Rabu, 13 September 2023

BUKAN PERKARA GELAR

Karya : SY Adillah M (11 September 2023)


berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah
tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasakan posisi ini adalah sebuah anugerah
gelar sarjana yang saya perjuangkan saat ini bukan perkara mudah
yang berusaha untuk gelar tersebut bukan hanya saya, tapi juga orang tua saya yang rela menguras tenaga, pikiran dan air mata agar saya mampu berkuliah

di sini, jauh di perantauan saya tertatih mengenyam pendidikan yang mungkin hasilnya juga kurang bisa memuaskan banyak orang
tapi tak apa, yang tau prosesnya kan memang hanya saya

berjuang sendirian, menjaga integritas dan kepercayaan orang tua memang berat.
tapi apakah lebih berat daripada orang tua saya yang bersusah payah mencari uang untuk membiayai pendidikan saya?
jawabannya tentu tidak.

gelar yang akan bertengger di belakang nama saya nantinya tentu bukan suatu hal yang patut untuk saya agung-agungkan
tapi bukan berarti tak layak untuk saya banggakan.

saya, seorang anak perempuan pertama dari keluarga kecil saya hanyalah seorang anak yang dianggap tak bisa apa-apa di mata beberapa orang.

“tak akan jadi apa-apa”
“tak punya masa depan” kata mereka.

tak apa, omongan mereka tak akan jadi kenyataan, toh perjuangan saya yang tahu juga cuma saya, saya yang menjalani, saya yang tahu persis betapa sulitnya berdiri dan bertahan di posisi ini.

Ini bukan perkara gelar
tapi tentang perjuangan orang tua saya,
doa-doa merekalah yang membawa saya sampai di titik ini,
kerja keras merekalah yang membuat saya kuat dan terus berjuang hingga di titik ini.

Terima kasih Pak, Bu.
kalau semua anak ingin dirayakan,
saya bersyukur karena saya selalu diusahakan.

Selasa, 25 April 2023

LAPORAN PEMOTONGAN TERNAK SAPI SELAMA RAMADHAN 1444 H

UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Berau seperti tahun-tahun yang telah lalu selalu mengalami aktifitas pelayanan pemotongan hewan terutama di hari-hari terakhir Bulan Ramadhan.  Kondisi tersebut terjadi karena peningkatan kebutuhan daging oleh masyarakat Berau.  Jumlah pemotongan biasa terjadi sejak tanggal 21 Ramadhan hingga puncaknya di tanggal 29 Ramadhan.

Jumlah pemotongan ternak sapi selama Ramadhan 1444 H, UPT RPH Berau memberikan pelayanan pemotongan sebanyak 209 ekor.  Jumlah ini ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah pemotongan ternak sapi selama Ramadhan 1443 H, yaitu sebanyak 247 ekor.  Perbedaan jumlah pemotongan tersebut terlihat sejak tanggal 21 Ramadhan, dimana pemotongan pada Ramadhan 1444 H cenderung lebih rendah daripada Ramadhan 1443 H hingga saat puncak pemotongan di akhir Ramadhan.  Puncak kegiatan pemotongan pada Ramadhan 1444 H hanya dipotong 22 ekor sapi sementara pada Ramadhan 1443 H dipotong 30 ekor sapi (Gambar 1).

Penurunan jumlah pemotongan diduga masih terkait dengan adanya wadah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di tahun 2022 sehingga lalu lintas ternak antar pulau mengalami hambatan, terutama dari pulau-pulau yang pernah dinyatakan terdapat kasus positif PMK.  Hal ini dapat dilihat dari data daerah asal ternak yang dipotong di UPT RPH Berau.  Selama Ramadhan 1444 H, sebagian besar berasal dari dalam Kabupaten Berau, yaitu 196 ekor sapi dan sisanya sebanyak 13 ekor berasal dari Luar Propinsi Kalimantan Timur, yaitu Propinsi Kalimantan Utara (Gambar 2).  Kecamatan yang memberikan sumbangan ternak yang dipotong di UPT RPH Berau adalah Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Sambaliung, dan Kecamatan Talisayan (Gambar 3).

