Tulisan
ini masih berkait dengan tulisan saya sebelumnya (Ada Apa dengan Panahan Berau?), terutama dalam hal atlit yang
memanah tidak menggunakan alat yang biasa dia pergunakan. Saya sebelum memberikan ulasan perihal
tersebut, perlu menjelaskan kepada pembaca, bahwa dalam perlombaan panahan yang
biasa diadakan oleh Perpani terdapat beberapa nomor lomba atau biasa juga
disebut divisi. Nomor lomba tersebut dibedakan
dari jenis busur yang dipergunakan, yaitu : ronde nasional (biasa juga disebut standar bow), recurve, compound, dan
barebow.
Baca juga : Pelatih Sekaligus juga Atlit, Apakah Bisa?
Ronde
nasional sesuai namanya hanya dilombakan di Indonesia. Nomor lomba ini tidak dilombakan di luar
negeri. Busur yang dipergunakan pada
nomor lomba ini adalah busur kayu atau laminasi kayu dan bahan lain. Busur ini secara definisi dan di luar negeri
biasa disebut recurve, karena bentuk bilah atas dan bawah yang melengkung. Busur ini di luar negeri biasa dipergunakan
oleh pemanah-pemanah pemula.
Pemanah-pemanah yang lebih senior akan menggunakan busur yang di
Indonesia disebut recurve (olympic recurve).
Busur
recurve sedikit berbeda dengan busur ronde nasional.
Perbedaan utamanya adalah dari bahan dasar busur, recurve berbahan dasar
metal sedang ronde nasional berbahan dasar kayu. Berat tarikan (draw weight) busur recurve dapat lebih tinggi daripada busur ronde
nasional. Berat tarikan busur ronde
nasional paling berat adalah 40 lbs (1 lbs = 453,6 gram), beberapa merk bahkan
hanya sampai 38 lbs. Sementara busur
recurve mempunyai berat tarikan dapat lebih dari 40 lbs.
Kenapa
berat tarikan kedua busur tersebut berbeda?
Hal ini karena jarak tembak dari kedua busur dalam lomba berbeda. Jarak tembak terjauh dalam lomba panahan
ronde nasional adalah 50 meter, sedang jarak tembak pada nomor lomba recurve
adalah 70 meter. Kedua jenis busur ini
dipergunakan dapat juga di nomor lomba barebow (dengan melepas sebagian besar asesoris yang ada) dengan
jarak tembak sejauh 50 meter.
Jenis
busur ketiga adalah compound. Busur ini
mempunyai berat tarikan tertinggi jika dibandingkan dengan dua busur
sebelumnya. Berat tarikan busur ini
dapat mencapai lebih dari 50 lbs.
Mekanisme roda-roda di atas dan di bawah busur ini membuat berat tarikan
busur yang berat di saat awal tarikan dapat berkurang hingga lebih dari 50% berat
tarikan busur sebenarnya.
BEDA BUSUR, BEDA PULA TEKNIKNYA
Kita
dalam memanah diperlukan teknik tertentu sesuai alat yang dipergunakan. Perbedaan mendasar dari keempat nomor lomba
tersebut adalah pada cara menarik tali busur.
Pada nomor lomba ronde nasional, recurve, dan barebow tali busur ditarik
dengan menggunakan jari-jari pemanah, sedangkan pada nomor lomba compound tali
busur ditarik menggunakan alat khusus (release
aid). Perbedaan kondisi ini tentunya
memerlukan teknik yang berbeda pula.
Teknik memanah pada nomor ronde nasional dan recurve mungkin tidak terlalu berbeda. Hal yang membedakan mungkin hanya di berat busur dan berat tarikan busur. Begitu pula dengan nomor barebow, modifikasi dari teknik di ronde nasional atau recurve ke teknik barebow tidaklah terlalu besar, karena yang membedakan dari nomor lomba ini adalah dihilangkannya sebagian besar asesoris pada busur ronde nasional atau recurve. Hasil tembakan dari ketiga nomor lomba tersebut salah satunya ditentukan oleh proses release. Anak panah yang dilepas dengan proses release yang baik akan dapat terbang lebih baik. Hal ini ditentukan oleh jari-jari pemanah saat melepaskan tali busur.
Kondisi ini
berbeda dengan nomor compound. Tali
busur pada compound terlepas karena mekanisme yang ada pada release aid bukan
oleh jari-jari pemanah.
Baca juga : Latihan itu Tidak Asal Menarik Busur dan Melepas Anak Panah
GANTI BUSUR BERKONSEKUENSI KEPADA PERUBAHAN TEKNIK
Apakah
seorang pemanah tidak boleh berganti jenis busur? Setiap atlit tentu diperbolehkan untuk
mengganti jenis busur yang dipergunakan.
Hal ini adalah sebuah pilihan yang tentunya mempunyai konsekuensi
tertentu. Proses belajar memanah menurut
saya sebaiknya dimulai di jenis busur barebow.
Penggunaan busur barebow yang minim asesoris akan membantu mengasah
logika pemanah. Pada saat kualitas
teknik mengalami peningkatan secara bertahap pula kelengkapan asesoris pada
busur tersebut dilengkapi. Bagi saya hal
ini adalah sebagai sebuah bentuk penghargaan atas pencapaian yang telah diraih
oleh pemanah tersebut.
Di saat
kualitas teknik dari pemanah telah mencapai setidaknya 60 - 75% dari target
yang diharapkan, pemanah dapat diberikan pilihan apakah tetap mempergunakan busur yang ada atau berganti ke
busur compound. Apabila pemanah memutuskan untuk
tetap di busur tersebut, maka kualitas teknik pemanah tersebut harus terus
ditingkatkan agar seluruh asesoris pada busur ronde nasional dapat dipasang. Proses ini harus terus berlanjut hingga
pemanah siap untuk menggunakan busur recurve.
Sementara
itu, jika pemanah memilih untuk berganti ke busur compound, maka dia harus
dikenalkan kepada teknik yang sedikit berbeda, terutama cara menarik dan melepaskan tali
busur. Pada tahapan sebelumnya pemanah melepas
tali busur dengan menggunakan jari-jari yang bersentuhan dengan tali busur,
sekarang jari-jari tersebut berada di sebuah alat khusus yang memerlukan teknik
yang berbeda pula.
Jadi dalam olah raga panahan prinsipnya memang sederhana, yaitu menarik tali busur dan melepaskannya sehingga anak panah dapat terbang dan menancap di sasaran. Tetapi terdapat dua hal yang berbeda dalam menarik dan melepas tali busur. Ada pemanah yang menarik dan melepaskan tali busur dengan menggunakan jari-jarinya. Ada pula pemanah yang menarik dan melepaskan tali busur dengan menggunakan alat khusus. Apabila kedua pemanah bertukar posisi, tentunya akan mempunyai hasil yang berbeda.
Jadi kesimpulannya, mengganti busur tidaklah sekedar beradaptasi dan
membiasakan diri dengan alat yang berbeda, tetapi juga harus beradaptasi dan
membiasakan diri dengan teknik yang berbeda.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada masyarakat tentang olah raga panahan.