Senin, 28 Februari 2022

PANDEMI BELUM BERAKHIR TETAPI MASYARAKAT SEPERTI TIDAK PEDULI

Ini adalah kisahku selama sekian hari berada di salah satu desa di pulau dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia.  Desa yang aku katakan ini kalau dibilang sepi tidak pula sepi, dibilang tertinggal tidak juga, karena terdapat lebih dari 3 minimarket (al**mart dan in**maret). Lalu lintas kendaraan di jalan utama desa ini seperti tanpa henti.  Siang malam kendaraan lalu lalang di jalan utama desa ini.

Sebagian besar penduduk desa ini bekerja di sektor informal, misal menjadi pedagang di pasar atau membuka usaha sendiri di rumah.  Sementara mereka yang telah menyelesaikan pendidikan SLTA sebagian dari mereka akan mencari kerja di ibukota.

Perhatian penduduk desa ini seperti tidak terpengaruh oleh adanya pandemi Covid 19.  Mereka tetap beraktifitas di tempat-tempat umum tanpa menerapkan protokol kesehatan.  Aparat berwenang pun sepertinya tidak mempedulikan hal itu, padahal kasus positif covid varian omicron terus meningkat.

Jadi, siapa yang salah dalam hal ini.  Tapi tulisan ini bukan untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang benar.  Melalui tulisan ini, penulis akan mengingatkan bahwa pandemi Covid 19 masih belum berakhir.  Pandemi ini tidak akan berakhir jika abai.

Saya pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa Covid itu hanya rekayasa, Covid itu tidak ada.  Informasi itu dari siapa? Apakah dapat dipercaya kualitas keilmuannya?

Mari kita membuat perandaian yang hampir sama, yaitu tentang surga dan neraka.  Apakah kita pernah melihatnya?  Kenapa kita tetap menjalankan ibadah sholat jika tidak pernah tahu keberadaan surga dan neraka?

Jadi, marilah terapkan protokol kesehatan sehingga kita terhindar dari tertular virus Covid 19.  Jangan malah sebaliknya tidak mau menerapkan protokol kesehatan, tetapi saat tertular virus Covid 19, malah teriak-teriak di-covid-kan.

Marilah kita terapkan protokol kesehatan dengan disiplin, untuk diri kita sendiri dan lingkungan kita, sehingga pandemi Covid 19 dapat segera diakhiri.

Minggu, 27 Februari 2022

KOLEKSI YANG AKHIRNYA HILANG

Bapakku adalah seorang pengagum Bapak Ir. Soekarno presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Seperti layaknya orang yang mengagumi seorang tokoh, Bapak juga mempunyai koleksi karya-karya tokoh yang dikagumi.  Bapak mempunyai beberapa buku karya Bapak Presiden Soekarno dan beberapa salinan naskah pidato kenegaraan.  Salah satu buku yang menjadi favorit Bapak adalah buku yang berjudul Di Bawah Bendera Revolusi terbitan tahun 1965.

Pada sekitar tahun 1990-an, bapak menunjukkan buku-buku koleksinya.  Saat itu aku masih duduk di bangku SMA.  Aku merasa bahwa salah satu buku favorit dan menjadi kebanggaan Bapak adalah buku Di Bawah Bendera Revolusi.  Buku yang mempunyai tebal lebih dari 10 cm entah berapa jumlah halamannya.  Bapak memang belum membaca buku tersebut hingga habis, tetapi aku sangat yakin bahwa itu adalah buku kesayangan dan kebanggaan Bapak.

Sekarang kondisi Bapak sudah sangat tua dan pikun.  Aku kira Bapak kemungkinan besar juga sudah lupa bahwa Bapak mempunyai sebuah Buku Bersejarah.  Aku sebagai salah satu anaknya berkeinginan untuk menyimpan dan merawat buku tersebut.  Tetapi buku tersebut dan semua koleksi buku Bapak tidak aku temukan walau selama seharian aku berusaha mencarinya.

Aku coba melacak keberadaan buku tersebut ke Ibu dan saudara yang merawat Bapak selama ini.  Oh iya ... sejak lulus kuliah tahun 1997 aku merantau ke Kalimantan, sementara Bapak tetap di Jawa.  Jadi, menurut informasi Ibu dan Saudaraku buku-buku selama kuliah dimakan rayap sehingga sisa buku yang ada dibuang semua.  Kekhawatiranku buku koleksi Bapak ikut terbuang bersama sisa buku-buku yang dimakan rayap.