Selama Ramadhan 1444 H, terdapat 5 ras sapi yang dipotong di UPT RPH Berau, yaitu Sapi Bali, Sapi Donggala, Sapi Peranakan Ongole, Sapi Simental, dan Sapi Brangus.  Komposisi ras ternak sapi yang dipotong di UPT RPH Berau juga dipengaruhi oleh daerah asal ternak.  Sebagian besar sapi yang dipotong adalah Sapi Bali, yaitu sebanyak 151 ekor (Gambar 4).


Minggu, 16 April 2023

BUKAN BERMAKSUD MELEMPAR TANGGUNG JAWAB

Setiap kita pasti mempunyai tanggung jawab atas hal-hal tertentu.  Orang tua bertanggung jawab untuk memberikan kasih sayang terbaik kepada keluarganya.  Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bersikap adil kepada mereka yang dipimpin.  Kepala UPT Rumah Potong Hewan (RPH), mempunyai tanggung jawab selain bersikap adil kepada bawahan, juga bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan pemotongan hewan dengan baik.

Sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan adalah masa puncak pelayanan pemotongan di UPT RPH Berau.  Di hari-hari biasa pemotongan hewan (ruminansia) di UPT RPH Berau rata-rata adalah 5 - 6 ekor sapi, tetapi mulai tanggal 21 Ramadhan jumlah pemotongan meningkat menjadi lebih dari 10 ekor per hari dan terus meningkat hingga puncaknya di tanggal 29 Ramadhan jumlah pemotongan menjadi lebih dari 30 ekor per hari.  Peningkatan jumlah pemotongan juga terjadi di pemotongan ternak unggas dari sekitar 3.000 ekor per hari meningkat menjadi 9.000 - 10.000 ekor di hari terakhir Ramadhan.

Pekan terakhir Ramadhan biasanya, aku akan berada di RPH sejak selesai sholat subuh dan pulang sekitar pukul 23.00 malam.  Hal ini aku lakukan untuk memastikan bahwa UPT RPH Berau akan dapat memberikan pelayanan yang baik.

Kenapa hal ini perlu dilakukan?   Peningkatan jumlah pemotongan hewan praktis menyebabkan peningkatan kebutuhan air bersih.  Air bersih di tempat pemotongan hewan diperlukan untuk membersihkan tempat pemotongan hewan dan organ dalam ternak setelah disembelih.  Kondisi tersebut menyebabkan jumlah air bersih yang keluar (terbuang) lebih besar daripada yang masuk sehingga menyebabkan adanya krisis air bersih.

Selama 4 tahun sejak tahun 2019 hingga 2022, setiap akhir Ramadhan lebih banyak waktu aku habiskan di RPH.  Di saat para ASN menikmati cuti bersama, kami staf UPT RPH Berau justru menjalankan tugas dari pagi hingga larut malam.  Biasanya aku akan pulang sebentar ke rumah di saat menjelang waktu berbuka dan akan kembali ke RPH setelah berbuka puasa.  Aku kemudian pulang ke rumah setelah seluruh ternak sapi selesai disembelih.  Akibatnya di saat Hari Raya Idul Fitri tenagaku telah terkuras, sehingga di saat tersebut kumanfaatkan untuk beristirahat.  Istirahat karena rasa lelah yang aku rasakan selama akhir Ramadhan tidak hanya fisik, tetapi juga lelah secara psikis.

Hari Raya Idul Fitri 1443 H tahun lalu, istri dan anak-anakku mulai mengeluh karena di hari-hari terakhir Ramadhan mereka merasa aku seperti mengabaikan mereka.  Selama 4 kali Hari Raya pula hubungan silaturahmi dengan keluarga besar juga agak terabaikan.  Semua kondisi tersebut membuatku memutuskan untuk mengambil cuti di tahun ini.

Sejujurnya di tahun kelima memimpin UPT RPH Berau, sebagian besar energi psikisku telah terkuras yang berakibat pada penurunan semangatku dalam bekerja.  Keputusan mengambil cuti bukanlah untuk lari dari tanggung jawab atau melemparkan tanggung jawab tersebut kepada orang lain.

Aku harus akui bahwa di masa akhir Ramadhan mempunyai tekanan psikis yang besar kepada diriku.  Di saat tersebut, emosiku menjadi mudah untuk tersulut dan meledak.  Alhamdulillah selama 4 tahun ini emosiku masih agak terkendali, walau sesekali terlepas pula ledakan emosi tersebut.  Memasuki tahun kelima energi psikis pada diriku terasa lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya.  Aku khawatir di tahun ini emosiku menjadi lebih tidak terkendali, sehingga berakibat buruk pada kinerja pelayanan di UPT RPH Berau.

