Minggu, 23 Oktober 2022

MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (2)

Tulisan saya sebelumnya telah diuraikan pertimbangan umum dalam memilih event perlombaan panahan.  Tulisan kali ini saya akan coba mengulas tentang pemilihan event perlombaan panahan lebih kepada pertimbangan kesiapan atlit.  Hal ini menurut saya akan sangat berpengaruh kepada rencana jangka panjang yang disiapkan untuk atlit tersebut.

Kita dalam memilih event perlombaan panahan menurut saya harus lebih mempertimbangkan kesiapan atlit.  Kesiapan atlit dalam hal ini adalah kesiapan secara teknis dan kesiapan secara psikologis.  Hal yang terkadang terlupa adalah pertimbangan kesiapan psikologis baik di saat lomba atau pun setelah lomba.

Pertimbangan kesiapan atlit terkadang seperti diabaikan jika menghadapi event dengan prestise yang tinggi seperti kejuaraan tingkat propinsi atau tingkat nasional.  Hal ini akan diperparah jika daerah tersebut mempunyai jumlah atlit yang tidak banyak.

Sebagai sebuah ilustrasi adalah event Pekan Olah Raga Pelajar Tingkat Propinsi.  Di beberapa daerah, khususnya di Jawa, event ini diadakan sesuai jenjang pendidikan yang ada.  Jadi, ada Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (Popda) tingkat SD, tingkat SMP, dan tingkat SMA.  Atlit akan bertemu dengan lawan yang setara.  Tetapi ada pula beberapa daerah yang karena alasan tertentu mengadakan event tersebut tidak menurut jenjang pendidikan.  Jadi, event pekan olah raga pelajar diikuti oleh atlit dari tingkat SD sampai dengan SMA.  Event seperti ini memang mempunyai prestise yang tinggi karena atlit akan berlomba sebagai wakil dari daerahnya.  Tetapi pertimbangan kesiapan (teknis dan psikologis) atlit janganlah dilupakan.

Baca juga : KAMI PENUHI JANJI, DIA MEMBALAS DENGAN PRESTASI

Daerah-daerah yang tidak mempunyai banyak atlit akan sedikit memaksakan diri yang penting dapat mewakili daerah dalam event bergengsi tersebut.  Akibatnya atlit-atlit yang masih SD akan bertemu dengan atlit-atlit yang telah duduk di bangku SMP atau SMA.

Atlit yang masih SD biasanya baru dapat menembak di jarak 30 meter sementara jarak tembakan dalam lomba hingga jarak 50 meter.  Pelatih saat melihat kondisi ini biasanya akan mendorong si atlit agar dapat menembak di jarak tersebut antara lain dengan menambah berat tarikan (draw weight) busur sehingga harapannya anak panah yang semula hanya dapat untuk menembak di jarak 30 - 40 meter sekarang dapat mencapai jarak tembak 50 meter.  Kondisi seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa atlit yang secara teknis belum siap dipaksakan agar menjadi siap, tetapi jangan dilupakan bahwa panahan adalah olah raga teknik yang memerlukan konsistensi.  Konsistensi terbentuk bukan proses yang instan.

Hal lain yang tak kalah penting dan malah sering kali dilupakan adalah psikologis atlit.  Komentar yang biasa diucapkan oleh beberapa atlit atas hal ini adalah "Ndak apa, ini bagus untuk latihan mental".  Menurut saya jika di atas kertas atlit kita tidak mungkin menang atau mampu bersaing dengan atlit-atlit yang ada, apa lagi jika secara teknis pun atlit itu belum siap, maka lebih baik atlit tersebut tidak usah diturunkan.  Kondisi seperti ini tentu sangat berpengaruh kepada kondisi psikologis atlit, apa lagi jika usia mereka masih sangat belia.

Akibat yang mungkin terjadi jika kesiapan atlit belum memadai tetapi dipaksakan untuk mengikuti event tersebut adalah gangguan pada teknik memanah dan juga gangguan pada psikologis atlit.

Memanah memerlukan teknik yang baik dan konsisten agar memperoleh hasil tembakan yang baik.  Teknik memanah yang baik dan konsisten tidak dapat dibentuk dengan proses yang instan.  Hal ini harus dibentuk secara bertahap dengan proses yang tidak dapat dikatakan sebentar.  Proses tersebut bisa jadi berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan.  Konsistensi teknik tersebut dapat saja rusak atau terganggu karena hal kecil dan dalam waktu sebentar, tetapi perlu proses yang cukup lama untuk mengembalikannya.  Contohnya adalah saat berat tarikan (draw weight) busur ditambah di saat atlit belum siap untuk hal tersebut.

