-laki senang berpetualang dan menantang bahaya agar dirinya eksis sebagai tulang punggung kehidupan.  Tulang punggung keluarga, bahkan menjadi tulang punggung negara yang siap maju di medan pertempuran membela dan mempertahankan kehormatan bangsa dan agama.

Dia menjadi kuat dan perkasa, semakin istimewa di hati istrinya atau para pengagum rahasia yang menanti takdir mungkin menyatukannya.

Ruang kosong pada jiwa manusia lebih ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita.  Jangan sampai lelaki mengalami kesedihan, karena sedih akan membawanya kepada kegundahan dan kelemahannya akan menghancurkannya.

Wanita relatif lebih kuat dalam konteks menjadi sumber kehidupan dan melahirkan kehidupan.  Darinya manusia berkembang biak dan darinya manusia dibina dan dididik untuk melanjutkan semangat perjuangan orang tuanya.  Dia sempurna untuk melakukan tugas mulia itu, menjadi madrasatul ummah, menjadi sekolah bangsa.

Bahkan dalam posisi single parent pun, wanita relatif lebih berhasil dibandingkan dengan pria.

Wallahu a'lam bishshawwab

Sabtu, 23 Oktober 2021

DUNIA ITU HANYA KEPERLUAN

oleh : Dr. Amir Fasihol Fath


"Dan carilah (kebahagiaan) akhirat, yang telah Allah sediakan untukmu, tapi jangan lupa bahagiaanmu dari kenikmatan dunia" [QS. Al Qashash ; 77]

Lalu, apa arti kita hidup di dunia?  Dunia tempat kita mempersiapkan diri untuk akhirat.  Sebagai tempat persiapan, dunia pasti akan kita tinggalkan.  Ibarat terminal, kita transit di dalamnya sejenak, sampai waktu yang ditentukan, setelah itu kita tinggalkan dan melanjutkan perjalanan lagi.  Allah berfirman dalam Al Quran bahwa dunia itu bukan tujuan.  Mari kita simak ayat ini : "Dan carilah (kebahagiaan) akhirat, yang telah Allah sediakan untukmu, tapi jangan lupa bahagianmy dari kenikmatan dunia" [QS. Al Qashash : 77]

Di sini terlihat dengan jelas bahwa yang harus kita kejar adalah kebahagiaan hidup akhirat.  Mengapa? karena di sanalah kehidupan abadi.  Tidak ada mati lagi setelah itu.  Karenanya dalam ayat yang lain Allah berfirman, "winnad daarul aakhirata lahiya alhayawanu" (dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya) [QS. Al Ankabut : 64]

Lalu, apa arti kita hidup di dunia?  Dunia tempat kita mempersiapkan diri untuk akhirat.  Sebagai tempat persiapan, dunia pasti akan kita tinggalkan.  Ibarat terminal, kita transit di dalamnya sejenak, sampai waktu yang ditentukan, setelah itu kita tinggalkan dan melanjutkan perjalanan lagi.  Bila demikian tabiat dunia, mengapa kita terlalu banyak menyita hidup kita untuk keperluan dunia?  Diakui atau tidak, dari 24 jam jatah usia kita dalam sehari, bisa dikatakan hanya beberapa persen saja yang kita gunakan untuk persiapan akhirat.  selebihnya bisa dipastikan terkuras habus oleh kegiatan yang berputar-putar di sekitar dunia.  Coba kita ingat nikmat Allah yang tak terhingga, setiap saat mengalir dalam tubuh kita.  Tapi mengapa kita lalaikan itu semua.  Detakan jantung tidak pernah berhenti.  Kedipan mati yang tak terhitung berapa kali dalam sehari, selalu kita nikmati.  Tapi kita sengaja atau tidak selalu melupakan hal itu.  Kita sering mudah berterima kasih kepada orang yang berjasa kepada kita, sementara kepada Allah yang senantiasa memanja kita dengann nikmat-nikmat-Nya, kita sering kali memalingkan ingatan.  Akibatnya kita pasti akan lupa akhirat.

Dari sini dunia akan selalu menghabiskan waktu kita.  Orang-orang bijak mengatakan bahwa dunia ini hanyalah keperluan, ibarat WC dan kamar mandi dalam sebuah rumah, ia dibangun semata sebagai keperluan.  Karenanya siapapun dari penghuni rumah itu akan mendatangi WC atau kamar mandi jika perlu, setelah itu ditinggalkan.  Maka sungguh sangat aneh bila ada seorang yang diam di WC sepanjang hari dan menjadikannya sebagai tujuan utama dari dibangunnya rumah itu.