Sangatlah disayangkan jika benar buku koleksi Bapak dibuang.  Buku tersebut selain mempunyai nilai sejarah selain buat negara kita tetapi juga bagi keluarga kami.

Sabtu, 26 Februari 2022

BELAJARLAH TUAN

Karya : SY Adillah M (15 Februari 2020)


Aku tau
bukan sedikit wanita yang mendekati mu karena banyak alasan
Aku juga tau
Banyak wanita yang pergi meninggalkan mu juga dengan banyak alasan.

Asal kau tau tuan.
Beberapa bukan sedikit wanita wanita itu yang mendekati mu sebab materi
Juga bukan sedikit wanita wanita itu yang meninggalkan mu karena tak sehati, atau sikap mu yang tak sesuai ekspektasi.

Bukan sedikit dari wanita-wanita itu yang merapat dan melirik mu sebab fisik
Lalu pergi berlalu sebab kamu dirasa tak menarik.

Tak usah sedih, tak perlu risau.
Kau hanya perlu belajar untuk merelakan
Dan belajar bahwa yang ingin datang dan berjanji untuk menetap tanpa memiliki alasan
Juga adalah orang yang tak akan pergi meninggalkan mu dengan apapun alasannya.

Belajarlah tuan, sekali lagi, yang menarik belum tentu yang terbaik.
Dan yang terbaik jelas akan datang di waktu yang baik juga tentunya.

Jumat, 18 Februari 2022

REHAT; MELANJUTKAN ATAU MENYUDAHI?

Karya : SY Adillah M (12 Februari 2020)


Hei! Iya kamu, jika lelah bersandarlah
Istirahatlah sejenak, kau tau, tak semua hal harus selesai hari ini,
satu per satu ya...

Ku lihat kau sudah berjuang terlalu keras belakangan ini
Jadi ya kalau memang ingin mengeluh ya mengeluh saja
Wajar kok, jika kau merasa penat, kau tidak sendiri.

Kau ingin dengar sebuah cerita tidak?
Mari sini dengarkan;

Dulu ada seorang gadis dengan impian yang luar biasa tinggi, iya! Tinggi sekali
Semua orang bilang "ayolah sadar diri, yang kamu dapatkan tak akan sesuai ekspektasi"
Tapi dia bukan orang yang mau peduli

Dia bekerja keras 2 sampai 3 kali lipat dibanding orang lain
Begitu dia menjadi lebih baik, dia malah dipaksa untuk menepi dan mencari jalan lain.
Orang itu bilang, bukan gadis itu yang layak, tapi anaknya.

Kau ingin tau tidak apa yang dilakukan gadis itu?
Menurut? Tentu tidak! Dia memberontak, ya kau harus tau, dia bukan gadis yang penurut.
Dia memberontak, keras sekali sampai emosinya pun ikut tersulut.

Orang yang memintanya mencari jalan lain pun tak kehabisan cara.
Kali ini caranya lebih mejijikkan lagi
Dia menghasut semua orang agar membenci gadis itu.
Gadis itu tau, tapi tak mau peduli.

Sampai tiba di satu titik gadis itu sadar bahwa dia sudah terlalu banyak kehilangan hal menyenangkan dalam pencarian dan pengejarannya selama ini.

Kau tau? Gadis itu berhenti sejenak, melihat kondisi sekeliling
Meratapi kerusakan demi kerusakan yang dia lihat telah busuk

Dia hanya berharap agar kerusakan itu cepat mengering
Tapi ternyata justru aroma yang ditimbulkan dari kerusakan itu semakin menusuk
Bukan menusuk penciuman, tapi perasaan

Gadis itu tersadar, sejujurnya dia tak benar-benar tak peduli dengan sekitar.
Iya, dia hanya 'berpura-pura' tak peduli saja.

Kau ingin tau lagi tidak? Gadis itu sekarang justru jadi orang yang meragukan impiannya
Kenapa? Ya karena dia terlalu lelah,
Bukan lelah berlari, tapi lelah berjuang.

Ya karena selama ini, yang dia rasakan adalah
DIA YANG BERJUANG TAPI DIA JUGA YANG TERBUANG

Kau tau tidak? Gadis itu sekarang sedang duduk di samping mu.
Sedang rehat, sambil memikirkan "ingin melanjutkan atau menyudahi"

Kau tau?  Tak ada yang salah dari menyerah, jika memang sudah tak sanggup lagi
bila bertahan malah terus menyakiti
mungkin mundur dan berhenti bisa jadi jalan terbaik.