Atlit yang mengikuti lomba di kelas yang lebih tinggi sudah pasti tidak akan mempunyai peluang untuk menang.  Hal ini secara psikologis tentu akan berdampak kepada atlit.  Dia merasa bahwa usahanya selama ini sepertinya sia-sia, dan bisa jadi akan berakibat kepada penurunan semangat latihan.

Peran seorang pelatih sangat penting dalam menentukan event perlombaan panahan yang tepat untuk diikuti oleh atlit binaannya.  Janganlah pelatih hanya sekedar mengejar prestise dan kebanggaan semu sehingga mengabaikan kesiapan teknik dan psikologis atlit.  Mencetak atlit (terutama cabang olah raga panahan) memang tidak mudah, tetapi membentuk dan memelihara atlit panahan dengan teknik yang baik dan konsisten justru jauh lebih sulit.

Baca juga : MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (1)

MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (1)

Setiap atlit pasti menginginkan event perlombaan atau pertandingan untuk mengetahui hasil latihan yang dilakukan.  Hal ini bukan berarti setiap event dapat diikuti, tetapi perlu adanya pertimbangan tertentu dalam memilih event yang tepat.  Penentuan pilihan tersebut menurut saya antara lain dengan mempertimbangkan kesiapan anggaran dan kesiapan atlit.

Baca juga : PELATIH SEKALIGUS JUGA ATLIT, APAKAH BISA?

Hasil latihan menurut saya tidak harus selalu diketahui dengan mengikuti event-event resmi yang diadakan dengan kepanitiaan tertentu.  Saya mempunyai beberapa pertimbangan dalam pemilihan event terutama di event perlombaan panahan, yaitu : silaturahmi, meraih prestasi dan penjajagan, serta mengejar prestise.

Event untuk Silaturahmi

Keikutsertaan dalam event seperti ini lebih diutamakan untuk menjalin silaturahmi dengan atlit-atlit atau pelatih peserta event tersebut, sementara prestasi tidak menjadi tujuan utama.  Hal ini karena peserta dalam event tersebut biasanya telah saling kenal.

Tempat penyelenggaraan event tersebut pun biasanya tidak terlalu jauh karena salah satu pertimbangannya adalah anggaran yang dikeluarkan diupayakan untuk seminimal mungkin.  Event seperti ini menurut saya dapat berupa latihan bersama atau try out di club-club sekota atau club dari kabupaten/kota tetangga.  Di dalam event tersebut di antara atlit dan pelatih dapat saling bertukar pengalaman.

Event untuk Meraih Prestasi dan Penjajagan

Event seperti ini sebenarnya dalam dilakukan secara terpisah atau pun bersamaan.  Suatu event diikuti karena kita yakin bahwa atlit kita akan berprestasi di event tersebut dan juga untuk melakukan penjajagan agar kita mengetahui posisi atlit kita di nomor lomba tertentu.  Kita juga dapat mengikuti event sepenuhnya karena ingin mengetahui posisi atlit kita di nomor lomba tertentu.

Sebelum memutuskan event tersebut kita telah mengetahui posisi atlit kita sehingga kita dapat memperkirakan hasil yang akan diraih.  Event tersebut juga dapat dipergunakan mengetahui kondisi atlit kita di antara atlit yang lain sehingga dapat disusun program latihan yang tepat agar penampilan atlit menjadi lebih baik.

Event untuk Mengejar Prestise

Event seperti ini biasanya diadakan secara resmi di tingkat kabupaten, propinsi, atau nasional dan bahkan internasional.  Atlit yang dapat mengikuti event seperti ini tentunya akan mempunyai kebanggaan tersendiri karena dipilih untuk mewakili daerahnya.  Kebanggaan atlit tersebut akan semakin meningkat di saat dia berprestasi dan dapat mempersembahkan medali untuk daerahnya.

Event terakhir adalah sebuah pencapaian yang ingin dicapai setiap atlit di setiap tingkatannya.  Hal ini sebagai sebuah bukti bahwa dia atlit terbaik di daerahnya.

Di tulisan yang berikutnya, saya akan mencoba menguraikan pemilihan event perlombaan panahan dengan lebih mempertimbangkan kondisi atlit.