Begitu juga sungguh sebenarnya sangat tidak wajar bila manusia sibuk mengurus dunia sepanjang hari dan menjadikannya sebagai tujuan hidup.  Sementara akhirat dikesampingkan.  Namun kita kita memang sedang berada di sebuah zaman yang terbalik.  Keperluan dijadikan tujuan dan tujuan bukan hanya dijadikan keperluan, bahkan tidak diperlukan lagi.  Orang-orang yang sibuk mengurus akhirat menjadi aneh.  Dan orang-orang yang sibuk mengurus dunia dibanggakan.  Bahkan berperang pun dengan menghanguskan sekian jumlah manusia uintuk kepentingan dunia senantiasa dilakukan.  Seakan dunia segala-galanya.

Keterbalikan ini juga terlihat di berbagai segi kehidupan.  Laki-laki bergaya seperti wanita dan wanita bergaya seperti laki-laki.  Siang dijadikan malam, dan malam dijadikan siang.  Orang yang belajar agama merusak agamanya, dan orang yang belajar pada jurusan umum justru berusaha mengamalkan agama.  Dari sini kerancuan definisi dunia dan akhirat.

Kini orang-orang banyak yang tidak bangga jika anaknya rajin ke masjid, pandai mengaji, dan aktif di majlis taklim.  Mereka bangga bila anaknya sekolah di Amerika, menjadi bankir dan lain sebagainya.  Bahkan mereka merasa pesimis terhadap masa depan anaknya jika mereka mondok di sebuah pesantren atau masuk jurusan agama di universitas tertentu.  Akibatnya berduyun-duyunlah mereka menuju universitas umum, dengan harapan nanti mereka akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan.  Padahal semuanya itu kalau mau disadari secara mendalam, sungguh sangat tergantung kepada takdir.

Dalam sebuah perjalanan kembali dari Bogor, menuju Jakarta, di sebuah kereta api, saya bertemu dengan seorang ibu.   Ibu itu dengan nada sedih dan penuh pengharapan bercerita bahwa tiga orang anaknya telah sarjana.  Satunya sarjana di bidang akuntan, lainnya, di bidang komunikasi, dan satunya lagidi bidang sosiologi.  Tapi sedihnya, -- kata ibu itu melanjutkan ceritanya -- bahwa sampai sekarang ketiga anak tersebut masih bingung mencari pekerjaan.  Di sana-sini ribuan orang ngantri melamar kerja.  Begitu panjangnya antrian itu, sampai berdesak-desakanm sikut-menyikut, sogok-menyogok, jilat-menjilat, dan seterusnya.  Sungguh dunia memang perangkap, maka makin banyak manusia yang tertipu.  Ya, sadarilah wahai saudaraku, bahwa dunia itu hanyalah keperluan.  Mengapa harus menghabiskan waktu sedemikian banyaknya berlebih-lebihan mengejar keperluan, sapai harus saling membunuh dan berperang? sedangkan tujuan kita lupakan.  Ingatlah bahwa akhirat adalah tujuan kita yang hakiki.  Jalan kita di dunia akan terbuka lempang bila kita selalu ingat tujuan hakiki kita.

Wallahu a'lam 

Jumat, 22 Oktober 2021

BIDAN DI DESA

Karya : Dewi Mustika Sari (7 Mei 2010)


Tanpa lelah kau bekerja
Siang dan malam
Kau hadapi penuh dengan kesabaran
Dan keikhlasan

Cobaan yang datang kau jadikan kawan
Kau tetap tegar bagai batu karang di lautan
Hujan dan badai kau hadapi
Lautan luas pun kau seberangi

Demi mencapi cita-cita
Dan masa depan yang hakiki
Mengabdi pada ibu pertiwi
Hingga ajal tiba nanti

Minggu, 17 Oktober 2021

APA BEDA KAMI DENGAN MEREKA

Jam kantor suatu institusi pemerintahan setahuku adalah dimulai pukul 07.30 hingga pukul 16.00.  Di sela waktu tersebut di antara pukul 12.00 – 13.00 terdapat aturan tak tertulis untuk melakukan ibadah siang dan makan siang, yang biasanya waktu tersebut digunakan untuk pulang ke rumah, istirahat.

Aku kebetulan mendapat tugas di suatu unit yang memberikan pelayanan.  Pelayanan yang kami berikan dibagi ke dalam 2 sub unit dengan waktu pelayanan yang berbeda, yaitu sub unit pertama memberikan pelayanan mulai sekitar pukul 00.00 hingga pagi hari sekitar pukul 10.00, sedang unit kedua pelayanan diberikan mulai pukul 13.00 hingga sekitar pukul 19.00 di malam hari.  Aku bersama staf administrasi bertugas sesuai kantor induk, yaitu mulai pukul 07.30 hingga pukul 16.00.

