Mengikuti suatu event resmi cabang olah raga mewakili daerah adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang atlit. Hal itu bisa jadi menjadi ambisi setiap atlit, begitu pula dengan kami. Sebagai orang tua yang selalu mendampingi proses anak dalam latihan, kami tentu ingin anak kami dapat mewakili daerah kami. Tetapi kami tak ingin ambisi ini mengalihkan kami dari rencana jangka panjang yang telah dipersiapkan.
Beberapa waktu lalu kami mendapat tawaran agar anak kami dapat ikut bertanding Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Tingkat Propinsi mewakili kabupaten. Sebuah tawaran yang menarik hati, karena event tersebut adalah event yang cukup bergengsi. Tawaran tersebut, tidak dapat kami terima dengan mempertimbangkan rencana jangka panjang yang menurut kami lebih penting.
Pertimbangan utama kami menolak tawaran tersebut adalah karena event Popda di Propinsi kami tidak sama dengan event Popda yang diadakan di Jawa. Kita ambil contoh event Popda di Propinsi Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, Popda dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Popda Tingkat SD, Popda Tingkat SLTP, dan Popda Tingkat SLTA. Hal ini tentu akan terasa lebih adil, karena setiap atlit akan berhadapan dengan lawan yang setingkat.
Hal ini berbeda dengan Propinsi Kalimantan Timur tempat kami berdomisili. Di Kalimantan Timur, event Popda diadakan hanya pada satu tingkatan, tidak dibedakan dalam kelompok SD, SLTP, atau SLTA. Peserta event Popda di Kalimantan Timur, adalah atlit dari jenjang SD sampai SLTA, sehingga mungkin saja terjadi bahwa anak SD akan berhadapan dengan anak SLTA.
Beberapa orang memang berpendapat, itu khan jadi ajang untuk melatih mental tanding, karena kesempatan itu jarang terjadi. Pendapat tersebut tidak salah, tetapi menurutku juga tidak sepenuhnya benar. Kami lebih memikirkan mental atlit dan rencana jangka panjang yang telah disiapkan. Secara mental, menurutku kondisi ini tidak baik untuk mental atlit. Secara perhitungan di atas kertas, anak SD akan sangat berat untuk dapat bersaing dengan anak SLTA, terlebih beberapa atlit panahan Kaltim dalam PON Papua yang masih duduk di bangku SLTA.
Keputusan ini mungkin terkesan menyia-nyiakan kesempatan. Tetapi kami tak sekedar mengejar ambisi dan prestise semata. Kami tentu akan sangat bangga jika anak kami dapat mewakili daerah kami, tetapi kami tak ingin sekedar mewakili. Kami ingin anak kami juga dapat menyumbangkan prestasi. Kami senantiasa berusaha dan berdoa, agar anak kami dapat mewakili daerah kami dari mulai tingkat propinsi hingga tingkat nasional bahkan internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar