Jumat, 17 September 2021

AYAM HILANG, SIAPA YANG SALAH?

Bertugas di rumah potong hewan memang memerlukan kesabaran.  Kesabaran tidak hanya saat menghadapi perilaku staf yang bermacam-macam, tetapi juga perilaku para pelaku usaha yang memanfaatkan fasilitas RPH.  Menghadapi perilaku staf mungkin agak lebih mudah.  Di saat mereke bermasalah, kita cukup mengingatkan tentang peraturan-peraturan terkait tugas dan kewajiban staf tersebut, sehingga diharapkan dia akan dapat memperbaiki diri.  Berbeda jika menghadapi masalah dengan para pelaku usaha yang memanfaatkan fasilitas RPH.

Pelaku usaha pemotongan hewan biasanya merasa bahwa mereka harus mendapatkan pelayanan yang terbaik.  Mungkin mereka menggunakan slogan “Pembeli adalah Raja”.  Mereka telah membayar retribusi RPH jadi mereka berhak untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik.  Itu adalah hal yang lumrah.  Mereka belum memahami atau mungkin lupa bahwa retribusi yang mereka bayar sebenarnya tidaknya untuk seluruh pelayanan seperti yang mereka harapkan.  Mereka belum tahu bahwa retribusi yang mereka bayar adalah retribusi untuk pelayanan pemotongan hewan, sedang pelayanan yang lain belum dikenakan retribusi.

Terkait dengan pelaku usaha, beberapa kali kami mendapatkan laporan kehilangan ayam oleh pelaku usaha pemotongan ayam.  Setidaknya lebih dari 2 kali kami menerima laporan tersebut dan segera menindaklanjuti laporan tersebut.  Kami segera memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) untuk melihat kondisi tempat kejadian.  Kami pun mengundang pihak pelapor untuk bersama melihat rekaman tersebut sehingga tidak perlu lagi menceritakan peristiwanya.  Tetapi 2 kali kami mengajak pelaku usaha tersebut untuk bersama melihat rekaman CCTV, 2 kali juga yang bersangkutan tidak hadir.

Hasil 2 kali pengamatan rekaman CCTV yang biasanya dimulai dari sekitar pukul 21.00 WITA hingga pukul 01.30 WITA.  Tidak terlihat hal-hal yang cukup mencurigakan.  Orang-orang yang keluar masuk kompleks RPH memang orang-orang yang biasa beraktifitas di sekitar kompleks RPH.  Mereka yang dimaksud adalah petugas RPH dan penjaga ternak yang biasa berada di kompleks RPH, kendaraan pembawa ternak ayam yang mulai beraktifitas mengantar ayam pedaging sekitar pukul 21.00 WITA, serta anggota pelaku usaha pemotongan unggas yang bertugas menyembelih ayam dan mencabut bulunya.

Ayam Kok Bisa Hilang?

Tidak ada orang atau aktifitas mencurigakan yang dapat dihubungkan dengan kasus kehilangan ayam.  Jadi, gimana ayam bisa hilang bahkan hingga lebih dari 20 ekor?  Saya lebih suka ayam tidak hilang, tetapi jumlah ayam kurang dari jumlah yang sebenarnya.  Hal ini sebenarnya banyak hal yang menjadi sebabnya.  Mari kita coba merunut proses dari awal hingga ayam yang telah disembelih berada di pasar.  Setidaknya terdapat 4 titik yang memungkinkan jumlah ayam tidak sesuai dengan yang tercatat.

1.  Proses Pertama Mengambil Ayam dari Kandang

Jumlah ayam yang dimasukkan ke dalam kendaraan pengangkut memang sudah tidak sesuai dari catatan sejak awal ayam diambil dari kandang peternak.  Kondisi ini dapat karena disengaja atau juga tidak disengaja.  Anak kandang secara tidak sengaja membuat kesalahan dalam menghitung jumlah ayam yang dimasukkan ke dalam mobil.  Pada kondisi seperti ini, harusnya selisih yang terjadi tidak terlalu banyak, kemungkinan kurang dari 5 ekor ayam.