Selama masa pandemi Covid 19, sebagian besar kegiatan perkantoran mengalami perubahan jam kerja atau bahkan menerapkan Sistem Bekerja dari Rumah (Work From Home = WFH).  Hal ini sangat berbeda dengan kami.  Kami tidak dapat melaksanakan Sistem WFH, karena pengawasan atas pelayanan yang kami berikan tidak ada hari libur.  Kami akan libur apabila pasar juga libur, karena produk atas pelayanan yang berikan menyangkut kepada hajad hidup orang banyak.

Kondisi pandemi Covid 19 sebenarnya sama sekali tidak mempengaruhi jam kerja kami.  Sebelum Covid 19 melanda, kami pun tetap melaksanakan tugas kami di saat teman-teman di kantor induk dan sebagian besar teman yang lain telah menikmati Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri.  Kami pada saat itu bahkan bertugas lebih berat dari hari-hari biasa.  Malam hari pun kami tetap bertugas, demi memberikan pelayanan yang baik.

Suatu pagi, aku meninggalkan rumah sekitar pukul 08.00.  Waktu berangkat yang terhitung agak lambat, karena aku berencana singgah di kantor induk untuk beberapa urusan.  Tak sampai 5 menit, aku telah sampai di kantor induk, karena rumahku memang tidak seberapa jauh dari kantor induk, sedang kantor tempat aku bertugas berjarak sekitar 7 km dari rumah.

Di kantor induk, aku perhatikan beberapa ruangan masih terlihat kosong karena stafnya belum hadir, bahkan ada ruangan yang masih berkunci.  Ini khan aneh ...  Jam kerja kita khan tidak mengalami perubahan.  Kita masih menggunakan jam kerja yang sama dengan jam kerja sebelum pandemi.  Aku berpikir, pada jam segitu seharusnya 75% staf kantor sudah berada di kantor.

Pada kesempatan lain, sekitar pukul 14.45 aku meninggalkan kantorku untuk menuju ke kantor induk, ada beberapa urusan dengan salah satu bagian di kantor induk.  Perhitunganku sekitar pukul 15.00 aku telah sampai kantor induk dan setelah selesai urusan sekitar pukul 16.00 dapat langsung pulang ke rumah.  Tetapi apa yang kudapati di sana?  Satu sisi gerbang kantor telah ditutup dan kantor terlihat sepi.  Aku pikir, mungkin ini karena adanya pandemi Covid 19 sehingga perlu dilakukan pembatasan lalu lintas tamu di kantor.  Di teras kantor, aku bertemu dengan penjaga kantor yang sedang menyapu teras dan berkata, bahwa kantor sudah tutup karena operasional hanya setengah hari.

Aku tak habis pikir, kenapa operasional kantor menjadi hanya setengah hari?  Level PPKM daerah kami khan sudah turun dari PPKM Level 4 menjadi PPKM Level 3, tapi operasional kantor kok malas seperti ini?  Masih belum cukup kah kenikmatan yang mereka peroleh selama ini?  Di saat mereka menikmati Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri, kami masih bertugas bahkan hingga malam hari.  Di tengah pandemi pada level PPKM berapa pun kami masih tetap bertugas seperti biasa, di saat itu mereka mendapat nikmat dengan WFH mulai dari 25% bahkan hingga 100%.  Di saat mereka refreshing dalam bungkus tugas dinas ke lokasi dan mendapat penghasilan tambahan dari kegiatan tersebut, kami tidak mendapat tambahan penghasilan apa pun bahkan sering kami mengeluarkan uang pribadi untuk hal-hal yang tak terduga demi pelayanan yang kami berikan.

Kami tidak iri, tapi andaikan kami iri pun rasanya sangat manusiawi.  Kami hanya mengingatkan tugas kita masing-masing, bahwa tugas kita adalah memberikan pelayanan.  Kami adalah bagian dari masyarakat yang kalian harus layani.  Posisi kita di sini sebenarnya sama.  Kita punya aturan jam kerja yang sama, jadi kalau kami datang ke kantor induk dengan harapan dapat berurusan tetapi gagal karena “Jam Kantor Kalian Hanya Setengah Hari” rasanya lumrah kalau kami menjadi kecewa. 

Sabtu, 16 Oktober 2021

CINTA ?

