Rabu, 30 November 2022

GANTI BUSUR TENTUNYA MEMPUNYAI KONSEKUENSI

Tulisan ini masih berkait dengan tulisan saya sebelumnya (Ada Apa dengan Panahan Berau?), terutama dalam hal atlit yang memanah tidak menggunakan alat yang biasa dia pergunakan.  Saya sebelum memberikan ulasan perihal tersebut, perlu menjelaskan kepada pembaca, bahwa dalam perlombaan panahan yang biasa diadakan oleh Perpani terdapat beberapa nomor lomba atau biasa juga disebut divisi.  Nomor lomba tersebut dibedakan dari jenis busur yang dipergunakan, yaitu : ronde nasional (biasa juga disebut standar bow), recurve, compound, dan barebow.

Baca juga : Pelatih Sekaligus juga Atlit, Apakah Bisa?

Ronde nasional sesuai namanya hanya dilombakan di Indonesia.  Nomor lomba ini tidak dilombakan di luar negeri.  Busur yang dipergunakan pada nomor lomba ini adalah busur kayu atau laminasi kayu dan bahan lain.  Busur ini secara definisi dan di luar negeri biasa disebut recurve, karena bentuk bilah atas dan bawah yang melengkung.  Busur ini di luar negeri biasa dipergunakan oleh pemanah-pemanah pemula.  Pemanah-pemanah yang lebih senior akan menggunakan busur yang di Indonesia disebut recurve (olympic recurve).

Busur ronde nasional

Busur recurve sedikit berbeda dengan busur ronde nasional.  Perbedaan utamanya adalah dari bahan dasar busur, recurve berbahan dasar metal sedang ronde nasional berbahan dasar kayu.  Berat tarikan (draw weight) busur recurve dapat lebih tinggi daripada busur ronde nasional.  Berat tarikan busur ronde nasional paling berat adalah 40 lbs (1 lbs = 453,6 gram), beberapa merk bahkan hanya sampai 38 lbs.  Sementara busur recurve mempunyai berat tarikan dapat lebih dari 40 lbs.

Busur olympic recurve

Kenapa berat tarikan kedua busur tersebut berbeda?  Hal ini karena jarak tembak dari kedua busur dalam lomba berbeda.  Jarak tembak terjauh dalam lomba panahan ronde nasional adalah 50 meter, sedang jarak tembak pada nomor lomba recurve adalah 70 meter.  Kedua jenis busur ini dipergunakan dapat juga di nomor lomba barebow (dengan melepas sebagian besar asesoris yang ada) dengan jarak tembak sejauh 50 meter.

Busur barebow

Jenis busur ketiga adalah compound.  Busur ini mempunyai berat tarikan tertinggi jika dibandingkan dengan dua busur sebelumnya.  Berat tarikan busur ini dapat mencapai lebih dari 50 lbs.  Mekanisme roda-roda di atas dan di bawah busur ini membuat berat tarikan busur yang berat di saat awal tarikan dapat berkurang hingga lebih dari 50% berat tarikan busur sebenarnya.

Busur compound

BEDA BUSUR, BEDA PULA TEKNIKNYA

Kita dalam memanah diperlukan teknik tertentu sesuai alat yang dipergunakan.  Perbedaan mendasar dari keempat nomor lomba tersebut adalah pada cara menarik tali busur.  Pada nomor lomba ronde nasional, recurve, dan barebow tali busur ditarik dengan menggunakan jari-jari pemanah, sedangkan pada nomor lomba compound tali busur ditarik menggunakan alat khusus (release aid).  Perbedaan kondisi ini tentunya memerlukan teknik yang berbeda pula.

Alat untuk menarik tali busur compound

Teknik memanah pada nomor ronde nasional dan recurve mungkin tidak terlalu berbeda.  Hal yang membedakan mungkin hanya di berat busur dan berat tarikan busur.  Begitu pula dengan nomor barebow, modifikasi dari teknik di ronde nasional atau recurve ke teknik barebow tidaklah terlalu besar, karena yang membedakan dari nomor lomba ini adalah dihilangkannya sebagian besar asesoris pada busur ronde nasional atau recurve.  Hasil tembakan dari ketiga nomor lomba tersebut salah satunya ditentukan oleh proses release.  Anak panah yang dilepas dengan proses release yang baik akan dapat terbang lebih baik.  Hal ini ditentukan oleh jari-jari pemanah saat melepaskan tali busur.

Kondisi ini berbeda dengan nomor compound.  Tali busur pada compound terlepas karena mekanisme yang ada pada release aid bukan oleh jari-jari pemanah.