Aku berharap, cuti yang aku ambil di saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H akan dapat mengembalikan energi psikis pada diriku yang telah terkuras.  Cuti kali ini juga untuk memberikan perhatian lebih kepada keluarga sebagai pengganti tahun-tahun sebelumnya.

Harapanku, di saat cuti ini aku dapat berkumpul dengan istri dan anak-anak, sehingga keluarga kami menjadi lebih akrab dan hangat.  Usai cuti tersebut, aku harap energi psikisku akan meningkat kembali, sehingga dapat mengangkat kembali semangat untuk melaksanakan tugas pelayanan pemotongan hewan dengan lebih baik. 

Kamis, 09 Maret 2023

LAPORAN PEMOTONGAN TERNAK RUMINANSIA DI UPT RUMAH POTONG HEWAN (RPH) KABUPATEN BERAU BULAN JANUARI DAN FEBRUARI 2023

PENDAHULUAN

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Berau mulai Agustus 2019 melalui Peraturan Bupati Berau Nomor 7 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau mempunyai tugas memberikan pelayanan pemotongan ternak ruminansia dan ternak unggas.  UPT RPH Berau dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan tugas tersebut pada tahun 2023 dikelola oleh 9 personel yang terdiri dari : 2 orang PNS (Kepala UPT dan Kepala Tata Usaha UPT) serta 7 orang tenaga honorer (1 orang juru sembelih halal, 1 orang petugas keurmaster, 1 orang petugas pemungut retribusi, dan 4 orang tenaga kebersihan).

Baca juga : Laporan Bagus atau Laporan Benar

Tugas UPT RPH Berau selain memberikan pelayanan pemotongan ternak ruminansia dan ternak unggas sehingga dihasilkan Produk Asal Hewan (PAH) yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal), UPT RPH juga berperan dalam pengendalian pemotongan ternak ruminansia betina produktif.

Terhitung sejak Januari 2023, dokter hewan UPT RPH Berau menyatakan mengundurkan diri sehingga posisi dokter hewan RPH kembali kosong.  Dokter hewan di UPT RPH mempunyai peranan besar dalam upaya menghasilkan produk asal hewan yang ASUH, serta pengendalian pemotongan betina produktif.

LAPORAN PELAYANAN PEMOTONGAN

Laporan ini akan dikhususkan untuk menguraikan laporan pemotongan ternak ruminansia, karena permasalahan di kegiatan pemotongan ternak ruminansia dirasakan lebih kompleks jika dibandingkan dengan ternak unggas.  Selama bulan Januari dan Februari 2023, UPT RPH Berau telah memberikan pelayanan pemotongan sebanyak 256 ekor ternak sapi, terdiri dari 168 ekor sapi jantan dan 88 ekor sapi betina (Gambar 1).

Gambar 1.  Grafik Jumlah Pemotongan Ternak Ruminansia di UPT RPH Berau dirinci menurut Jenis Kelamin

Sebanyak 83% (213 ekor) ternak sapi yang dipotong adalah ternak sapi dari dalam Kabupaten Berau, sedang 7% ternak sapi dari Kota Samarinda dan 10% ternak sapi dari luar Propinsi Kalimantan Timur, yaitu Propinsi Kalimantan Utara.  Sementara ternak sapi dari luar Pulau Kalimantan yang langsung masuk ke Kabupaten Berau pada bulan Januari dan Februari 2023 tidak ada (Gambar 2).

Gambar 2.  Grafik Jumlah Pemotongan Ternak Ruminansia di UPT RPH Berau dirinci menurut Jenis Kelamin dan Daerah Asal Ternak

Ternak sapi dari wilayah Kabupaten Berau yang dipotong di UPT RPH Berau sebagian besar berasal dari Kecamatan Talisayan sebanyak 87 ekor (41%), kemudian Kecamatan Sambaliung (26%) dan Kecamatan Teluk Bayur (20%).  Jumlah ternak sapi betina yang dipotong pun sebagian besar berasal dari wilayah Kecamatan Talisayan (Gambar 3).

