Kegiatan ini telah aku mulai sejak pertengahan tahun 2020. Kegiatan yang didasari upaya pemanfaatan limbah yang terbuang-buang. Sebuah keinginan memanfaatkan limbah RPH, tetapi menggunakan tenaga kerja yang tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu menyita waktu untuk mengelolanya. Muncullah sebuah ide, yaitu Budidaya Cacing. Budidaya cacing menurutku, tak terlalu menyita waktu dan tenaga. Cacing hanya diberikan limbah RPH sebagai sumber makanan, dan selanjutnya kita menunggu cacing berproses sehingga dihasilkan kompos yang disebut kascing atau vermicompost.
Budidaya cacing ini aku mulai dengan menggunakan cacing lokal yang dikumpulkan di parit-parit sekitar RPH. Penggunaan cacing ini ternyata tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Aku kemudian memesan cacing African Night Crawler (ANC) dari Samarinda, tetapi karena pengiriman yang kurang sesuai, cacing-cacing yang kupesan mati. Aku masih belum mau menyerah, maka aku pesan telur cacing Lumbricus rubellus sebanyak 250 butir dari daerah Sumedang.
Telur cacing aku coba tempatkan di media yang terus terang tidak terlalu sesuai media budidaya yang dicontohkan pada metode budidaya para peternak cacing di Jawa. Menurutku prinsip media budidaya cacing adalah mempunyai kelembaban yang sesuai dan tersedia bahan organik yang cukup sebagai sumber makanan cacing. setelah menunggu waktu sekitar 2 bulan, mulai terlihat cacing-cacing kecil sebagai tanda bahwa telur-telur cacing telah menetas.
Populasi cacing Lumbricus rubellus yang aku pelihara secara perlahan terus mengalami peningkatan. Budidaya cacing yang semula hanya menggunakan 1 wadah budidaya sekarang telah meningkat menjadi 4 wadah budidaya. Selama itu pula aku terus melakukan eksperimen menggunakan berbagai limbah RPH sebagai sumber makanan cacing. Aku ingin menemukan jenis limbah RPH yang paling sesuai untuk digunakan sebagai sumber makanan cacing.
Beberapa kali kompos atau kascing telah dihasilkan. Selama 1,5 tahun melakukan budidaya cacing mungkin telah dihasilkan lebih 2 karung (karung beras 25 kg). Kompos tersebut aku bagikan kepada teman-teman secara percuma.
Hari ini aku ingin lebih serius dalam melakukan budidaya cacing. Kompos (vermicompost) yang dihasilkan dari budidaya cacing ini aku saring menggunakan pengayak setelah kondisinya cukup kering sehingga dihasilkan vermicompost dengan ukuran partikel yang cukup seragam. Vermicompost tersebut kemudian dikemas dalam wadah plastik. Kemasan vermicompost ini masih telah aku bagikan ke beberapa teman untuk mendapatkan masukan perihal harga yang sesuai. Sebenarnya aku telah melakukan survei harga vermicompost di toko online, tetapi aku tetap memerlukan informasi harga yang sesuai untuk masyarakat Berau.
Mulai hari ini juga aku akan lebih serius melakukan usaha ini. Aku tak ini budidaya ini dilakukan secara asal-asalam. Aku berharap langkah awal ini dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Aku juga berharap bahwa budidaya ini akan menjadi pengisi waktuku, syukur-syukur hingga saat aku pensiun nanti.
Kereeeeen Pak...lanjutkan. Insyaallah klo sudah diberau...mau belajar...👍
BalasHapusTerima kasih ... kami masih terus belajar agar populasi cacing bertambah sehingga produksi vermicompost lebih baik
Hapus