Pekat malam yang menyembunyikan suram Sendiri aku dalam dekapan lampu yang temaram
Perlahan kubuka lagi memori kita di masa lampau Masa dimana aku kau anggap berharga Masa dimana aku kau anggap punya segalanya Masa dimana hanya denganku lah kamu merasa cukup.
Dulu kita bagai 2 bilangan ganjil yang saling menggenapkan Bagai dua zat yang melebur dan bersenyawa Bagai laut dan asin yang tak dapat dipisahkan
Tapi itu dulu, sebelum kau kenal dia Semenjak dia datang, bukan aku lagi ratu mu Bukan aku lagi penggenapmu Dan seketika saja 2 zat itu justru menghanguskan,
memupuskan, dan saling menghancurkan.
Jika dulu dengan ku kamu merasa cukup Kini dengan ku kau justru merasa tak sanggup
Jika dulu dekap ku mampu menghangatkan mu Kini mendengarkan suara ku saja kau sudah tak mau.
Seberapa hebat dia? Sampai kau harus membuang ku demi wanita
yang bahkan tak pernah memperjuangkan mu
Sebegitu menarik kah dia di mata mu? Sampai bayang ku pun
tak lagi mampu menghampiri mu bahkan di mimpi mu sekalipun.
Tuan, aku tak apa, sungguh, semoga kau bahagia di sana,
dengan dia yang kau anggap dapat membahagiakan mu lebih baik dari aku.
Tapi kelak, jika ternyata pilihan mu salah, ku mohon, jangan
meminta untuk kembali padaku, karena apa yang telah kau sia-siakan tak akan
bisa kembali kau dapatkan.
Kita sudah sama-sama lelah dalam hal
pencarian yang tak kunjung berujung saling menemukan.
Kita adalah waktu-waktu yang
terbuang percuma, adalah khayal-khayal yang bahkan tak
sempat menjadi nyata, adalah mimpi-mimpi yang hanya bunga tidur
semata.
Kita adalah apa-apa yang bertolak
belakang, berlari ke arah yang berlawanan, ujung yang tak dapat kita sebut
titik temu, dan peristirahatan yang terasa nyaman tapi ternyata semu.
Kita adalah segala yang indah tapi
tak untuk saling memiliki, kita adalah apa yang sempurna tapi bukan untuk
saling melengkapi, kita adalah apa yang
bertemu namun tak untuk bersatu.
Kupikir akan terus begitu, aku
dengan harap dan anganku, juga kamu dengan mimpi dan duniamu.
Setiap kita pasti mempunyai cara untuk mengisi waktu di antara kesibukan dalam aktifitas harian yang kita lakukan. Sebagian orang mengisi waktu dengan bercocok tanam tanaman hias atau memelihara hewan kesayangan. Caraku mengisi waktu sedikit berbeda dengan sebagian orang. Aku coba mencari aktifitas yang tidak terlalu menyita waktu, biaya, dan ruang sehingga muncullah ide untuk melakukan budidaya cacing (vermiculture).
Budidaya cacing menurutku tidak memerlukan waktu yang spesial karena cacing tidak harus diberi makan setiap hari. Biaya yang diperlukan budidaya pun tidak mahal bahkan sangat murah karena cacing hanya memerlukan limbah (limbah peternakan atau limbah rumah tangga) sebagai sumber makanan. Wadah budidaya pun tidak akan menggunakan ruang yang luas, karena hanya memerlukan wadah yang tidak besar dan dapat disusun dalam rak-rak.
Budidaya cacing pun sebenarnya dapat memberikan hasil yang secara ekonomis cukup menguntungkan. Hasil budidaya cacing, setidaknya ada 2 macam, yaitu cacing dan kompos yang disebut vermicompost. Vermicompost adalah kompos yang menurut beberapa literatur mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi. Vermicompost ini sangat sesuai digunakan pada tanaman sayuran dan/atau bunga.
Memanah adalah olah raga yang kami tekuni selama lebih dari 6 tahun ini. Di cabang olah raga ini, awalnya kami adalah orang yang benar-benar awam dan buta tentang olah raga ini. Waktu berjalan, pengetahuanku tentang olah raga ini pun semakin berkembang.
Kami mempunyai 2 orang anak (putri dan putra). Panahan awalnya kami coba kenalkan ke anak kedua kami yang putra karena sebelumnya terlalu asyik bermain game di depan tv.