Baca juga : Latihan itu Tidak Asal Menarik Busur dan Melepas Anak Panah

GANTI BUSUR BERKONSEKUENSI KEPADA PERUBAHAN TEKNIK

Apakah seorang pemanah tidak boleh berganti jenis busur?  Setiap atlit tentu diperbolehkan untuk mengganti jenis busur yang dipergunakan.  Hal ini adalah sebuah pilihan yang tentunya mempunyai konsekuensi tertentu.  Proses belajar memanah menurut saya sebaiknya dimulai di jenis busur barebow.  Penggunaan busur barebow yang minim asesoris akan membantu mengasah logika pemanah.  Pada saat kualitas teknik mengalami peningkatan secara bertahap pula kelengkapan asesoris pada busur tersebut dilengkapi.  Bagi saya hal ini adalah sebagai sebuah bentuk penghargaan atas pencapaian yang telah diraih oleh pemanah tersebut.

Di saat kualitas teknik dari pemanah telah mencapai setidaknya 60 - 75% dari target yang diharapkan, pemanah dapat diberikan pilihan apakah tetap mempergunakan busur yang ada atau berganti ke busur compound.  Apabila pemanah memutuskan untuk tetap di busur tersebut, maka kualitas teknik pemanah tersebut harus terus ditingkatkan agar seluruh asesoris pada busur ronde nasional dapat dipasang.  Proses ini harus terus berlanjut hingga pemanah siap untuk menggunakan busur recurve.

Sementara itu, jika pemanah memilih untuk berganti ke busur compound, maka dia harus dikenalkan kepada teknik yang sedikit berbeda, terutama cara menarik dan melepaskan tali busur.  Pada tahapan sebelumnya pemanah melepas tali busur dengan menggunakan jari-jari yang bersentuhan dengan tali busur, sekarang jari-jari tersebut berada di sebuah alat khusus yang memerlukan teknik yang berbeda pula.

Jadi dalam olah raga panahan prinsipnya memang sederhana, yaitu menarik tali busur dan melepaskannya sehingga anak panah dapat terbang dan menancap di sasaran.  Tetapi terdapat dua hal yang berbeda dalam menarik dan melepas tali busur.  Ada pemanah yang menarik dan melepaskan tali busur dengan menggunakan jari-jarinya.  Ada pula pemanah yang menarik dan melepaskan tali busur dengan menggunakan alat khusus.  Apabila kedua pemanah bertukar posisi, tentunya akan mempunyai hasil yang berbeda.

Jadi kesimpulannya, mengganti busur tidaklah sekedar beradaptasi dan membiasakan diri dengan alat yang berbeda, tetapi juga harus beradaptasi dan membiasakan diri dengan teknik yang berbeda.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada masyarakat tentang olah raga panahan.

ADA APA DENGAN PANAHAN BERAU?

Bismillahi rahmani rahim.  Sengaja saya mulai tulisan ini dengan menyebut nama Allah, karena tulisan ini adalah murni curahan hati saya yang sedih melihat kondisi panahan di Berau.

Hari ini adalah hari pertama perlombaan panahan di event Pekan Olah Raga Tingkat Propinsi Kalimantan Timur (Porprov Kaltim) Tahun 2022 yang kebetulan Kabupaten Berau menjadi tuan rumahnya.  Saya sebagai salah seorang penggiat olah raga panahan tentu saja antusias untuk menyaksikan perlombaan hari ini.  Di hari pertama perlombaan, terus terang saya cukup sedih menyaksikan kondisi di lapangan.

Hari ini nomor yang dilombakan adalah ronde nasional di pagi hari dan barebow di siang atau sore hari.  Dalam tulisan ini saya akan mencoba mengulas hasil lomba di nomor ronde nasional jarak 40 meter.

Terus terang saat melihat hasil lomba di nomor ronde nasional baik putra maupun putri, hasilnya tidaklah memuaskan.  Atlit-atlit Berau berada di peringkat ke-16, 20, dan 21 untuk atlit putra sementara atlit putri berada di peringkat ke-19, 21, dan 22.  Akumulasi dari ketiga atlit putra dan putri jika dimainkan untuk ronde nasional beregu pun keduanya berada peringkat keenam.

Hasil kualifikasi ronde nasional putra jarak 40 meter

Hasil kualifikasi ronde nasional putri jarak 40 meter

Saya akan coba mengulas lebih dalam di atlit putra.  Saya perhatikan di atlit putra terdapat atlit yang biasanya (atau sebelumnya) berlatih menggunakan busur compound, tetapi di event ini dia menembak menggunakan busur ronde nasional.  Hal ini bagi mereka yang bukan penggiat olah raga panahan dianggap tidak menjadi masalah, tetapi bagi kami para penggiat panahan tidaklah demikian.  Kondisi ini tidak sesederhana sekedar ganti alat, karena alat yang berbeda memerlukan teknik yang berbeda.  Hal ini berakibat kepada nilai yang diperoleh.  Hal ini dapat dilihat dari score atlit putra yang berada di peringkat ke-21.  Atlit tersebut biasa menggunakan busur compound, tetapi dalam event ini sepertinya diminta memanah menggunakan busur ronde nasional, dan akibatnya seperti yang terlihat.