Gambar 3.  Grafik Pemotongan Ternak Ruminansia di UPT RPH Berau dirinci imenurut Jenis Kelamin per Kecamatan

Ternak sapi yang dipotong di UPT RPH Berau sebagian besar adalah dari ras Sapi Bali.  Hal ini karena sebagian besar ternak sapi yang dipotong berasal dari wilayah Kabupaten Berau.  Ternak sapi tersebut adalah ternak sapi yang biasa dipelihara masyarakat di Kabupaten Berau, yaitu Sapi Bali (Gambar 4).

Gambar 4.  Grafik Pemotongan Ternak Ruminansia di UPT RPH Berau dirinci menurut Jenis Kelamin dan Ras Ternak Sapi

Pemotongan ternak sapi betina di UPT RPH Berau berdasarkan rekapitulasi laporan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Kalimantan Timur memang tertinggi, yaitu sebesar 34% dari total jumlah ternak sapi yang dipotong atau sebanyak 88 ekor dari 256 ekor ternak sapi yang dipotong.  Sebagian besar ternak sapi yang dipotong tersebut berumur di atas 8 tahun (83 ekor) dan 1 ekor berumur 6 tahun.

Gambar 5.  Grafik Jumlah Pemotongan Ternak Ruminansia di UPT RPH Berau dirinci menurut Jenis Kelamin dan Umur Ternak

PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

Permasalahan terbesar dari kegiatan pelayanan pemotongan hewan di UPT RPH Berau adalah keterbatasan jumlah tenaga kerja.  Keterbatasan ini tidak hanya tenaga kerja non teknis seperti tenaga kebersihan, tetapi juga tenaga teknis seperti Juru Sembelih Halal (Juleha), petugas keurmaster, dan dokter hewan.  UPT RPH selain bertugas memberikan pelayanan pemotongan hewan agar dihasilkan Produk Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH), UPT RPH juga mempunyai tugas untuk melakukan pengendalian pemotongan ternak ruminansia betina produktif.

Pelaksanaan kedua tugas UPT RPH tersebut menjadi tidak dapat berjalan optimal dengan tidak adanya seorang dokter hewan dan petugas keurmaster yang hanya satu orang.  UPT RPH Berau untuk melengkapi jumlah tenaga teknis telah dilakukan dengan menambahkan anggaran tenaga honorer dokter hewan, tetapi anggaran tersebut belum dapat dipergunakan karena SK Pengangkatan Tenaga Honorer Dokter Hewan belum dapat diterbitkan.  Hal ini disebabkan oleh adanya Surat Edaran Bupati Berau Nomor : 814.1/1219/BKPP-I/2021 perihal Pengangkatan Kembali PTT/Tenaga Kontrak Lainnya yang secara garis besar isinya adalah Larangan untuk mengangkat PTT/Tenaga Kontrak.  Hal ini tentunya membuat kondisi UPT RPH semakin sulit.

KESIMPULAN

Pengendalian pemotongan ternak ruminansia produktif tidak dapat hanya dibebankan kepada UPT RPH Berau, tanpa komitmen dan keseriusan dari para pihak.  Para pihak yang dimaksud ini adalah petugas UPT RPH Berau, pelaku usaha pemotongan hewan, petugas peternakan kecamatan, dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau.


Gunung Tabur, 8 Maret 2023

Kepala UPT RPH Berau
Nanang Ardhiansyah, S.Pt, M.Si.

Selasa, 07 Maret 2023

LAPORAN BAGUS ATAU LAPORAN BENAR

Laporan adalah hal yang biasa kita dengar dan kita lakukan, walau terkadang kita terkadang tidak menyadari telah melakukannya.  Misalnya, ada seorang anak yang diminta oleh ibunya untuk berbelanja di warung, maka setelah berbelanja maka dia akan kembali kepada ibunya untuk menyampaikan apa yang telah dibelinya di warung dan menyerahkan uang sisa belanjanya (jika ada).  Apa yang dilakukan anak tersebut pada dasarnya adalah sebuah laporan.  Dia mendapat tugas untuk berbelanja dari ibunya dan kemudian melaporkan hasil hasil pelaksanaan tugasnya kepada ibunya.  Jadi, laporan sebenarnya adalah sebuah pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sehingga pemberi tugas dapat mengetahui hasil pelaksanaan tugas tersebut dan permasalahan yang dihadapi.