Tindakan yang disengaja adalah  pihak anak kandang sengaja mengurangi jumlah ayam yang dimasukkan ke dalam mobil pengangkut dengan niat untuk mencari untung.  Si Anak Kandang tersebut mungkin dapat menawarkan atau menjual ayam tersebut ke pihak lain tanpa sepengetahuan pemilik kandang.

2.  Kendaraan Pengangkut

Kendaraan pengangkut keluar dari kandang peternak dengan jumlah ayam yang sesuai dengan yang dipesan dan sesuai juga dengan yang dikeluarkan oleh anak kandang.  Ternak ayam tersebut kemudian dibawa ke tempat pemotongan (RPH) untuk terlebih dahulu diturunkan atau dimasukkan ke dalam kandang sebelum disembelih beberapa jam kemudian.  Jumlah ayam yang diturunkan dan dimasukkan ke dalam kandang kemungkinan akan berkurang.  Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kematian ayam karena stress oleh proses penanganan sejak dari keluar kandang, di perjalanan, hingga akhirnya masuk kandang lagi di RPH.  Kondisi ini biasanya menyebabkan kekurangan ayam tidaklah terlalu banyak, mungkin kurang dari 5 ekor.

Kondisi yang mencurigakan jika jumlah ayam kurang hingga lebih dari 10 ekor.  Jumlah ayam dari kandang peternak telah sesuai dengan catatan, tetapi kemudian jumlah ayam yang diturunkan dan dimasukkan ke kandang di RPH tidak sesuai dengan catatan.  Ayam bisa jadi diturunkan atau akan diturunkan oleh pembawa mobil di tempat lain di luar tempat yang seharusnya.

3.  Kandang di RPH

Jumlah ayam yang telah disimpan di RPH mungkin dapat berkurang karena adanya kematian ayam dari sejak ayam datang hingga saat ayam akan disembelih.  Jumlah pengurangan ini seharusnya tidak terlalu banyak jika disebabkan oleh kematian ayam di kandang (kurang dari 5 ekor).  Apabila terjadi ayam berkurang hingga lebih dari 10 ekor, aktifitas ini tentu cukup mencurigakan, karena untuk membawa ayam sebanyak itu memerlukan wadah setidaknya karung untuk membawanya.  Penerima ayam tersebut (lebih dari 10 ekor) tentunya bukankan rumah tangga, tetapi juga pelaku usaha pedagang daging ayam.

4.  Petugas Pembawa Ayam Potong ke Pasar

Kemungkinan terakhir yang mungkin terjadi apabila jumlah ayam masih sesuai catatan sejak keluar dari kandang peternak hingga masuk ke kandang di RPH kemudian disembelih dan dicabut bulu oleh petugas di RPH adalah ayam berkurang di perjalanan menuju ke pasar.  Petugas yang mengangkut (anggota dari pelaku usaha) akan mengangkut ayam yang telah disembelih dan dicabut bulu ke pasar untuk dijual, tetapi di perjalanan petugas tersebut mungkin mampir ke penjual daging ayam yang berjualan di pinggir jalan dan menurunkan beberapa ekor ayam tersebut, sehingga jumlah ayam yang semestinya dibawa ke pasar berkurang.


Jadi, siapa yang dapat disalahkan untuk kejadian kasus ayam hilang.  Titik-titik yang memungkinkan ayam berkurang rasanya telah cukup jelas.  Alangkah lebih baik, mereka yang merasa jumlah ayamnya berkurang mencoba memeriksa titik-titik tersebut.  Pihak UPT RPH Berau telah berusaha menjaga keamanan lingkungan RPH, tetapi apabila kejadian ini disebabkan oleh pihak-pihak yang berada di dalam lingkungan pelaku usaha pemotongan unggas, tentunya pihak UPT RPH tidak dapat berbuat banyak.

Semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran untuk menemukan dan memecahkan permasalahan yang terjadi dengan solusi yang terbaik untuk semua pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN PERKARA GELAR

Karya :  SY Adillah M  (11 September 2023) berkuliah memang bukan suatu hal yang mewah tapi bagi beberapa orang, termasuk saya mampu merasak...