Baca juga : MEMILIH EVENT PERLOMBAAN PANAHAN (2)

Sabtu, 22 Oktober 2022

MENTARI

Karya : Dewi Mustika Sari (9 Mei 2010)


Kau selalu hadir di pagi hari
Membagi kehangatan dan keceriaan
Di muka bumi

Saat kau tak menampakkan diri
Kami semua bersusah hati
Mengharapkan hadir kembali

Agar peradaban di muka bumi
Berjalan dan berseri kembali

Terima kasih sang mentari
Atas jasamu kepada kami semua selama ini

Selasa, 18 Oktober 2022

PELATIH SEKALIGUS JUGA ATLIT, APAKAH BISA?

Tulisan ini adalah ungkapan atau curahan yang ada di dalam hati dan kepalaku.  Apa yang tertuang di dalam tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.  Saya hanya mencoba membuat pengandaian berdasarkan pengalaman yang saya alami.

Alhamdulillah, saya pernah menjadi seorang atlit yang berkesempatan mewakili kabupaten dalam sebuah event di tingkat propinsi.  Sebagai seorang atlit, saya tahu tugas yang harus saya lakukan adalah berlatih agar dapat memperoleh hasil terbaik.  Latihan tanpa dampingan seorang pelatih tentu akan memberikan hasil yang kurang optimal karena terdapat hal-hal yang hanya dapat diamati oleh orang di luar diri kita sendiri.

Selama 4 tahun terakhir saya mencoba mendampingi putra kami dalam latihan.  Kebetulan olah raga yang ditekuni putra kami sama dengan olah raga yang saya tekuni, yaitu panahan.  Di tahun pertama saya sekedar mendampingi putra kami (Arifin) berlatih.  Jadi Arifin memanah dan saya pun memanah sambil mengamatinya dari jauh.  Tetapi memasuki tahun kedua, intensitas latihanku semakin berkurang dan saya menjadi lebih sering mengamati Arifin latihan.

Saya mulai memperhatikan hal-hal kecil yang menggelitik rasa penasaran.  Misalnya posisi anchor, body form, proses drawing, dan lain sebagainya.  Hal-hal kecil tersebut tidak dapat diamati atau dilihat sambil lalu.  Hal tersebut menurutku harus dilihat lebih dari 3 tembakan untuk memastikan bahwa hal tersebut memang selalu diulang-ulang oleh si pemanah.  Kondisi yang selalu saya hadapi tersebut akhirnya membuat saya benar-benar berhenti menarik busur beralih kepada belajar tentang teknik memanah yang benar agar diperoleh hasil tembakan yang baik.

Di kesempatan yang lain, pernah seorang atlit panahan curhat ke saya tentang apa yang dia alami di olah raga panahan.  Sebagai seorang atlit, oleh pelatih dia diberi target score minimal yang harus dicapai.  Latihan telah rutin dia lakukan, baik saat ada pelatih maupun tidak ada pelatih.  Problemnya adalah score yang dia raih tidak pernah mampu mendekati target yang ditetapkan.  Dia bertanya, bagaimana caranya agar scorenya naik dan target tercapai.  Jawaban yang saya berikan waktu itu adalah saya minta dia berkonsultasi ke pelatih atas kondisi tersebut.  Jujur saya ingin melihat atau memperhatikan cara atlit tersebut memanah.  Saya ingin mengetahui teknik dia memanah, apakah sudah benar atau ada problem dengan alat yang dia pergunakan.  Tetapi niat itu saya urungkan, saya khawatir apa yang saya lakukan akan membuat pelatihnya tersinggung.  Saya khan bukan pelatih dan tidak pernah juga ikut pelatihan pelatih panahan.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah seorang pelatih dapat juga menjadi seorang atlit?  Berdasarkan uraian di atas menurutku sebenarnya agak sulit untuk menjadi pelatih yang sekaligus juga menjadi atlit.  Atlit mempunyai tugas untuk berlatih, sementara pelatih mempunyai tugas membimbing atlit agar menjadi lebih baik.  Tugas pelatih tersebut akan menjadi lebih berat di saat dia memberikan target tertentu kepada atlitnya.  Apalagi seorang pelatih merangkap menjadi atlit, maka di saat atlit binaannya berlatih maka dia pun akan ikut berlatih, sehingga yang terjadi adalah "latbar" (latihan bareng).  Akibatnya, hasil yang diperoleh menjadi tidak optimal, selaku pelatih dia tidak optimal membimbing atlitnya dan selaku atlit dia tidak tidak optimal melakukan latihan.

