Sabtu, 25 September 2021

DIKENCENGI KOK MALAH NAIK

"Serba salah release dikencengi kok malah naik, release agak kendor malah ke bawah betul". 

Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh seorang pemanah dalam suatu latihan.  Apa yang membuat dia mengucapkan kalimat tersebut?  Jadi, kalimat tersebut terucap sebagai akibat perkenaan anak panah di target yang tidak rapi, tidak grouping seperti yang diharapkan.  Tidak ada yang salah dengan kalimat yang diucapkan oleh pemanah tersebut, karena yang salah adalah Si Pemanah.  Kenapa justru Si Pemanah yang salah?  Uraian berikut ini, saya akan berusaha menguraikan permasalahan tersebut dalam bahasa saya yang tidak mempunyai ilmu kepelatihan cabang olah raga panahan.

Panahan adalah olah raga repetisi

Pemenang lomba dalam cabang olah raga panahan ditentukan oleh nilai (score).  Pemanah dengan score tertinggi maka dia berhak untuk menjadi pemenang.  Setiap pemanah dalam suatu perlombaan menembakkan 36 anak panah di babak kualifikasi dan 9 - 15 anak panah di babak eliminasi.  Score tertinggi yang dapat diraih oleh 1 anak panah adalah 10, jadi di babak kualifikasi, pemanah dengan nilai yang paling dekat dengan score 360 maka dialah yang akan menjadi juara.

Apa susahnya mendapatkan score 360?  Score tersebut diperoleh dari hasil tembakan 36 anak panah dimana setiap anak panah mempunyai nilai 10.  Berarti pemanah harus mengulang hal yang sama sebanyak 36 kali sama persis sehingga hasil yang diperoleh juga sama.  Inilah yang saya sebut sebagai olah raga repetisi, semakin kita dapat melakukan hal sama berulang-ulang maka semakin baik atau semakin tinggi score yang akan diperoleh.

Konsistensi dalam Teknik Memanah

Kita dapat mengulang tembakan dengan cara yang sama persis jika teknik memanah kita konsisten atau ajeg (= bahasa Jawa).  Alat pada nomor lomba ronde nasional (standar bow), recurve, atau compound mempunyai asesoris yang akan mendukung agar tembakan selalu sama pada setiap anak panah yang dilepaskan.  Jadi, hal selanjutnya harus diperhatikan adalah teknik memanah dari si pemanah.

Pemanah harus selalu membidik pada titik bidik yang sama dan melepas anak panah dengan teknik yang selalu sama.  Jadi, jika ada pemanah yang mengatakan, "Release dikencengi kok malah naik, release agak dikendori kok malah turun betul" maka dapat dipastikan teknik memanah dari pemanah tersebut bermasalah.

Memanah dengan teknik yang konsisten artinya setiap anak panah yang dilepas dengan teknik yang sama persis.  Release tidak boleh kadang kendor dan kadang kenceng.  Saya justru menyarankan alangkah baiknya setiap anak panah dilepas dengan release yang kencang dan tegas.

Permasalahannya, banyak pemanah yang terlalu memperhatikan perkenaan anak panah dan hal itulah yang mempengaruhi konsisten teknik.  Perkenaan anak panah adalah akibat bukan sebab.  Jadi, jika anak panah tidak mengenai sasaran yang diharapkan itu adalah akibat, penyebabnya ada di pemanah atau alat.  Jika kita melepaskan 6 anak panah dan ke-6 anak panah tersebut grouping di satu tempat, walau bukan di sasaran yang kita kehendaki, berarti masalah bukan di pemanah.  Teknik memanah si pemanah telah baik, konsistensi teknik cukup baik, dan masalah berada di alat.  Nah ... saat itulah alat kita sesuaikan, biasanya dengan menyesuaikan posisi sight (visir) pada busur.

Kesimpulan

Panahan adalah olah raga repetisi yang mengulang hal sama lebih dari 15 kali. Pengulangan tersebut memerlukan teknik memanah yang konsisten untuk memperoleh hasil tembakan yang selalu sama. Perkenaan anak panah adalah akibat dari teknik memanah kita yang baik dan konsisten. Jadi, jika ingin menjadi pemanah yang baik maka berlatihlah untuk memperoleh teknik memanah yang baik dan benar serta konsisten dalam setiap tembakan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...