Singkat cerita anakku mulai belajar memanah dengan menggunakan busur dari bahan PVC yang harganya murah. Tujuannya adalah untuk mendorong minatnya atas olah raga ini. Seandainya minatnya tidak muncul pun ndak masalah, busurnya juga ndak terlalu mahal. Alhamdulillah minatnya atas olah raga panahan ini cukup besar.
Kami pun mendaftarkan anakku ke sekolah memanah di Sanggap Archery School. Di saat awal belajar memanah, anakku (Arifin) diajari oleh Ustad Abdul Azis Jabbar untuk memanah dengan menggunakan tangan kanan, walau sebenarnya kami merasa dia mempunyai refleks tangan kiri yang lumayan bagus. Tetapi, beliau pastilah lebih faham perihal panahan dibandingkan kami. Sayang Ustad Azis tidak lama mengajar anak-anak kami, karena tak lama kemudian beliau mengundurkan diri dari kegiatan kepelatihan panahan.
Waktu terus berlalu, teknik memanah dan kualitas tembakan Arifin terlihat tidak terlalu berkembang, terlebih sejak Ustad Azis tidak lagi membimbingnya. Aku pun berusaha mencari informasi dan cara agar teknik memanah Arifin menjadi lebih baik. Akhirnya, aku mendapatkan informasi tentang mata dominan (dominant eye) dalam olah raga panahan. Pemanah jika mempunyai mata dominan adalah mata kiri dan mata kiri tersebut tidak dapat dimanipulasi maka disarankan agar memanah dengan tangan kiri. Aku coba memeriksa, mata dominan anakku apakah mata kanan atau mata kiri. Ternyata, mata dominan Arifin adalah mata kiri, dan itu pun tidak dapat dimanipulasi agar mata kanannya lebih dominan. Kami pun memutuskan bahwa Arifin harus memanah menggunakan tangan kiri.
Keputusan memanah menggunakan tangan kiri tentu mempunyai konsekuensi. Konsekuensi pertama adalah mengganti busur, karena busur untuk pemanah tangan kanan tidak sama dengan pemanah tangan kiri (kidal). Itu baru busur belum asesoris-asesoris pemanah yang lain. Perlengkapan pemanah kidal tidaklah mudah ditemukan seperti perlengkapan pemanah tangan kanan, karena jumlah pemanah kidal tidaklah banyak.
Selainnya sulitnya mencari perlengkapan panahan, konsekuensi lainnya adalah saat mengikuti event perlombaan panahan. Pemanah kidal adalah kelompok minoritas, terkadang hanya terdapat satu orang pemanah kidal dari sekian banyak pemanah, ditambah lagi pemanah kidal menghadap ke arah yang berbeda. Hal ini tentu akan menarik perhatian penonton, sehingga hal ini pasti akan sangat berpengaruh pada mental Si Pemanah Kidal. Kondisi ini tentu akan memberikan dua akibat, yaitu membuat mental pemanah semakin turun atau malah akan membuat mental pemanah menjadi terasah semakin kuat.
Keunikan-keunikan dari pemanah kidal ini membuat kami semakin bersemangat untuk mendampinginya dalam setiap event yang diikutinya. Kami pun bersepakat bahwa Arifin akan mengikuti event minimal dalam setahun 1 kali event.
Memanah adalah olah raga yang telah cukup lama kami tekuni. Kami mulai mengenal panahan sejak pertengahan tahun 2016. Kami semula hanya ingin membuat anakku (Arifin) mengurangi waktu bermain game di depan tv dengan bermain keluar rumah, tetapi kemudian olah raga ini menjadi olah raga yang benar-benar kami tekuni secara lebih serius.
Arifin mengenal olah raga panahan saat masih klas 1 SD, berarti sudah lebih dari 6 tahun lalu. Selama itu pula Arifin telah mengikuti beberapa event perlombaan panahan. Perlombaan panahan yang terakhir Arifin ikuti adalah Tarakan Open Archery Championship Tahun 2020, dan alhamdulillah dapat membawa pulang 3 medali emas dan 3 medali perak. Selanjutnya, selama pandemi Covid 19 tidak ada event perlombaan panahan yang diikuti oleh Arifin.