Solusi apa yang dapat dilakukan?  Pelatih harus memilih salah satu, apakah ingin tetap melatih atau tetap berlatih.  Saya mencoba memberikan gambaran dengan apa yang selama 3 tahun ini saya lakukan walau hanya sekedar mendampingi anak (1 orang) berlatih panahan.  Panahan adalah olah raga teknik.  Pemanah dengan score tertinggi dia akan menjadi juara.  Score tertinggi dihasilkan oleh teknik memanah yang baik dan konsisten.  Proses pengamatan atas teknik memanah yang baik tidak dapat dilakukan dengan melihat 1 - 2 kali tembakan, apa lagi jika bicara tentang konsistensi teknik.  Pengamatan atas konsistensi teknik menurut saya harus dilakukan antar seri tembakan atau antar waktu latihan.  Hal ini terjadi ke seorang atlit, bagaimana jika atlitnya lebih dari satu orang.

Andaikan saya berada di antara 2 pilihan menjadi pelatih atau menjadi atlit, maka saya akan memilih untuk menjadi pelatih agar dapat lebih serius membimbing atlit agar menjadi atlit yang lebih baik.  Semakin besar perhatian kita kepada atlit, maka kita akan semakin mengenal karakter atlit kita sehingga kita dapat menemukan cara bimbingan yang tepat untuk atlit tersebut.  Satu hal lagi, bagi saya seandainya menjadi seorang pelatih panahan, saya akan semakin puas dan bangga apabila semakin banyak atlit binaan saya berada di shooting line (apa lagi saat babak eliminasi).  Hal ini akan menjadi salah satu indikator keberhasilan saya dalam melatih mereka.

Saya harap tulisan ini tidak membuat tersinggung para pelatih apalagi pelatih yang sekaligus merangkap sebagai atlit.  Tulisan ini adalah perandaian jika saya menjadi seorang pelatih. 

Minggu, 16 Oktober 2022

MASIH

Karya : SY Adillah M (20 Januari 2020)


Bait ini ku tulis dengan segenggam kenangan, sejumput harapan, dan segudang perasaan.

Andai kau tau, semesta ku masih milikmu
Malam dan siang ku masih merindu mu
Senja ku yang kini berubah kelabu tanpa mu.

Bukan jarak yg memisahkan kita
Bukan juga karena sudah saling kehabisan rasa
Tapi kita sudah terlalu lelah untuk saling bertahan

Genggaman yang berubah menjadi cengakraman
Tuntunan yang berubah menjadi tuntutan
Aku dan kamu yang saling merasa
seolah digiring dan bukan lagi seiring
Membuat kita merasa tak lagi cocok untuk bersanding.

Kamu indah, pun baik, dan layak, sayangnya bukan untuk ku.
Pun demikian pula aku.

Kita tak lagi searah, tak lagi sewarna, tak lagi senyawa.
Pertengkaran demi pertengkaran yg seolah menjurus kepada akhir yang sama; perpisahan.

Egoku dan egomu yang terlalu berkuasa di atas rasa
Memaksa kita untuk saling menggelorakan amarah
Komunikasi yang tak lagi berjalan dua arah
Hubungan yang kian terasa berat untuk dipertahankan
Hingga akhirnya kita menyerah dan berpisah

Aku meringis, terisak dalam tangis.
Semakin kesini yang kusesap bukan lah rindu tapi pilu
Berpisah dengan mu sesakit ini ternyata
Tapi terus bertahan denganmu tentu akan lebih sakit lagi nantinya.

Aku hanya ingin bilang, terima kasih karena telah mau menemaniku berjuang.

Aku masih mencintai mu. 

Senin, 10 Oktober 2022

KAMI PENUHI JANJI, DIA MEMBALAS DENGAN PRESTASI

Janji tetaplah janji, apa pun yang terjadi janji haruslah ditepati.  Hal itulah yang kami alami terhadap anak kami.  Kami pernah berjanji ke putera kami yang seorang atlit panahan, bahwa setiap tahun inshaa Allah akan ikut minimal 1 kali event perlombaan panahan.  Perlombaan panahan menurut kami adalah salah satu cara untuk mengukur perkembangan hasil latihan sehingga diharapkan dapat meningkatkan semangatnya dalam berlatih.