Karya : SY Adillah Murni


Tertatuh aku dalam perih
Terisak aku dalam sesak
Entah apa namanya
Entah apa sebutannya
Kurasa hanya sakit dan nestapa

Orang bilang cinta itu indah
Dari sisi mana?
Kulalui banyak perih
Hingga tak mampu membuka hati
Terlalu banyak kecewa
Hingga tak mau percaya lagi

Bodoh namanya, bila tahu takkan berujung bahagia
Tapi tetap memaksa
Buang waktu jika memberi harap
Pada orang yang nyata pencipta luka?

Orang yang paling kau cinta
Orang yang menusuk dan mengoyakmu
Orang yang paling membuatmu bahagia kelak
Orang yang paling kau hindari nanti

Memang begitu peredarannya
Kututup hatiku
Dari segala harap, percaya, atau cinta

Ketahuilah
Aku pernah begitu mencinta
Akhirnya dibuat kecewa
Terluka begitu hebat


Rabu, 13 Oktober 2021

ANTARA AMBISI DAN PRESTASI

Mengikuti suatu event resmi cabang olah raga mewakili daerah adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang atlit. Hal itu bisa jadi menjadi ambisi setiap atlit, begitu pula dengan kami. Sebagai orang tua yang selalu mendampingi proses anak dalam latihan, kami tentu ingin anak kami dapat mewakili daerah kami. Tetapi kami tak ingin ambisi ini mengalihkan kami dari rencana jangka panjang yang telah dipersiapkan.

Beberapa waktu lalu kami mendapat tawaran agar anak kami dapat ikut bertanding Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Tingkat Propinsi mewakili kabupaten. Sebuah tawaran yang menarik hati, karena event tersebut adalah event yang cukup bergengsi. Tawaran tersebut, tidak dapat kami terima dengan mempertimbangkan rencana jangka panjang yang menurut kami lebih penting.

Pertimbangan utama kami menolak tawaran tersebut adalah karena event Popda di Propinsi kami tidak sama dengan event Popda yang diadakan di Jawa. Kita ambil contoh event Popda di Propinsi Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, Popda dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Popda Tingkat SD, Popda Tingkat SLTP, dan Popda Tingkat SLTA. Hal ini tentu akan terasa lebih adil, karena setiap atlit akan berhadapan dengan lawan yang setingkat.

Hal ini berbeda dengan Propinsi Kalimantan Timur tempat kami berdomisili. Di Kalimantan Timur, event Popda diadakan hanya pada satu tingkatan, tidak dibedakan dalam kelompok SD, SLTP, atau SLTA. Peserta event Popda di Kalimantan Timur, adalah atlit dari jenjang SD sampai SLTA, sehingga mungkin saja terjadi bahwa anak SD akan berhadapan dengan anak SLTA.

Anakku adalah salah satu atlit panahan yang telah cukup lama berlatih panahan. Dia mulai belajar olah raga panahan waktu klas 1 SD dan sekarang dia telah klas 6 SD. Secara pengalaman berlatih, anakku memang telah cukup lama mengenal olah raga panahan, tetapi kalau harus diturunkan di event Popda dan berhadapan dengan atlit lain yang umurnya hingga 6 tahun di atasnya, rasanya kok belum pas.

Beberapa orang memang berpendapat, itu khan jadi ajang untuk melatih mental tanding, karena kesempatan itu jarang terjadi. Pendapat tersebut tidak salah, tetapi menurutku juga tidak sepenuhnya benar. Kami lebih memikirkan mental atlit dan rencana jangka panjang yang telah disiapkan. Secara mental, menurutku kondisi ini tidak baik untuk mental atlit. Secara perhitungan di atas kertas, anak SD akan sangat berat untuk dapat bersaing dengan anak SLTA, terlebih beberapa atlit panahan Kaltim dalam PON Papua yang masih duduk di bangku SLTA.

Keputusan ini mungkin terkesan menyia-nyiakan kesempatan. Tetapi kami tak sekedar mengejar ambisi dan prestise semata. Kami tentu akan sangat bangga jika anak kami dapat mewakili daerah kami, tetapi kami tak ingin sekedar mewakili. Kami ingin anak kami juga dapat menyumbangkan prestasi. Kami senantiasa berusaha dan berdoa, agar anak kami dapat mewakili daerah kami dari mulai tingkat propinsi hingga tingkat nasional bahkan internasional.