Proses pelaporan sebenarnya juga proses evaluasi atas pelaksanaan tugas.  Pemberi tugas (apalagi yang memang telah membidangi) apabila memberikan tugas kepada 1 orang tentu akan lebih mengetahui kondisi penerima tugas dan kemungkinan pelaksanaan tugas, sehingga pemberi tugas mempunyai perkiraan atas laporan yang akan dia terima.  Hal yang berbeda dapat juga dilakukan oleh pemberi tugas yang sengaja memberikan tugas ke beberapa orang di tempat tugas yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mengetahui kondisi tempat tugas tersebut.  Hal ini biasa terjadi di sebuah institusi baik swasta maupun pemerintah.  Pimpinan ingin mendapatkan laporan dari bawahan tentang kondisi tempat tugas atau kerja mereka.  Pimpinan dalam hal ini akan mengharapkan laporan yang benar-benar mencerminkan kondisi tempat kerja mereka.  Laporan tersebut akan menjadi bahan yang penting untuk penyusunan program kerja dari institusi tersebut.

Kondisi kedua dimana pimpinan mendapatkan laporan dari bawahan kemungkinan akan menyebabkan munculnya Laporan Bagus dan Laporan Benar.  Beberapa bawahan terkadang ingin selalu terlihat baik oleh atasan.  Dia sama sekali tidak ingin terlihat tercela dan selalu melaksanakan program kerja atasan dengan baik, walau di dalam prakteknya pelaksanaan program tersebut tidak berjalan dengan baik.  Bawahan yang seperti ini biasanya cenderung akan memberikan Laporan yang Bagus dengan menyembunyikan permasalahan yang terjadi di lapangan.  Laporannya sepertinya seperti tersebut tidak akan menjadi buruk selama kita yakin dapat segera mengatasi permasalahan yang kita sembunyikan.

Di sisi lain ada pula Laporan Benar.  Laporan yang Benar memang terkesan seperti kebalikan dari Laporan yang Bagus, karena isi laporan tersebut cenderung tidak bagus dan tidak sesuai harapan atasan.  Laporan yang Benar justru akan mencerminkan kondisi yang terjadi di tempat kerja dengan seluruh permasalahannya.  Permasalahan di tempat kerja kemungkinan dapat terjadi karena kondisi tempat kerja yang tidak ideal atau tidak sesuai ketentuan peraturan sehingga bawahan yang melaksanakan tugas tidak dapat melaksanakan tugas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah laporan yang mana yang sebaiknya kita sampaikan kepada atasan?  Apakah kita harus memberikan Laporan yang Bagus dengan menyembunyikan permasalahan kita?  Atau Laporan yang Benar dengan konsekuensi kita dianggap tidak mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik?  Laporan yang terbaik tentunya adalah Laporan yang Bagus dan Benar.  Apabila tempat tugas telah cukup ideal dan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, alangkah baiknya kita membuat Laporan yang Bagus.  Kita harus yakin bahwa kita mampu mengatasi setiap permasalahan yang disembunyikan.  Tetapi apabila tempat kerja kita tidak ideal dan kita telah berusaha melaksanakan tugas secara maksimal mengikuti peraturan yang ada, serta memang tidak mampu atau memerlukan partisipasi pihak lain untuk mengatasi permasalahan kita, maka Laporan yang Benar lebih baik kita sampaikan kepada atasan.

Beberapa orang menyatakan, membuat Laporan yang Benar memerlukan keberanian yang lebih jika dibandingkan Laporan yang Bagus.  Laporan yang Bagus terkadang dibuat sekedar untuk membuat atasan senang sementara pemberi laporan pun tidak yakin mampu mengatasi permasalahan yang disembunyikan.  Laporan yang Benar cenderung akan membuat atasan tidak senang, karena akan memberikan informasi atas permasalahan sebenarnya yang terjadi di lapangan.  Kondisi tersebut adalah kondisi riil yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan evaluasi dan penyusunan program kerja.

Keputusan untuk memilih Laporan Bagus atau Laporan Benar ada di tangan anda.  Jujurlah kepada diri sendiri jenis laporan apa yang biasa anda sampaikan kepada atasan.  Syukur alhamdulillah jika anda dapat memberikan Laporan yang Bagus dan Benar, berarti anda adalah sosok yang hebat.