Baca juga : Atlit Panahan SMPIT Ash Shohwah di Youth Archery Championship 2022, Jakarta

Di awal tahun 2020 dalam sebuah event lokal di Kota Tarakan, Kalimantan Utara putera kami berhasil memperoleh 3 medali emas dan 3 medali perak.  Atas hasil tersebut, kami berjanji kepadanya "Tahun Depan Kita ke Jawa".  Sayang, tak sampai sebulan setelah event tersebut muncul wabah pandemi covid 19 yang membuat hampir semua event olah raga dibatasi.  Selama pandemi kami telah mencoba untuk mengikuti 2 event yang cukup besar di Kalimantan Timur sebagai pengganti event di Pulau Jawa.  Tetapi, kami memutuskan untuk membatalkan keikutsertaan kami padahal biaya pendaftaran telah kami bayarkan.

Selama pandemi Covid 19, praktis putera kami tidak pernah mengikuti perlombaan panahan.  Hal ini ternyata sangat berpengaruh kepada semangat latihannya.  Dia seperti tidak punya target dalam latihan sehingga latihan pun seperti ala kadarnya saja.

Semangatnya sedikit terpompa saat akhir tahun 2021, Pengcab Perpani Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara memintanya untuk menembak sebagai atlit panahan Bulungan dalam Kejurprov Panahan Kalimantan Utara.

Januari 2022, putera kami untuk pertama kali memanah atas nama daerah, yaitu Kabupaten Bulungan.  Hasil kejurprov panahan waktu memang jauh dari yang diharapkan, tetapi setidaknya kembali memompa semangatnya untuk menjadi lebih baik.

Di akhir Agustus 2022, kami memperoleh informasi tentang perlombaan panahan Youth Archery Championship 2022 di Jakarta.  Kami pun memutuskan putera kami harus mengikuti event ini.  Kami tidak memasang target muluk-muluk karena ini adalah pertama kali putera kami mengikuti perlombaan di Jawa, langsung ke Jakarta dimana banyak pemanah-pemanah hebat di sana.  Target kami adalah mengetahui posisi peringkat putera kami di antara pemanah Jabodetabek.

Alhamdulillah selama 2 hari Youth Archery Championship di Jakarta, dia berusaha melakukan hal yang terbaik sebagai pembuktian hasil latihan yang telah dilakukan.  Hasilnya pun tidak mengecewakan, dia dapat membawa pulang medali perunggu yang akan dipersembahkan untuk sekolahnya, SMPIT Ash Shohwah.

Hasil ini benar-benar melampaui target yang kami harapkan.  Terima kasih Arifin, telah membalas upaya kami dengan memberikan prestasi terbaik.  Tetaplah semangat anakku, janganlah prestasi ini membuat dirimu menjadi sombong, tetaplah menjadi anak yang rendah hati.

Minggu, 09 Oktober 2022

ATLIT PANAHAN SMPIT ASH SHOHWAH DI YOUTH ARCHERY CHAMPIONSHIP 2022, JAKARTA

Usaha untuk memperkenalkan sekolah tidak harus melalui prestasi akademik, tetapi juga melalui prestasi olah raga.  Hal inilah yang coba kami lakukan untuk memperkenalkan SMPIT Ash Shohwah ke luar daerah.  Kami mencoba memperkenalkan SMPIT Ash Shohwah melalui olah raga panahan dengan mengikuti Event Youth Archery Championship di Jakarta, tanggal 8 - 9 Oktober 2022.

Baca juga : Mengenalkan SMPIT Ash Shohwah Lewat Panahan

Di dalam event tersebut SMPIT Ash Shohwah diwakili oleh seorang atlit panahan dari Kelas 7 Ikhwan Reguler bernama Priyo Arifin Nugroho.  Arifin di dalam event tersebut mengikuti 2 nomor lomba, yaitu Ronde Nasional SMP jarak 15 meter dan Recurve U17 jarak 30 meter.

Target yang ingin dicapai dalam event tersebut adalah lolos babak kualifikasi di jarak 15 meter dan berlanjut di babak eliminasi, sementara di jarak 30 meter target yang ingin dicapai adalah mengetahui peringkat yang akan diperoleh Arifin di antara atlit yang rata-rata telah duduk di bangku SMA.