Selasa, 12 Oktober 2021

MANAJEMEN PEMBELANJAAN DAN POLA KONSUMSI ISLAMI

oleh : Dr. Setiawan Budi Utomo; Sumber : Buletin Jum'at AL - BINA, 01 Rabiul Awal 1432 H

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.  Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.  Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melaikankan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya.  Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan" [QS. At-Thalaq (65) : 7]

Yang dimaksud dengan pengeluaran atau pembelanjaan adalah mengelola harta yang halal untuk mendapatkan manfaat material atau pun spriritual sehingga membantu para anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.  Dalam hal ini terdapat beberapa jenis pembelanjaan yang bermanfaat bagi generasi yang akan datang, dan pembelanjaan dengan jalan baik (amal shaleh) untuk mendapatkan pahala di akhirat, seperti zakat dan sedekah.  Syariat Islam mengajarkan beberapa aturan yang mengatur pembelanjaan keluarga muslim, di antaranya secara garis besar adalah :

1. Komitmen pembelanjaan dan pemenuhan kebutuhan dana adalah kewajiban suami

Suami bertanggung jawab mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya sesuai dengan kebutuhan dan batas-batas kemampuannya.  Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang menafkahkan hartanya untuk istri, anak, dan penghuni rumah tangganya, maka ia telah bersedekah" (HR. Thabrani).  Hadits ini mengisyaratkan bahwa pemenuhan kebutuhan dana atau pembelanjaan untuk anggota keluarga itu akan berubah dari bentuk pengeluaran yang bersifat matertial (nafkah) menjadi pengeluaran yang bersifat spiritual ibadah (infaq) yang membawa pahala dari Allah.  Rasul saw bersabda dalam Haji Wada' : "Ayomilah kaum wanita (para istri) karena Allah, sebab mereka adalah mitra penolong bagimu.  Kamu telah memperistri mereka dengan amanah Allah dan kemaluan mereka menjadi halal bagimu dengan kalimat Allah.  Kamu berhak melarang mereka untuk membiarkan orang yang engkau benci memasuki kediamanmu.  Mereka berhak atasmu, untuk dipenuhi kebutuhan nafkah dan pakaian secara lazim".

Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan pernah mendatangi Rasulullah dan bercerita bahwa Abu Sufyan adalah seorang suami yang pelit, "Ia tidak pernah memberiku dan anak-anakku nafkah secara cukup.  Oleh karena itu aku pernah mencuri harta miliknya tanpa sepengetahuannya".  Lalu rasul bersabda : "Ambillah dari hartanya dengan ma'ruf (baik-baik) sebatas apa yang dapat mencukupimu dana anakmu" (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Kewajiban menafkahi orang tua yang membutuhkan

Di antara kewajiban anak adalah memberi nafkah kepada orang tuanya yang sudah lanjut usia (jompo) sebagai salah satu bentuk berbuat baik kepada orang tua, seperti diisyaratkan Al Quran : "Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". [QS. Al-Isra : 23].  Rasul bersabda : "Kedua orang tua itu boleh makan dari harta anaknya secara ma'ruf (baik) dan anak tidak boleh memakan harta kedua orang tuanya tanpa seijin mereka" (HR. Dailami).

Menurut Ibnu Taimiyah, seorang anak yang kaya wajib menafkahi bapak, ibu, dan saudara-saudaranya yang masih kecil.  Jika anak itu tidak melaksanakan kewajibannya, berarti ia durhaka terhadap orang tuanya dan berarti telah memutuskan hubungan kekerabatan.  Selain itu, suami dan istri harus percaya bahwa memberi nafkah kepada kedua orang tua adalah suatu kewajiban seperti halnya membayar utang kedua orang tua yang bersifat mengikat dan bukan sekedar sukarela.  Hal ini tidak sama dengan memberikan sedekah kepada kerabat yang membutuhkan yang sifatnya kebajikan.

3. Istri boleh membantu keuangan suami

Jika seorang suami tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya karena fakir, istri boleh membantu suaminya dengan cara bekerja atau berdagang.  Hal ini merupakan salah satu bentuk ta'awun 'ala birri wat taqwa (saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan) yang dianjurkan Islam.  Selain itu, istri pun boleh memberikan zakat hartanya kepada suaminya yang fakir atau memberi pinjaman kepada suami apabila suami tidak termasuk fakir yang berhak menerima zakat.

4. Istri bertanggung jawab mengatur keuangan rumah tangga

Telah dijelaskan bahwa suami wajib berusaha dan bekerja dari harta yang halal, serta istri bertanggung jawab mengatur belanja dan konsumsi keluarga dalam koridor mewujudkan lima tujuan syariat Islam, yaitu dalam rangka memelihara agama, akal, kehormatan, jiwa, dan harta.  Sabda Rasulullah, "Istri adalah pengayom bagi rumah tangga suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas aset rumah tangga yang diayomi" (HR. Bukhari).  "Bila seorang istri menyedekahkan makanan rumah tanpa efek yang merusak kebutuhan keluarga, maka dia mendapatkan pahala dari amalnya.  Demikian pula suami mendapatkan pahala dari hasil usahanya, demikian pula pelayan mendapatkan bagian pahala tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun" (Hr. Thabrani).

5. Istri berkewajiban untuk hemat dan ekonomis

Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan jatuh miskin orang yang berhemat" (HR. Ahmad).  Selain itu ia harus realistis menerima apa yang dimilikinya (qana'ah).  Rasul bersabda, "Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rizki cukup dan menerima apa yangAllah berikan kepadanya" (HR. Muttafaq 'Alaih)

6. Seimbang antara pendapatan dan pengeluaran yang bermanfaat

Istri tidak boleh membebani suami dengan beban kebutuhan dana di luar kemampuannya.  Ia harus dapat mengatur pengeluaran rumah tangganya seefisien mungkin menurut skala prioritas sesuai dengan penghasilan dan pendapatan suami, tidak boros, dan konsumtif [QS. Al-Baqarah : 236, 286].  Abu bakar pernah berkata, "Aku membenci penghuni rumah tangga yang membelanjakan atau menghabiskan bekal untuk beberapa hari dalam satu hari saja".

Ketika Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja dan  berusaha dengan baik.  Islam juga menganjurkan agar hasil usahanya dikeluarkan untuk tujuan yang baik dan bermanfaat.  Keluarga muslim dalam mengelola pembelanjaan, harus berprinsip pada pola konsumsi Islami, yaitu berorientasi kepada kebutuhan (need) di samping manfaat (utility) sehingga hanya akan belanja apa yang dibutuhkan dan hanya akan membutuhkan apa yang bermanfaat [QS. Al-Baqarah : 172; QS. Al-Maidah : 4; QS. Al-A'raf : 32].  Dalam berumah tangga, suami-istri hendaknya memiliki konsep bahwa pembelanjaan hartanya akan berpahala jika dilakukan untuk hal-hal yang baik dan sesuai dengan perintah agama.

7. Skala prioritas pengeluaran (Perlu/Needs vs Ingin/Wants)

Islam mengajarkan agar pengeluaran rumah tangga muslim lebih mengutamakan pembelanjaan kebutuhan-kebutuhan pokok sehingga sesuai dengan tujuan syariat,  Ada tiga jenis kebutuhan rumah tangga, yaitu :
a. Kebutuhan Primer : yaitu nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang diperkirakan dapat mewujudkan lima tujuan syariat (memelihara, jiwa, akal, agama, keturunan, dan kehormatan).  Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan, dan pernikahan.
b. Kebutuhan Sekunder : yaitu kebutuhan untuk memudahkan hidup agar jauh dari kesulitan.  Kebutuhan ini tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi.  Kebutuhan ini pun masih berhubungan dengan lima tujuan syariat.
c. Kebutuhan Pelengkap : yaitu kebutuhan yang dapat menambah kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia.  Pemenuhan kebutuhan ini tergantung pada kebutuhan primer dan sekunder serta semuanya berkaitan dengan tujuan syariat.

Prioritas konsumsi dan pembelanjaan ini juga berkaitan dengan prioritas hak-hak, yaitu hak terhadap diri (keluarga), Allah (agama), dan orang lain.  Orang lain juga diukur menurut kedekatan nasab dan rahim, yang paling utama adalah orang tua kemudian saudara. [QS. Al-Anfal : 75].  Aplikasi aturan-aturan di atas menuntut peran ibu rumah tangga yang memperhitungkan pengeluaran rumah tangga secara bulanan berdasarkan tiga kebutuhan di atas, dengan tetap menyesuaikanya dengan pendapatan, sehingga rumah tangga muslim terhindar dari masalah-masalah perekonomian yang ditimbulkan atau sikap boros untuk hal yang bukan primer.

Islam mengharamkan pengeluaran yang berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan karena dapat mengundang kerusakan dan kebinasaan.  Allah berfirman, "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (suatu mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan) kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya" [QS. Al-Isra' : 16].  Selain itu, bergaya hidup mewah merupakan salah satu sifat orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah.  Firman-Nya : "Pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia" [QS. Al-Mu'minun : 33]

8. Bersikap pertengahan dalam pembelanjaan

Islam mengajarkan sikap pertengahan dalam segala hal termasuk dalam manajemen pembelanjaan, yaitu tidak berlebihan dan tidak pula kikir atau terlalu ketat.  Sikap berlebihan adalah sikap hidup yang dapat merusak jiwa, harta, dan masyarakat, sementara kikir adalah sikap hidup yang dapat menimbun-memonopoli dan menganggurkan harta.  Kedua pola ekstrim dalam konsumsi itu mendekati sifat mubadzir.  Firman Allah : "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian" [QS. Al-Furqon : 67].