Bagaimana? Sudah reda lelah mu?
Lalu?  Apa masih ingin berjuang kembali?
Jika iya, semangat ya!
Jika tidak, juga tak apa

Sabtu, 12 Februari 2022

DEMOKRASI DAN HAK ASASI DI MASA PANDEMI

Pandemi Covid 19 masih belum berakhir baik di dunia, apalagi di negeri kami.  Kasus positif Covid memang telah mengalami penurunan, bahkan di daerah kami sempat terjadi 0 kasus selama beberapa pekan.  Kondisi ini seakan-akan justru membuat kami lengah dan abai dalam menerapkan Protokol Kesehatan.  Penurunan ketaatan dalam menerapkan protokol kesehatan ini tidak hanya terjadi kepada masyarakat umum, tetapi juga para aparat penegak kedisiplinan protokol kesehatan dan juga tenaga kesehatan.

Di jalanan mulia banyak terlihat orang-orang yang tidak mengenakan masker.  Kerumuman orang pun mulai tidak dilakukan.  Bahkan tidak sampai sepekan sejak diumumkan bahwa daerah kami telah 0 kasus Covid 19, beberapa tenaga kesehatan mengadakan gathering untuk refreshing katanya.

Berbagai macam alasan yang mereka sampaikan, salah satunya adalah ini hak mereka.  Kita hidup di negara demokrasi, hak asasi kami dilindungi.  Hak asasi setiap warga negara memang dilindungi, harus diingat bahwa warga negara tidak hanya satu orang, tetapi banyak.  Sebagian warga negara memang mempunyai hak untuk tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik, seperti halnya juga mereka berhak untuk tidak menerima Vaksin Covid 19.  Ingat, ada juga warga negara lain yang berhak untuk dapat hidup sehat dan memelihara kesehatannya.  Jumlah warga yang ingin tetap sehat tentunya lebih banyak.  Pada kondisi seperti inilah negara hadir dengan mengeluarkan peraturan dan menegakkan aturan tersebut untuk menjaga dan memelihara kesehatan warga negara lain yang jumlahnya (tentu) lebih banyak.

Ingat, setiap kita memang memiliki hak asasi.  Hak asasi tersebut dibatasi oleh hak asasi orang lain, sehingga pemerintah wajib hadir untuk mengatur hal tersebut.

DALANG

Karya : SY Adillah M (12 Februari 2020)


Tak semua perih harus disuarakan dengan lirih
Tak semua amarah harus disuarakan dengan jeritan
Dan tak semua kekecewaan harus disuarakan dengan bentakan

Saya belajar banyak dari segala persakitan
Jatuh dan terluka itu wajar
Merasa tak berdaya dan tak berharga itu wajar
Patah lalu enggan tumbuh juga wajar
Yang tak wajar itu rasa bencinya
Rasa ingin menyalahkan waktu dan keadaanya.

Tak perlu kau kejar semuanya
Tak perlu kau gapai segalanya
Hidup ini bukan ajang pameran
Atau pentas pertunjukan.

Hidup ini perjalanan panjang
Kita bukan lukisan di sebuah pameran kesenian
Juga bukan dalang dalam sebuah pewayangan
Kita hanya lakon dalam sebuah pementasan, serta tuhan yang berperan sebagai dalang.

Kita patuh dalam skenario ciptaannya
Kita hanya menjalani alurnya saja
Setelah pagelaran panjang yang melelahkan
Saat lampu lampu sorot dipadamkan
Kita kembali diletakkan di tempat yang aman
Dirawat dengan penuh kasih sayang

Kita hanya pewayangan, lalu apa yang ingin kita sombongkan?

Berhenti hidup hanya untuk balas dendam
Belajarlah untuk memaafkan.
Tak ada yang salah dengan hal itu.
Kasihanilah hatimu, dia lelah menanggung luka yang justru kau pelihara dengan sukarela.

Maafkanlah,
Lepaskan dendam mu
Biarkan lukamu sembuh dengan sendirinya.


Sabtu, 05 Februari 2022

IBU

Karya : Dewi Mustika Sari (8 Mei 2010)


Kau pahlawan dalam hidupku
Kau korbankan jiwa dan ragamu
Demi kehidupanku
Kau bekerja siang dan malam
Demi masa depanku

Kau relakan harta dan bendamu
Demi kesehatan dan pendidikanku
Doa dan restumu
Adalah doa dan restu
Illahi ya rabbi

Surga ada di bawah telapak kakimu
Kasih dan sayangmu
Selalu menemani setiap langkahku

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...