Hasil Tarakan Open Tahun 2020, ternyata telah membuat pihak Propinsi Kalimantan Utara tertarik kepada Arifin dan memintanya agar memanah untuk salah kabupaten di Kalimantan Utara. Akhirnya pada akhir tahun 2021, salah satu kabupaten tersebut meminta Arifin secara resmi. Kami sampaikan hal ini kepada Ketua Perpani Kabupaten Berau dan Pelatih Perpani yang sekaligus pengurus utama club tempat kami berlatih. Ternyata Perpani Kabupaten Berau setuju melepas Arifin untuk Kabupaten Bulungan. Mulai Bulan Januari 2022, Arifin secara resmi menjadi atlit Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara. Event pertama yang diikutinya adalah Kejuaraan Panahan Tingkat Propinsi Kalimantan Utara sebagai atlit Kabupaten Bulungan.
Kami sebagai warga Kabupaten Berau tentu ingin Arifin tetap membela Kabupaten Berau dalam event-event perlombaan panahan, baik event resmi yang digelar oleh Perpani maupun event-event yang bersifat terbuka (open). Arifin sekarang ini hanya dapat membawa nama Berau (dalam hal ini SMPIT Ash Shohwah) saat event-event terbuka seperti Youth Archery Championship (8 - 9 Oktober 2022) yang akan datang.
Semoga kami selalu istiqomah untuk selalu mensyiarkan olah raga sunnah ini, tidak hanya di Kabupaten Berau tetapi di seluruh wilayah dimana tempat kami berada.
Event perlombaan adalah sesuatu yang diperlukan oleh para atlit, termasuk juga atlit panahan. Di dalam event perlombaan panahan, seorang atlit dapat mengukur kemajuan dari latihan yang telah dilakukan. Di dalam lomba pula, mental atlit dapat diasah agar menjadi siap menghadapi suasana yang berbeda dengan suasana latihan sekaligus mengenal karakter dari lawan-lawan yang ada dalam perlombaan tersebut. Hal ini penting, karena mental atlit akan sangat mempengaruhi teknik atlit tersebut, terutama di olah raga panahan.
Di dalam beberapa bulan ke depan terdapat beberapa event perlombaan atau kejuaraan panahan. Hal ini adalah hal yang menggembirakan bagi kami pelaku olah raga panahan. Event-event tersebut adalah Youth Archery Championship 2022 (YAC 2022) di Jakarta (8 - 9 Oktober 2022), Kejuaraan Nasional Panahan Junior di Yogyakarta (16 - 24 Oktober 2022), dan Pekan Olah Raga Provinsi Kalimantan Utara (Porprov Kaltara), tanggal 13 - 16 November 2022.
Pembaca pasti bertanya-tanya, kenapa ikut event Porprov Kaltara, aku khan warga Berau dan Arifin (anakku) sekolah di SMPIT Ash Shohwah. Kenapa Arifin tidak mengikuti Proprov Kaltim? Kami perlu sampaikan bahwa Arifin adalah atlit panahan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Cerita lengkap tentang hal ini akan kami sampaikan dalam tulisan yang lain (silakan baca : Maaf Arifin Bukan Atlit Berau).
Semalam kami berdiskusi bersama dengan Arifin terkait 3 event yang akan datang. Aku sampaikan bahwa kita tidak bisa mengikuti ketiga event tersebut, karena kemungkinan hasil dari salah satu event tersebut tidak akan maksimal.
Hasil diskusi antara aku, anakku, dan juga istriku, dengan mempertimbangkan : a. adanya 2 event yang sangat berdekatan, yaitu : YAC 2022 (8 - 9 Oktober 2022) dan Kejurnas Junior (16 - 24 Oktober 2022); dan b. pertimbangan waktu meninggalkan kegiatan belajar di sekolah. Dua event yang berselang kurang dari sepekan tidak memberikan waktu yang cukup untuk Arifin beristirahat. Hal ini kemungkinan akan berakibat kepada penampilannya di saat Kejurnas. Dua event yang berdekatan praktis akan membuat Arifin meninggalkan kegiatan belajar yang cukup lama. Hal ini tentu akan berpengaruh besar pada prestasi akademik yang akan diraihnya.
Arifin akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti event Kejuaraan Nasional Panahan Junior di Yogyakarta, tetapi akan tetap mengikuti Youth Archery Championship (YAC 2022) atas nama SMPIT Ash Shohwah, dan selanjutnya akan lebih fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi Pekan Olah Raga Provinsi Kalimantan Utara. Semoga dengan pilihan ini kami nanti akan pulang tidak dengan tangan hampa, tetapi pulang dengan membawa medali, baik dalam event YAC 2022 maupun Porprov Kaltara 2022.
Semoga Allah memudahkan urusan kami, aamiin ya robbal alamin