Jika pembelanjaan kita telah sesuai dengan aturan-aturan Islam, Allah akan memajukan usaha kita serta melipatgandakan pahala dan berkar-Nya.  Bahkan Allah akan memberikan kelebihan hasil usaha agar kita dapat menyimpan dan menabungnya untuk menjaga datangnya hal-hal yang tidak terduga atau untuk menjaga kelangsungan hidup generasi yang akan datang.

Wallahu a'lamu bishshawab

Jumat, 08 Oktober 2021

GALAU

Karya : Dewi Mustika Sari (5 Oktober 2012)


Hari ini aku memulainya
Dengan tidak menyenangkan
Dipenuhi dengan tegang
Dan keributan
Yang tak jelas ujung pangkalnya

Semua berawal karena masalah
Yang ditimbulkan oleh adikku
Mengenai tanggungan utang
Yang harus dibayar
Kuanjurkan semampunya

Yang penting tiap bulan lancar
Dia mencicil
Sesungguhnya aku tak tega
Apalagi saat ini dia
Dalam keadaan berbadan dua

Tetapi aku diharapkan 
Dua pilihan yang sangat sulit
Antara menurut perintah suami
Dan membela adikku
Namun setelah kupikir

Dengan hati yang tenang
Dan kepala dingin
Aku putuskan
Untuk menuruti
Perintah suami

Demi kebaikanku
Adikku
Dan juga suamiku
Meski beberapa hari
Kuisi dengan derai air mata dan sesak di dada

Selasa, 05 Oktober 2021

ANALISIS RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) DENGAN JAMOVI

Artikel sebelumnya penulis telah membuat sedikit ulasan tentang Software Jamovi dibandingkan Software SPSS yang lebih dahulu terkenal. Kali ini penulis akan mencoba membuat artikel tentang penggunaan Software Jamovi untuk analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Contoh Kasus :

Pada musim panen 1983/1984 di daerah Sukomor, Nganjuk telah diadakan pengujian 4 varietas tanaman kenaf (Hc 48, Hc 33, Hc G1, dan Hc G4).  Percobaan dilakukan dengan 5 ulangan di lahan berukuran 4,8 m x 9 m, jarak tanam 20 cm x 15 cm dengan 1 tanaman per lubang tanam.  Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) di petakan sawah yang kesuburan tanahnya homogen.  Hasil serat per petak percobaan dikonversikan ke dalam ton/ha dengan denah percobaan seperti gambar di bawah ini.

Keterangan :
A = varietas Hc 48
B = varietas Hc 33
C = varietas Hc G4
D = varietas Hc G1

Pertanyaan :

Apakah daya hasil keempat varietas kenaf di Sukomor tersebut berbeda atau tidak?

Penyelesaian :
Kita perlu menyiapkan tabel bantu untuk mempermudah proses input data di Software Jamovi.

Hal yang perlu diketahui bahwa di dalam Jamovi seperti halnya SPSS sebaiknya tidak mencantumkan data berbentuk karakter huruf, pastikan semuanya adalah angka.  Pada contoh kasus ini perlakuan (varietas A hingga D disimbolkan dengan angka 1, 2, 3, dan 4); sedang ulangan disimbolkan dengan angka 1 hingga 5.

Langkah-langkah penggunaan Jamovi :

  • Jalankan aplikasi Jamovi dan tunggu hingga layar kerja siap.

Perhatikan bagian kiri atas terdapat taskbar [variables]; [Data]; [Analyses]; dan [Edit]

  • Mengedit [variables]

Pilih dan klik taskbar [variables] untuk mengedit variabel data yang kita punya sekaligus menyiapkan tempat untuk data yang akan kita masukkan.  Setelah taskbar [variables] di-klik maka akan tampil menu seperti di bawah ini.

Pilih menu [Edit] untuk mulai mengedit variabel menyesuaikan variabel dari data yang kita miliki, sehingga tampilan berubah menjadi tampilan berikut ini.