Jumat, 13 Januari 2023

LAPORAN RPH BERAU TAHUN 2022

Selama tahun 2022, UPT Rumah Potong Hewan (RPH) telah memberikan pelayanan pemotongan ternak ruminansia sebanyak 1.821 ekor ternak sapi dan pelayanan pemotongan ternak unggas sebanyak 1.288.710 ekor ternak ayam.  Jumlah pemotongan ternak sapi tahun 2022 ini masih lebih rendah daripada pemotongan sapi tahun 2021 yang sebanyak 1.898 ekor ternak sapi.  Sementara pemotongan ternak unggas mengalami peningkatan dari tahun 2021 yang sebanyak 1.123.988 ekor ternak ayam.

Jumlah pemotongan ternak sapi disebabkan antara lain oleh adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi.  Kondisi ini menyebabkan lalu lintas ternak antara daerah menjadi tidak lancar karena adanya kebijakan penutupan wilayah untuk mencegah penularan penyakit tersebut.

Kondisi sebaliknya justru terjadi pada pemotongan ternak unggas.  Diduga adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) justru menyebabkan peningkatan pemotongan ternak unggas, karena kemungkinan konsumen daging sapi beralih ke daging ayam.

Retribusi yang diperoleh UPT RPH Berau dari pelayanan pemotongan hewan selama tahun 2022 adalah sebesar Rp. 266.146.500,- (Dua enam puluh enam juta seratus empat puluh enam ribu lima ratus rupiah) melebihi target sebesar Rp. 220.000.000,- (Dua ratus dua puluh juta rupiah).  Semua pencapaian ini tidak lepas dari kerjasama para pihak, baik para pelaku usaha pemotongan hewan maupun staf UPT RPH yang telah melaksanakan tugasnya di tengah segala keterbatasan UPT RPH Berau. 

Minggu, 11 Desember 2022

JANGAN ASAL TARIK BUSUR

Memanah adalah olah raga teknik, walau bukan berarti tidak memerlukan kekuatan. Hasil tembakan yang baik dihasilkan dari teknik memanah yang baik apa lagi jika didukung dengan kekuatan yang memadai. Teknik memanah yang benar dan konsisten akan dapat diperoleh dengan latihan teknik. Jarak tembak untuk latihan teknik tak perlu jauh dan lebih baik menggunakan busur dengan draw weight yang ringan.

(Baca juga :  Latihan itu Tidak Asal Menarik Busur dan Melepas Anak Panah)

Latihan teknik menurut saya hanya memerlukan di jarak 5 - 10 meter dengan menggunakan minimal 6 anak panah setiap seri, tetapi jika mempunyai anak panah lebih banyak juga lebih baik.  Apabila kita menggunakan anak panah lebih dari 6 anak panah lebih titik bidik dalam latihan lebih dari satu titik bidik agar anak panah tidak cepat rusak.  Draw weight busur pun biasanya diturunkan.  Latihan pada jarak sedekat itu memang mempunyai konsekuensi.  Di saat teknik mulai menjadi konsisten maka kemungkinan anak panah rusak karena bertabrakan dengan anak panah yang lain, karena itulah disarankan gunakan lebih dari 1 titik bidik.

Hal inilah yang coba kami terapkan kepada Arifin dalam latihan beberapa tahun lalu.  Alhamdulillah, setelah draw weigt busur diturunkan (sesuai saran Coach Sentot) teknik memanah Arifin mengalami kemajuan yang cukup memuaskan, walau baru sehari latihan teknik.  Gambar atas adalah gambar saat latihan pada tanggal 18 Maret 2020, sedang gambar bawah adalah gambar latihan pada tanggal 19 Maret 2020.

Garis kuning pada kedua gambar menunjukkan posisi body form Arifin saat memanah, sedangkan garis merah adalah body form yang diharapkan.

Perubahan dari gambar atas menjadi gambar bawah diperoleh dengan cara memutar sedikit pinggul sebelum memulai drawing, sehingga bahu akan terbawa masuk saat drawing dilakukan.  Satu hal yang pasti, hal itu akan lebih mudah dipraktekkan apabila draw weight busur diturunkan.  Latihan tersebut harus dilakukan berulang kali sehingga diperoleh konsistensi teknik memanah yang benar.

Cukup dulu evaluasi latihan memanah kali ini.  Semoga bermanfaat.

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...