Hal yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak ada official atau supporter dari Berau yang memberikan dukungan moril di saat ketiga atlit putra tersebut berjuang untuk Kabupaten Berau.  Hal ini setidaknya yang saya lihat di sesi kedua seri tembakan ke-4 hingga ke-6, semoga sebelumnya ada official yang memberikan dukungan teknis dan moril kepada mereka.

Kenapa hal tersebut saya katakan menyedihkan, karena pada saat saya datang menyaksikan perlombaan tersebut, terdapat seorang atlit putra yang kondisi mentalnya betul-betul "jatuh".  Tembakan atlit tersebut berantakan, bahkan saat saya datang di quiver (tempat menyimpan anak panah) hanya tersisa 5 batang anak panah.  Tembakan pertama pada seri ketiga atau keempat, anak panahnya lepas tidak mengenai target dan tidak ditemukan, sehingga anak panahnya hanya tersisa 4 batang dari seharusnya 6 batang anak panah.  Sementara dari 4 batang yang tersisa setidaknya terdapat 1 batang anak panah dalam kondisi tidak layak untuk ditembakkan.

Dimana posisi official atau pelatih pada saat atlit-atlit ini berlomba?  Menurut saya, seharusnya setidaknya ada 1 orang atlit atau orang yang faham soal panahan berada di dekat ketiga atlit tersebut.  Orang tersebut setidaknya dapat memberikan dukungan moril kepada atlit tersebut, atau setidaknya dapat menjadi penghubung ke pelatih saat atlit mengalami gangguan teknis atas alat yang mereka pergunakan.  Contohnya adalah menghubungkan ke pelatih saat ada anak panah yang tidak layak untuk ditembakkan agar diperbaiki atau diganti dengan anak panah yang lebih baik.

Tulisan ini sepenuhnya adalah curahan hati saya, mungkin apa yang saya tulis tidaklah sepenuhnya benar.  Siapa tahu dari pihak pelatih atau tim pelatih mempunyai strategi tertentu untuk mencapai target di cabang olah raga panahan dalam event Porprov VII Kaltim kali ini.

Besar harapan saya di hari-hari berikutnya hasil yang diperoleh atlit-atlit panahan Berau akan lebih baik sehingga dapat membanggakan Kabupaten Berau.  Aamiin ...

Rabu, 23 November 2022

LATIHAN ITU TIDAK ASAL MENARIK BUSUR DAN MELEPAS ANAK PANAH

Ini adalah tulisan lama yang saya tulis di masa pandemi Covid 19 pada awal Maret 2020.  Pembatasan aktifitas di luar rumah membuat latihan menjadi lebih terfokus dan dapat benar-benar diperhatikan.  Kami selama ini masih kurang memperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya mempunyai peran begitu besar dalam kualitas hasil tembakan seorang pemanah.  Selama ini kami berusaha untuk membentuk membentuk pola pikir seorang pemanah bahwa hasil tembakan diperoleh dari teknik yang benar dan konsisten.  Permasalahan yang muncul di saat event sudah terlalu dekat, maka kami menjadi kurang memperhatikan detail teknik yang baik.  Kami hanya terfokus dari score hasil latihan.  Pemberlakuan pembatasan aktifitas yang berakibat pada ditunda atau bahkan dibatalkan beberapa event lomba membuat kami mempunyai kesempatan untuk membenahi teknik memanah menjadi lebih baik. 

Beberapa hal yang kami perhatikan dalam latihan Arifin di saat itu antara lain adalah :

  • Kepala Arifin ternyata masih miring pada saat aiming, hal inilah yang menurut kami menjadi salah satu penyebab kenapa kepala atau muka Arifin sedikit bergerak (menggeleng kepala) pada saat melakukan release.
  • Badan Arifin ternyata juga masih sedikit condong ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa beban kaki kanan masih lebih besar menahan beban tubuh.  Kondisi ini kalau diperhatikan tidak terjadi pada setiap tembakan, tetapi ini justru menjadi bukti bahwa teknik Arifin masih belum konsisten.

Gambar yang diambil dari atas menunjukkan banyak hal yang masih diperbaiki dari teknik memanah Arifin.  Garis kuning adalah pola yang dibentuk dari teknik memanah Arifin sedangkan garis merah adalah pola yang dibentuk dari teknik memanah yang benar.  Proses untuk membentuk seperti pola garis merah dari pola garis kuning memang bukanlah proses yang mudah.  Proses ini memerlukan ketelatenan dan ketelitian serta ketekunan.

Apa-apa yang saya tulis ini adalah cara saya untuk menjadikan Arifin lebih baik dalam melakukan olah raga panahan.  Kenapa catatan ini saya paparkan di sini, karena saya bukanlah seorang pelatih dan belum pernah mengikuti pelatihan pelatih.  Saya melalui media ini juga akan sangat senang untuk menerima saran dari masukan dari siapapun.

Alhamdulilah di tahun 2022 ini kondisi teknik memanah Arifin telah banyak berubah, semua itu berkat masukan dari banyak pihak dan proses yang tidak dapat dikatakan sebentar. 

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...