Hari Pertama

Perlombaan dimulai dengan lomba di nomor Ronde Nasional SMP jarak 15 meter.  Jumlah peserta yang mendaftar di nomor ini adalah 104 orang atlit tetapi yang kemudian melakukan penembakan adalah 101 orang atlit.  Perlombaan dimulai dengan babak kualifikasi, dimana seluruh peserta akan melakukan penembakan sehingga diperoleh score dari masing-masing atlit.  Data score tersebut kemudian disusun peringkat untuk mengetahui 16 atlit dengan score tertinggi.  Peringkat babak kualifikasi Arifin termasuk ke dalam 16 besar atlit dengan score tertinggi sehingga dia berlanjut ke babak eliminasi.  (link Data Hasil Babak Kualifikasi SMP)

Target untuk Arifin di Ronde Nasional SMP jarak 15 meter berarti telah dicapai dan dimulai dengan penembakan babak per delapan final.  Lawan pertama Arifin adalah Fadhil Zhafran Setiawan dari Blue Feather Archery, alhamdulillah Arifin menang dengan point 6 - 4 dan berlanjut ke babak per empat final.

Di babak per empat final Arifin bertarung seri (point : 5 - 5) dengan Faeyza Razin Nabiel atlit binaan pelatih panahan nasional dari DAD Archery Academy.  Kemenangan Arifin ditentukan oleh tembakan 1 anak panah yang ternyata memperoleh score sama (10) sehingga kemenangan diputuskan dengan mengukur jarak antara anak panah dengan titik poros lingkaran, alhamdulillah anak panah Arifin 1 mm lebih dekat dibandingkan lawannya sehingga Arifin menang dan lanjut ke babak semifinal.

Faeyza Razin Nabiel -- Priyo Arifin Nugroho

Di babak semi final Arifin kalah melawan Budi Sarianto dari DSR Archery Team dengan point 4 - 6, tetapi dia tetap lanjut ke babak final untuk perebutan medali perunggu.  Di babak final perebutan medali perunggu Arifin berhasil mengalahkan Syahmi Baiza Rudianto dari Sa'ad Archery Bandung dengan point 6 - 4 sehingga berhak untuk membawa pulang medali perunggu. (link Bagan Babak Eliminasi Ronde Nasional SMP 15 meter)

Haikal Athariya Susanto -- Budi Sarianto -- Priyo Arifin Nugroho

Hari Kedua

Jumlah peserta yang mendaftar di nomor Recurve U17 adalah 55 orang, tetapi atlit yang hadir dan melakukan penembakan 54 orang.  Di hari kedua Youth Archery Championship diharapkan Arifin dapat tampil dengan lebih tenang walaupun berada di garis tempat dengan atlit-atlit yang secara usia lebih senior dari dirinya.   Alhamdulillah di nomor recurve U17 meski belum optimal, setidaknya Arifin tidak berada di peringkat paling bawah, dia berada di peringkat 32. (link Data Hasil Kualifikasi Recurve U17)

Farrel Joshua Bonar Sianturi -- Priyo Arifin Nugroho -- Moh. Syahdan Abidzar

Pelajaran yang dapat diambil dari 2 hari event Youth Archery Championship 2022 adalah panahan bukan tentang saling mengalahkan, tetapi tentang saling belajar dan menambah teman.  Musuh terbesar seorang pemanah adalah dirinya sendiri.

Selasa, 04 Oktober 2022

LAPORAN PEMOTONGAN TERNAK RUMINANSIA DI UPT RPH BERAU, TRIWULAN 3 TAHUN 2022

Jumlah pemotongan ternak ruminansia di UPT Rumah Potong Hewan (RPH) pada triwulan III adalah 350 ekor ternak sapi, lebih rendah daripada pemotongan triwulan II (555 ekor) dan triwulan I (479 ekor).  Penurunan jumlah pemotongan ternak ruminansia ini kemungkinan terjadi karena adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Wabah PMK di Indonesia ternya juga berpengaruh kepada upaya pengendalian pemotongan ternak ruminansia betina di UPT RPH Berau.  Persentase pemotongan ternak betina yang pada bulan Juli sebesar 25,8% dari total pemotongan meningkat menjadi 43,5% di bulan Agustus, alhamdulillah pemotongan di bulan September mengalami penurunan menjadi 29,6%.

Wabah PMK juga berpengaruh kepada pemasukan ternak ruminansia yang dipotong di UPT RPH Berau.  Ternak sapi yang dipotong di UPT RPH Berau pada bulan September hanya berasal dari dalam Kabupaten Berau dan Propinsi Kalimantan Utara.  Kondisi ini terjadi karena wabah PMK membuat proses pemasukan ternak dari luar Pulau Kalimantan menjadi lebih sulit daripada kondisi sebelumnya.

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...