Pada tanda panah merah (DATA VARIABLE) ketikkan “Perlakuan” dengan menindih huruf “A” tersebut, kemudian pilih Measure type ke nominal, kemudian klik tanda > (lingkaran merah) jika proses edit variabel A telah selesai dan kita akan mengedit variabel B.  Tampilan menu selanjutnya akan berubah seperti gambar di bawah ini.

Lanjutkan proses mengedit variabel B seperti variabel A tetapi diubah variabel B menjadi ulangan.  Variabel C kemudian diubah menjadi Hasil, tetapi “Measure type” diubah menjadi “Continuous”.  Jika variabel ini tidak diubah, maka proses perhitungan tidak akan dapat dilakukan.

Setelah semua variabel di-edit maka tampilan variabel yang digunakan untuk analisis menjadi seperti gambar di bawah ini.

  • Input Data

Variabel telah selesai di-edit sesuai kondisi data hasil penelitian, sehingga proses input dapat dapat mulai dilakukan.  Klik-lah taskbar [Data] maka tampilan layar kerja akan berubah menjadi seperti gambar di bawah ini.

Silakan klik tanda panah dalam lingkaran merah untuk memperluas lembar kerja.  Proses input dapat dilakukan dengan meng-copy data yang telah disiapkan dari aplikasi lain (misalnya excel) dan di-paste di lembar kerja, atau diketik secara manual pada lembar kerja.

  • Proses Analisis Sidik Ragam (RAL)

Apabila data telah di-input pada lembar kerja maka proses pehitungan atau analisis data dapat dimulai.  Klik taskbar [Analyses] dan pilih menu ANOVA sehingga akan muncul sub-menu di bawah menu ANOVA tersebut.  Pilihlah sub-menu ANOVA untuk analisis Rancangan Acak Lengkap.

Setelah sub-menu ANOVA di-klik maka tampilan lembar kerja akan berubah seperti gambar berikut ini.

Pindahkan variabel Hasil ke kolom [Dependent Variabel} dan variabel Perlakuan ke kolom [Fixed Factor].  Proses perhitungan akan langsung berjalan pada saat variabel-variabel tersebut dipindahkan.

  • Interpretasi Hasil Analisis

Gambar tabel di atas menunjukkan hasil analisis RAL dengan Jamovi.  Di dalam tabel tercantum nilai jumlah kuadrat (Sum of Squares) dari perlakuan dan galat; nilai derajat bebas (df); nilai kuadrat tengah (Mean Square); nilai fhitung (= 9,49) dan nilai p (< 0,001).

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai p < 0,001 sehingga dapat diputuskan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga disimpulkan setidaknya terdapat sepasang nilai tengah hasil panen varietas kenaf yang tidak sama.

 

Sumber soal :

Satrosupadi, A., 2004.  Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.  Kanisius, Yogyakarta.


artikel dapat di-download di sini.

Senin, 04 Oktober 2021

PEMOTONGAN TERNAK RUMINANSIA DI UPT RPH BERAU, BULAN SEPTEMBER 2021

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Potong Hewan (RPH) Berau di Gunung Tabur selama bulan September 2021 telah memberikan pelayanan pemotongan ternak ruminansia sebanyak 136 ekor sapi atau setara dengan produksi daging sapi sebesar 21,48 ton.  Pelaku usaha yang melakukan kegiatan pemotongan hewan selama bulan September 2021 adalah sebanyak 7 orang, seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel di atas selain menjelaskan jumlah pelaku usaha yang melakukan aktifitas pemotongan hewan juga memberikan informasi bahwa sebagian besar ternak yang dipotong di UPT RPH Berau adalah berasal dari ternak sapi lokal, yaitu sebesar 49,26%; sedang 18,38% adalah ternak sapi yang berasal dari kabupaten/kota lain di dalam Propinsi Kalimantan Timur; serta 32,35% adalah ternak dari luar Propinsi Kalimantan Timur, yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Utara.

Ternak sapi yang dipotong sebagian besar berumur 6 tahun hingga di atas 8 tahun (persentase total sebesar 94,85%).

Jumat, 01 Oktober 2021

RINDU SETENGAH MATI

Karya : SY Adillah Murni


Terdengar bisikan semesta
Menyampaikan pesan rindu dari mu katanya
Lewat semburat jingga kala senja
Lewat terang bulan saat purnama

Bentang jarak memisahkan raga
Memaksa agar kita memanjangkan sabar
Bukan jarang hati mendamba ingin berjumpa
Bukan tak pernah cemburu datang membakar

Aku geram tuan.
Aku menunggu mu terlalu lama
Sedangkan aku tak tau kapan kiranya kau akan kembali dalam pelukan

Aku rindu tuan.
Rindu setengah mati. 

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...